Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Januari 2012 -
Baca: Yeremia 3:14-25
"Sesungguhnya, bukit-bukit pengorbanan adalah tipu daya, yakni keramaian di atas bukit-bukit itu! Sesungguhnya, hanya pada Tuhan, Allah kita, ada keselamatan Israel!" Yeremia 3:23
Biasanya bukit-bukit dan gunung-gunung yang tinggi menjadi kebanggaan bangsa-bangsa; dan menurut pemikiran mereka apabila musuh datang menyerang, mereka akan lari secepatnya ke bukit atau gunung, dan apabila musuh telah tiada mereka akan kembali ke ladangnya untuk bekerja. Jadi bukit-bukit dan gunung-gunung menjadi harapan semua orang untuk berlindung dan menyelamatkan diri dari segala marabahaya.
Tetapi Yeremia menegaskan bahwa semua itu adalah tipu daya belaka dan sia-sia. Ada tertulis: "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!" (Amos 6:1). Bukankah masih banyak orang pergi ke gunung-gunung, gua-gua dan juga makam-makam untuk mencari pertolongan dan berkah. Kalau pun di situ mereka beroleh jawaban, itu hanyalah tipu muslihat Iblis, hanya sementara dan semu belaka, yang akhirnya akan datang membawanya kepada kehancuran. Memang manusia memiliki kecenderungan mengandalkan kekuatan diri sendiri dan bergantung pada sesuatu yang kelihatan. Bukit dan gunung-gunung yang kokoh dan tinggi menjulang bisa berbicara tentang uang yang ada di banak, emas, mobil dan aset-aset berharga yang kita miliki, dokter yang selalu kita andalkan, suami atau isteri, anak-anak atau juga sahabat. Betapa banyak 'gunung-gunung' mengelilingi kita untuk tempat kita berlindung dan berlari kepadanya ketika kesesakan datang. Nampaknya begitu kokoh dan bisa kita banggakan. Namun Wahyu 16:20 mengatakan, "Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung."
Demikianlah gunung-gunung pengharapan kita itu tidak kekal dan mudah lenyap. Ada sumber pertolongan yang jauh lebih hebat dari gunung-gunung yang tampak, yaitu Tuhan. Dialah satu-satunya penolong hidup kita. "Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal." (Ulangan 33:27a).
Lengan Tuhan yang kuat dan perkasalah yang menjadi sumber pertolongan kita, bukan bukit-bukit atau gunung-gunung!
Wednesday, January 25, 2012
Tuesday, January 24, 2012
KECEMASAN DI HARI TUA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Januari 2012 -
Baca: Mazmur 71:1-24
"Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis." Mazmur 71:9
Bertambah hari umur manusia tidak semakin berkurang, tapi makin bertambah. Pada saatnya kita akan menjadi tua: keriput, kekuatan tubuh berangsur-angsur merosot, menjadi lemah dan aktivitas pun sudah sangat terbatas. Tidak sedikit orang takut menjadi tua sehingga berbagai upaya dilakukan agar supaya tetap awet muda. Ada yang menempuh jalan operasi plastik (permak wajah) ke luar negeri dengan biaya yang selangit. Sebesar apa pun biaya yang harus dikeluarkan, ia rela, yang penting hasilnya memuaskan: tetap cantik dan awet muda.
Banyak orang dihinggapi rasa cemas dan kuatir ketika mereka menginjak masa tua. Mungkin karena anak-anaknya sudah tinggal jauh dari mereka, atau jika masih ada di dekatnya, ia merasa anaknya sudah tak membutuhkan dirinya lagi. Banyak sekali orang-orang tua yang harus menghabiskan sisa hidupnya di panti jompo: ada yang memang sudah tidak memiliki sanak famili alias sebatang kara, ada pula yang memang sengaja dititipkan oleh anak-anaknya karena mereka merasa kerepotan dan tidak sanggup merawat oleh karena sibuk.
Rasa cemas ini juga sempat menyerang Daud karena ia tahu benar bahwa tak mungkin seseorang tetap muda dan tetap perkasa. Namun pada akhirnya Daud yakin benar bahwa Tuhan tidak pernah meninggakan orang yang dikasihiNya. Ia mengerti benar bahwa satu-satunya tempat bersandar adalah Tuhan saja. Daud tak pernah berharap pada anak-anaknya, dia pun tidak takut ditinggalkan oleh anak-anaknya. Yang ia takutkan adalah bila ia ditinggalkan Tuhan. Ituah sebabnya Daud memohon, "Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis." (ayat nas). Dalam doanya Daud juga berkata, "Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji. Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib, karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat." (Mazmur 71:5-7).
Jangan cemas akan hari tua, sebab "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." Yesaya 46:4a
Baca: Mazmur 71:1-24
"Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis." Mazmur 71:9
Bertambah hari umur manusia tidak semakin berkurang, tapi makin bertambah. Pada saatnya kita akan menjadi tua: keriput, kekuatan tubuh berangsur-angsur merosot, menjadi lemah dan aktivitas pun sudah sangat terbatas. Tidak sedikit orang takut menjadi tua sehingga berbagai upaya dilakukan agar supaya tetap awet muda. Ada yang menempuh jalan operasi plastik (permak wajah) ke luar negeri dengan biaya yang selangit. Sebesar apa pun biaya yang harus dikeluarkan, ia rela, yang penting hasilnya memuaskan: tetap cantik dan awet muda.
Banyak orang dihinggapi rasa cemas dan kuatir ketika mereka menginjak masa tua. Mungkin karena anak-anaknya sudah tinggal jauh dari mereka, atau jika masih ada di dekatnya, ia merasa anaknya sudah tak membutuhkan dirinya lagi. Banyak sekali orang-orang tua yang harus menghabiskan sisa hidupnya di panti jompo: ada yang memang sudah tidak memiliki sanak famili alias sebatang kara, ada pula yang memang sengaja dititipkan oleh anak-anaknya karena mereka merasa kerepotan dan tidak sanggup merawat oleh karena sibuk.
Rasa cemas ini juga sempat menyerang Daud karena ia tahu benar bahwa tak mungkin seseorang tetap muda dan tetap perkasa. Namun pada akhirnya Daud yakin benar bahwa Tuhan tidak pernah meninggakan orang yang dikasihiNya. Ia mengerti benar bahwa satu-satunya tempat bersandar adalah Tuhan saja. Daud tak pernah berharap pada anak-anaknya, dia pun tidak takut ditinggalkan oleh anak-anaknya. Yang ia takutkan adalah bila ia ditinggalkan Tuhan. Ituah sebabnya Daud memohon, "Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis." (ayat nas). Dalam doanya Daud juga berkata, "Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji. Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib, karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat." (Mazmur 71:5-7).
Jangan cemas akan hari tua, sebab "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu." Yesaya 46:4a
Subscribe to:
Posts (Atom)