Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Januari 2012 -
Baca: Mazmur 36:1-13
"Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang." Mazmur 36:10
Tak bisa dibayangkan andai saja tidak ada sinar matahari pada waktu siang dan juga tidak ada bulan dan bintang-bintang di malam hari, sungguh kegelapan akan menyelimuti bumi ini.
Tuhan tahu benar, tak ada gunanya menciptakan manusia dan makhluk-makhluk lain apabila bumi masih diliputi kegelapan, karena bagaimana pun juga indahnya ciptaan Tuhan, manusia tak mungkin dapat melihat dan menikmatinya. Oleh sebab itu terang diciptakan terebih dahulu sebelum Ia menciptakan yang lainnya. Tuhan mengerti setiap kebutuhan kita, tetapi Dia mengerti bahwa yang utama dibutuhkan oleh manusia dan segala makhluk adalah terang. Hal inilah yang menyadarkan Daud bahwa Tuhan adalah sumber hayat dan terang bagi kehidupan manusia. Jadi kehidupan tanpa Tuhan berarti mati dan gelap. Manusia akan hidup dalam kegelapan jika mereka jauh meninggalkan Tuhan. Sebaliknya jika kita tetap tinggal di dalam Tuhan kegelapan tak akan menguasai hidup kita. Ada tertulis: "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes 1:4-5).
Ketika kita berada di dalam situasi yang gelap, mungkin karena listrik padam dan sebagainya, kita pasti akan mengalami kepanikan dan kita akan berusaha untuk mencari lampu, senter atau lilin; kita tidak membutuhkan barang-barang berharga lainnya. Demikian juga apabila saat ini hati kita sedang mengalami kegelapan, segeralah undang Tuhan Yesus yang adalah Terang dunia itu masuk ke dalam hati kita, maka kegelapan pasti akan lenyap. Sebagai anak-anak Tuhan kita telah dipanggil dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib. Dikatakan, "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang." (Efesus 5:8). Setelah kita memiliki 'Terang' itu maka kita harus benar-benar berpisah dengan gelap. Jangan lagi hidup dalam kegelapan, tetapi kita harus berjalan di dalam terang Tuhan, "karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," (Efesus 5:9).
Bagaimana pun juga gelapnya keadaan hidup kita, apabila kita mau menerima Tuhan Yesus sebagai Terang dunia, maka kegelapan itu akan lenyap dan kita akan melihat terang kemuliaanNya dinyatakan atas kita!
Wednesday, January 18, 2012
Tuesday, January 17, 2012
TUHAN ITU BUKIT BATU KITA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2012 -
Baca: Mazmur 104:1-35
"Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan;" Mazmur 104:10-11
Kasih Tuhan itu tak terhingga, tak terukur dan tak terduga dalamnya. KasihNya tak hanya Ia curahkan kepada manusia, diperhatikan pula ciptaanNya yang lain. Tuhan sangat memperhatikan hewan-hewan, dipeliharanya dan disediakan pula segala kebutuhannya.
Terhadap hewan-hewan Tuhan menaruh hikmat untuk melindungi diri terhadap bahaya yang mengancam dan juga musuh yang selalu memangsa seperti tertulis: "pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu," (Amsal 30:26). Pemazmur juga menyatakan bahwa "gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk." (Mazmur 104:18). Pelanduk adalah binatang yang sangat lemah tapi cerdas, ia membuat rumahnya di bukit-bukit batu untuk menyelamatkan diri dan menghindari terkaman binatang buas. Manusia juga seharusnya selalu sadar dan mengerti bahwa dirinya sangat lembah sehingga memudahkan Iblis untuk menerkam dan memangsanya. Karena itu kita juga harus belajar seperti pelanduk, yang membuat rumah di bukit batu yang teguh yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jika pelanduk dikejar oleh binatang buas segeralah ia berlari dan berlindung masuk ke dalam celah-celah bukit batu itu, sehingga binatang yang besar itu tak mungkin dapat memasuki lubang si pelanduk.
Alkitab menyatakan, "...si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Tidak ada jalan lain selain kita harus berindung di 'Bukit Batu' yaitu 'Batu Karang Keselamatan' Yesus Kristus. Walaupun badai keras menerpa kehidupan kita, apabila kita berlindung padaNya, maka aman dan tenanglah kita. Sebesar apa pun badai yang menyerang kehidupan kita, kalau kita berlindung pada 'Bukit Batu' yaitu Tuhan Yesus Kristus, pastilah Dia sanggup meredakannya.
Karena itu serahkan semua beban dan persoalan hidup ini ke dalam tangan Tuhan yang Mahakuasa dan jangan pernah ragu akan Dia. Bukankah semesta alam ini tunduk kepada perintahNya?
"Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku." Mazmur 31:4
Baca: Mazmur 104:1-35
"Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan;" Mazmur 104:10-11
Kasih Tuhan itu tak terhingga, tak terukur dan tak terduga dalamnya. KasihNya tak hanya Ia curahkan kepada manusia, diperhatikan pula ciptaanNya yang lain. Tuhan sangat memperhatikan hewan-hewan, dipeliharanya dan disediakan pula segala kebutuhannya.
Terhadap hewan-hewan Tuhan menaruh hikmat untuk melindungi diri terhadap bahaya yang mengancam dan juga musuh yang selalu memangsa seperti tertulis: "pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu," (Amsal 30:26). Pemazmur juga menyatakan bahwa "gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk." (Mazmur 104:18). Pelanduk adalah binatang yang sangat lemah tapi cerdas, ia membuat rumahnya di bukit-bukit batu untuk menyelamatkan diri dan menghindari terkaman binatang buas. Manusia juga seharusnya selalu sadar dan mengerti bahwa dirinya sangat lembah sehingga memudahkan Iblis untuk menerkam dan memangsanya. Karena itu kita juga harus belajar seperti pelanduk, yang membuat rumah di bukit batu yang teguh yaitu Tuhan Yesus Kristus. Jika pelanduk dikejar oleh binatang buas segeralah ia berlari dan berlindung masuk ke dalam celah-celah bukit batu itu, sehingga binatang yang besar itu tak mungkin dapat memasuki lubang si pelanduk.
Alkitab menyatakan, "...si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Tidak ada jalan lain selain kita harus berindung di 'Bukit Batu' yaitu 'Batu Karang Keselamatan' Yesus Kristus. Walaupun badai keras menerpa kehidupan kita, apabila kita berlindung padaNya, maka aman dan tenanglah kita. Sebesar apa pun badai yang menyerang kehidupan kita, kalau kita berlindung pada 'Bukit Batu' yaitu Tuhan Yesus Kristus, pastilah Dia sanggup meredakannya.
Karena itu serahkan semua beban dan persoalan hidup ini ke dalam tangan Tuhan yang Mahakuasa dan jangan pernah ragu akan Dia. Bukankah semesta alam ini tunduk kepada perintahNya?
"Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku." Mazmur 31:4
Subscribe to:
Posts (Atom)