Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Januari 2012 -
Baca: Yakobus 4:1-10
"Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu." Yakobus 4:8a
Tuhan itu hanya sejauh doa, artinya Dia sangat dekat dengan kita. Tapi bila kita ingin mendekat kepada Tuhan agar Dia mendekat kepada kita, maka kita harus berusaha keras untuk mencari Dia. Ketika Azarya bin Obed dihinggapi Roh Tuhan ia segera menemui Asa, raja Yehuda: "Dengarlah kepadaku, Asa
dan seluruh Yehuda dan Benyamin! TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu
beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui
olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkan-Nya, kamu akan
ditinggalkan-Nya" (2 Tawarikh 15:2). Jadi untuk mendekat kepada Tuhan kita harus mencari Dia dengan sungguh-sungguh. Kedekatan seseorang dengan Tuhan akan menghasilkan sukacita yang luar biasa, sebab Dia akan memberikan apa yang kita inginkan. Daud berkata, "...bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." (Mazmur 37:4).
Daud memiliki hubungan yang sangat karib dengan Tuhan sehingga ia mengalami pengalaman-pengalaman yang luar biasa bersama Tuhan. Daud merasakan bahwa di setiap kesesakannya pertolongan Tuhan sangat terbukti. Karena itu Daud memberi nasihat, "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang." (Mazmur 37:5-6). Banyak sekali orang terlalu terpengaruh dengan masalah yang dialami dan juga persoalan-persoalan yang terjadi di sekitarnya, sehingga mereka kehilangan damai sejahtera dan sukacita. Akibatnya mereka mulai lupa untuk hidup dekat dengan Tuhan, malah kian menjauh dari Tuhan, dan semakin terbelenggu oleh rasa takut dan kuatir. Ingat! Barang siapa yang lengah akan menjadi sasaran empuk si Iblis yang selalu "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Iblis selalu masuk ke dalam hati seseorang dengan melepaskan panah ketakutan, kekuatiran dan ketidakpercayaan.
Dunia saat ini dipenuhi dengan ketakutan dan kadang-kadang orang Kristen pun merasa takut. Jujur kita akui, adalah mudah bagi kita terjatuh dalam perasaan takut karena seringkali pandangan mata kita selalu tertuju pada keadaan yang sedang terjadi.
Ketakutan akan lenyap bila kita segera mendekatkan diri kepada Tuhan!
Monday, January 9, 2012
Sunday, January 8, 2012
SIMON: Ketaatan di Tengah Kegagalan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Januari 2012 -
Baca: Lukas 5:1-11
"Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak." Lukas 5:6
Ketika seseorang berada dalam keadaan baik, normal dan tenang, tiada masalah dan pencobaan, mudah baginya untuk taat kepada Tuhan. Berbeda dengan orang-orang yang berada dalam kesulitan, terpuruk, kecewa, putus asa dan kesal hati, sulit rasanya untuk menjadi taat. Dalam keadaan yang demikian orang akan mudah tersinggung, dan sulit mengendalikan emosi dan menjadi marah.
Perasaan inilah yang sedang berkecamuk di hati Simon dalam bacaan hari ini. Ia dalam keadaan lelah yang luar biasa, kecewa dan putus asa karena sepanjang malam bekerja keras di tengah laut tapi tak seekor pun ikan diperoleh. Tuhan Yesus tahu apa yang dialami Simon, lalu "Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai... 'Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.'" (Lukas 5:3a, 4). Namun inilah reaksi Simon ketika diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala lagi: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Lukas 5:5). Sesungguhnya hati Simon sangat kesal sebab dia telah bekerja keras sepanjang malam tanpa hasil, tetapi tiba-tiba ia harus memenuhi keinginan Tuhan Yesus yang dirasa sangat tidak masuk akal. Bukankah Simon adalah seorang nelayan yang ulung? Pastilah dia sudah paham betul 'medan' nya dan kapan saat yang tepat untuk menjala ikan. Belum lagi ia harus mendengarkan Tuhan Yesus mengajar firman Tuhan di atas perahunya. Tak bisa dibayangkan betapa bergemuruhnya perasaan Simon waktu itu. Biasanya orang yang sedang kesal hati dan putus asa sulit untuk menerima firman Tuhan. Tapi Simon mencoba untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus kepadanya, "...karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Ketaatan Simon tidak pernah sia-sia; secara manusia itu tidak mungkin, tapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil. Tertulis: "Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak...lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam" (Lukas 5:6, 7b).
Karena taat, Simon mengalami mujizat dan diberkati Tuhan secara luar biasa!
Baca: Lukas 5:1-11
"Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak." Lukas 5:6
Ketika seseorang berada dalam keadaan baik, normal dan tenang, tiada masalah dan pencobaan, mudah baginya untuk taat kepada Tuhan. Berbeda dengan orang-orang yang berada dalam kesulitan, terpuruk, kecewa, putus asa dan kesal hati, sulit rasanya untuk menjadi taat. Dalam keadaan yang demikian orang akan mudah tersinggung, dan sulit mengendalikan emosi dan menjadi marah.
Perasaan inilah yang sedang berkecamuk di hati Simon dalam bacaan hari ini. Ia dalam keadaan lelah yang luar biasa, kecewa dan putus asa karena sepanjang malam bekerja keras di tengah laut tapi tak seekor pun ikan diperoleh. Tuhan Yesus tahu apa yang dialami Simon, lalu "Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai... 'Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.'" (Lukas 5:3a, 4). Namun inilah reaksi Simon ketika diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk bertolak ke tempat yang dalam dan menebarkan jala lagi: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." (Lukas 5:5). Sesungguhnya hati Simon sangat kesal sebab dia telah bekerja keras sepanjang malam tanpa hasil, tetapi tiba-tiba ia harus memenuhi keinginan Tuhan Yesus yang dirasa sangat tidak masuk akal. Bukankah Simon adalah seorang nelayan yang ulung? Pastilah dia sudah paham betul 'medan' nya dan kapan saat yang tepat untuk menjala ikan. Belum lagi ia harus mendengarkan Tuhan Yesus mengajar firman Tuhan di atas perahunya. Tak bisa dibayangkan betapa bergemuruhnya perasaan Simon waktu itu. Biasanya orang yang sedang kesal hati dan putus asa sulit untuk menerima firman Tuhan. Tapi Simon mencoba untuk melakukan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus kepadanya, "...karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Ketaatan Simon tidak pernah sia-sia; secara manusia itu tidak mungkin, tapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil. Tertulis: "Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak...lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam" (Lukas 5:6, 7b).
Karena taat, Simon mengalami mujizat dan diberkati Tuhan secara luar biasa!
Subscribe to:
Posts (Atom)