Tuesday, January 3, 2012

PENYANGKALAN DIRI: Ciri Pengikut Kristus!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Januari 2012 - 

Baca:  Markus 8:31-38

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  Markus 8:34

Sebagai anak-anak Tuhan  (pengikut Kristus)  kita haruslah mempunyai bukti identitas yang diakui oleh Tuhan Yesus, yaitu mengalami kelahiran baru yang dimeteraikan oleh Roh Kudus.  Selama ini masih banyak Kristen yang mengaku dirinya sudah lahir baru tetapi hidupnya masih belum menunjukkan perubahan atau tak mau mengubah pola hidupnya.  Mungkin kita sudah terlibat dalam pelayanan, bisa mengajar dan memberitakan Injil, serta berbagi kasih kesaksian pertolongan Tuhan dalam hidup kita kepada orang lain;  tapi bisa saja hidup kita belum menyenangkan hati Tuhan karena cara hidup kita tidak jauh berbeda dari orang-orang di luar Tuhan.

     Alkitab menasihatkan,  "Baikah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri;  maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  (Galatia 6:4).  Hidup kekristenan adalah hidup yang penuh penyangkalan diri.  Apabila tak ada penyertaan sepenuhnya kepada Tuhan sulit bagi kita menyangkal diri, karena dalam penyangkalan diri ada harga yang harus dibayar:  perasaan, gengsi, reputasi dan juga kerendahan hati.  Selama kita masih menuruti jalan pikiran sendiri sukar rasanya menyangkal diri dan memikul salib.  Mari teladani kehidupan Rasul Paulus yang berani berkata,  "Aku telah disalibkan dengan Kristus;  namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.  Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."  (Galatia 2:19b-20).

     Bila Kristus benar-benar hidup di dalam kita, kita tidak lagi punya keinginan untuk menonjolkan diri atau bermegah terhadap diri sendiri.  Yang harus menonjol dan bersinar dari dalam kita adalah Kristus saja.  Jadi  "...aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia."  (Galatia 6:14).  Karena itu kita pun tak berhak menentukan jalan hidup sendiri, serahkanlah kepada Yesus yang tahu mana yang terbaik bagi kita.  Kita harus tunduk sepenuhnya menurut kehendak Tuhan.

"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman.  Selidikilah dirimu!"  2 Korintus 13:5a, b

Monday, January 2, 2012

KUNCI KEKUATAN: Percaya Tuhan dan firmanNya!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Januari 2012 - 

Baca:  Habakuk 3:1-19

"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang."  Habakuk 3:17

Adalah tidak mudah bagi kita untuk melupakan peristiwa atau kejadian-kejadian dalam hidup kita, terutama apabila peristiwa atau kejadian tersebut sempat membuat hati kita kecewa, getir, takut dan gentar.  Menginjak hari kedua di tahun baru ini kita pun tak tahu lorong-lorong yang akan kita lalui dan jalani, serta peristiwa-peristiwa yang akan kita alami:  adalah lorong-lorong di depan kita itu lurus ataukah semakin terjal penuh dengan batu dan onak duri.  Meski demikian kita yang memiliki Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dalam hidup kita tetap dapat mengalami sukacita dan beroleh kekuatan walaupun kenyataan yang ada begitu mencemaskan dan mengkuatirkan.

     Hal inilah yang juga dialami Habakuk.  Ia menghadapi masa-masa sulit dan tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi ia tetap menguatkan hatinya di dalam Tuhan sehingga masih dapat berkata,  "...aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.  Allah Tuhanku itu kekuatanku:  Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku."  (Habakuk 3:18-19).  Ada satu rahasia yang membuat habakuk sanggup mengucapkan perkataan-perkataan iman di segala situasi yaitu  "...orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya."  (Habakuk 2:4).  Percaya kepada siapa?  Dalam Yohanes 1:12 dikatakan bahwa  "...semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya;"  Jadi,  "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."  (Yohanes 3:36).

     Untuk memperoleh kehidupan di dalam Tuhan Yesus kita harus percaya dan mempunyai keyakinan yang teguh akan Injil firmanNya seperti pernyataan Paulus ini,  "...aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Alah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,"  (Roma 1:16).

Yakinlah!  Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dan firmanNya tidak pernah ditinggalkan Tuhan dan aku kuat bertahan dalam menghadapi ujian!