Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Desember 2011 -
Baca: Amsal 21:1-31
"Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap
orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan." Amsal 21:5
Dalam Yeremia 17:7 dikatakan, "Diberkatilah orang yang mengandakan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!" Jadi hidup kekristenan haruslah hidup yang berserah kepada Tuhan dan senantiasa mengandakan Dia dalam segala hal. Namun demikian bukan berarti kita sebagai orang percaya boleh bersikap pasif, menunggu, masa bodoh dan tidak mau bekerja dan berusaha. Arti berserah dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal adalah memiliki keyakinan yang teguh bahwa Tuhan pasti turut campur tangan dalam segala hal melalui hidup kita. Yeremia juga menambahkan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan." (Yeremia 17:5). Karena itu kita harus tetap mengerjakan bagian kita, melakukan apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita, selebihnya adalah bagian dan wewenang Tuhan untuk mengerjakannya.
Tuhan telah menganugerahkan karunia dan talenta yang berbeda kepada setiap orang percaya yang harus dikobarkan dan dimaksimalkan dalam kehidupan nyata untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan. Jika kita menyadari anugerah Tuhan yang besar ini kita tidak akan menjadi orang Kristen yang malas dan ogah-ogahan, sebaliknya kita akan memiliki semangat yang tinggi, do our best dan rajin mengerjakan segala sesuatunya. Paulus menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,..." (Roma 12:11). Alkitab menulis betapa besar dampak dan manfaatnya jika kita rajin: "Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." (Amsal 10:4). Bukan itu saja. Kerajinan dalam diri seseorang akan membawanya memegang kekuasaan dan juga diberi kelimpahan. Namun sebaliknya, "...kemalasan mengakibatkan kerja paksa." (Amsal 12:24). dan "Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah." (Pengkotbah 10:18).
Tuhan menghendaki agar setiap orang percaya menjauhi kemalasan! Tuhan tidak suka terhadap orang Kristen yang malas! Jadilah orang Kristen yang rajin, karena kerajinan pasti akan selalu mendatangkan hal-hal yang positif. Adakah orang yang malas itu berhasil dalam hidupnya?
Orang yang rajin pasti akan mengalami keberhasilan dalam hidupnya, karena Tuhan senantiasa melimpahkan kasih dan kebaikanNya!
Thursday, December 29, 2011
Wednesday, December 28, 2011
SUDAH AKIL BALIG (ROHANI)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Desember 2011 -
Baca: Galatia 4:1-11
"Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;" Galatia 4:1
Kata akil balig artinya sudah dewasa. Alkitab menyatakan bahwa seseorang yang belum dewasa belum pantas menerima warisan. Namun setelah ia mengalami akil balig, maka hak ahli waris dapat diterimanya. Akil balig yang dimaksudkan oleh ayat nas di atas adalah akil balig rohani atau kedewasaan rohani. Inilah sasaran kehidupan orang percaya yaitu mencapai kedewasaan rohani seperti tertulis: "...sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus," (Efesus 4:13). Secara fisik setiap orang mengalami pertumbuhan, mulai dari balita, anak-anak, remaja, pemuda dan kemudian menjadi dewasa. Semakin bertambah usia seseorang bertambah kuat pula fisik atau jasmaninya, tapi tidak menjamin bahwa kerohaniannya juga bertambah kuat.
Seseorang bisa dikatakan telah dewasa rohaninya atau mengalami akil balig secara roh apabila ia tidak lagi "...hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." (Roma 8:9a). Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa jika seseorang bukan milik Kristus, baginya tidak mungkin hak waris diberikan. "Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." (Galatia 4:7). Kini kita adalah milik Kristus. "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Oleh karena itu tinggalkan segala perbuatan duniawi dan hiduplah menurut pimpinan Roh Kudus.
Seseorang yang dewasa rohani (akil balig secara rohani) pasti akan mengalami mujizat dari Tuhan dan menikmati penggenapan janji-janjiNya dalam hidupnya, dan untuk bisa bertumbuh dewasa kita tak lepas dari tuntunan Roh Kudus karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus (baca 1 Korintus 3:16); karena itu tunduklah pada pimpinan Roh Kudus.
Hanya orang yang sudah mengalami 'akil balig' lah yang semakin dipercaya oleh Tuhan dalam segala hal dan menjadi ahli warisNya!
Baca: Galatia 4:1-11
"Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;" Galatia 4:1
Kata akil balig artinya sudah dewasa. Alkitab menyatakan bahwa seseorang yang belum dewasa belum pantas menerima warisan. Namun setelah ia mengalami akil balig, maka hak ahli waris dapat diterimanya. Akil balig yang dimaksudkan oleh ayat nas di atas adalah akil balig rohani atau kedewasaan rohani. Inilah sasaran kehidupan orang percaya yaitu mencapai kedewasaan rohani seperti tertulis: "...sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus," (Efesus 4:13). Secara fisik setiap orang mengalami pertumbuhan, mulai dari balita, anak-anak, remaja, pemuda dan kemudian menjadi dewasa. Semakin bertambah usia seseorang bertambah kuat pula fisik atau jasmaninya, tapi tidak menjamin bahwa kerohaniannya juga bertambah kuat.
Seseorang bisa dikatakan telah dewasa rohaninya atau mengalami akil balig secara roh apabila ia tidak lagi "...hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." (Roma 8:9a). Firman Tuhan jelas menyatakan bahwa jika seseorang bukan milik Kristus, baginya tidak mungkin hak waris diberikan. "Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah." (Galatia 4:7). Kini kita adalah milik Kristus. "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Oleh karena itu tinggalkan segala perbuatan duniawi dan hiduplah menurut pimpinan Roh Kudus.
Seseorang yang dewasa rohani (akil balig secara rohani) pasti akan mengalami mujizat dari Tuhan dan menikmati penggenapan janji-janjiNya dalam hidupnya, dan untuk bisa bertumbuh dewasa kita tak lepas dari tuntunan Roh Kudus karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus (baca 1 Korintus 3:16); karena itu tunduklah pada pimpinan Roh Kudus.
Hanya orang yang sudah mengalami 'akil balig' lah yang semakin dipercaya oleh Tuhan dalam segala hal dan menjadi ahli warisNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)