Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Desember 2011 -
Baca: Yesaya 9:1-6
"Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar;
mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar." Yesaya 9:1
Natal telah tiba...Natal telah tiba...! Hari ini kita merasakan sukacita karena natal telah tiba. Kita juga melihat bagaimana antusias seluruh dunia menyambut datangnya natal dengan berbagai cara, mulai dari menghias pohon-pohon cemara lengkap dengan pernak-pernik, kerap-kerlip lampu dan hadiah-hadiah di bawahnya, baik itu di rumah, toko, plasa, gedung dan juga kantor. Kumandang lagu Malam Kudus kini bergema di mana-mana.
Apa makna kelahiran Yesus bagi dunia ini? Bagi nabi Yesaya, kelahiran Yesus berarti datangnya terang besar bagi bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Pada waktu itu bangsa Israel sedang berada di ambang kehancuran karena mereka di bawah penaklukan Asyur sebagai akibat dari dosa mereka sendiri. Alkitab sering memakai kata kegelapan untuk melambangan kejahatan, dosa, hukuman, kesukaran, ketidakpastian dan kematian. Sebaliknya, Akitab memakai kata terang sebagai lambang kehidupan kekal, keselamatan, pengampunan, sukacita, kebenaran dan segala sesuatu yang baik. Inilah yang dianugerahkan Tuhan, "...atasnya terang telah bersinar." Terang adalah keselamatan sempurna dari Allah melalui Pribadi Yesus Kristus. Seluruh umat manusia telah berdosa dan berada di bawah kuasa dosa, dan itu hanya akan membawa kita kepada kematian dan penghukuman kekal. Kini keselamatan sejati telah diberikan kepada kita. Di dalam diri Yesus, Allah telah melakukan tindakan penyelamatan yang konkrit. Dalam diri Yesus, Allah telah melenyapkan kegelapan dan menggantikannya dengan terang yang ajaib. Siapa terang ajaib itu? Tuhan Yesus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Dalam hal ini Yesus sedang menegaskan otoritas keilahianNya sekaligus tindakan penyelamatanNya bagi umat manusia.
Jadi, Yesus adalah Sumber Terang itu sendiri; Dia yang memberikan terang karena Ia telah mengalahkan kegelapan melalui kematian dan kebangkitanNya. Tertulis: "Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya." (Yohanes 1:4-5).
Yesus adalah hadiah terindah dari Sorga bagi umat manusia, karena di dalam Dia tidak ada lagi kegelapan, melainkan ada terang, pengharapan dan kehidupan kekal!
Sunday, December 25, 2011
Saturday, December 24, 2011
KEROHANIAN YANG SEMAKIN MEROSOT!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Desember 2011 -
Baca: 2 Tawarikh 12:1-16
"Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga, yang dipercayakannya kepada pemimpin-pemimpin bentara yang menjaga pintu istana raja." 2 Tawarikh 12:10
Raja Israel yang memerintah dalam sejarah ini adalah Rehabeam, seorang raja yang lupa diri. Ketika kerajaannya sangat kokoh dan kekuasaannya teguh, Rehabeam dan rakyatnya meninggalkan Tuhan, tidak lagi setia kepadaNya. Karena itu Tuhan membiarkan mereka berada di bawah tekanan raja asing: "...majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusaem-" (ayat 2).
Raja Sisak tidak hanya menyerang Yerusalem, tetapi juga "...merampas barang-barang perbendaharaan rumah Tuhan dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga perisai-perisai emas yang dibuat Salomo." (ayat 9). Ini menunjukkan bahwa raja Sisak sangat tidak menghargai rumah Tuhan sehingga dengan seenaknya mengambil peralatan-peralatan yang ada dalam rumah Tuhan. Tragisnya, si raja Israel sendiri (Rehabeam) menggantikan perisai-perisai emas buatan Salomo yang teah dirampas oleh Sisak itu dengan perisai-perisai yang terbuat dari tembaga. Artinya barang-barang perbendaharaan di rumah Tuhan mengalami kemerosotan secara kualitas (dari emas menjadi tembaga); dari barang berharga mahal menjadi sesuatu yang berharga murah. Bukankah tembaga itu logam yang mudah karatan, mudah rusak dan bahkan warnanya bisa menjadi hitam? Tak beda jauh dengan Sisak, Raja Rehabeam sangat meremehkan dan tidak menghormati apa yang Tuhan perintahkan, dan ini sangat menyedihkan hati Tuhan. Sebuah kesalahan yang sangat fatal!
Saat ini banyak orang Kristen yang tambah hari bukan tambah maju kerohaniannya, melainkan semakin merosot. Mereka tidak lagi menjadi orang Kristen yang berkualitas seperti emas, tapi hanya berkualitas tembaga. Hidup mereka tidak jauh berbeda dari orang-orang dunia sehingga tidak lagi bisa menjadi saksi yang baik bagi dunia. Hari-hari mereka disibukkan dengan mengejar perkara-perkara duniawi, Tuhan tidak lagi menjadi prioritas utama dalam hidup. Ibadah kini menjadi asal-asalan, rohnya tidak lagi menyala-nyala untuk Tuhan, jam-jam doa semakin terkikis berganti ketidaktaatan, kemalasan, dan kompromi dengan dunia.
Melaui renungan ini kita diingatkan: jangan sekali-kali menukar perkara-perkara kekal dengan hal-hal duniawi yang sementara ini. Jangan pernah sia-siakan pengorbanan darah Kristus yang mulia itu!
Baca: 2 Tawarikh 12:1-16
"Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga, yang dipercayakannya kepada pemimpin-pemimpin bentara yang menjaga pintu istana raja." 2 Tawarikh 12:10
Raja Israel yang memerintah dalam sejarah ini adalah Rehabeam, seorang raja yang lupa diri. Ketika kerajaannya sangat kokoh dan kekuasaannya teguh, Rehabeam dan rakyatnya meninggalkan Tuhan, tidak lagi setia kepadaNya. Karena itu Tuhan membiarkan mereka berada di bawah tekanan raja asing: "...majulah Sisak, raja Mesir, menyerang Yerusaem-" (ayat 2).
Raja Sisak tidak hanya menyerang Yerusalem, tetapi juga "...merampas barang-barang perbendaharaan rumah Tuhan dan barang-barang perbendaharaan rumah raja; semuanya dirampasnya. Ia merampas juga perisai-perisai emas yang dibuat Salomo." (ayat 9). Ini menunjukkan bahwa raja Sisak sangat tidak menghargai rumah Tuhan sehingga dengan seenaknya mengambil peralatan-peralatan yang ada dalam rumah Tuhan. Tragisnya, si raja Israel sendiri (Rehabeam) menggantikan perisai-perisai emas buatan Salomo yang teah dirampas oleh Sisak itu dengan perisai-perisai yang terbuat dari tembaga. Artinya barang-barang perbendaharaan di rumah Tuhan mengalami kemerosotan secara kualitas (dari emas menjadi tembaga); dari barang berharga mahal menjadi sesuatu yang berharga murah. Bukankah tembaga itu logam yang mudah karatan, mudah rusak dan bahkan warnanya bisa menjadi hitam? Tak beda jauh dengan Sisak, Raja Rehabeam sangat meremehkan dan tidak menghormati apa yang Tuhan perintahkan, dan ini sangat menyedihkan hati Tuhan. Sebuah kesalahan yang sangat fatal!
Saat ini banyak orang Kristen yang tambah hari bukan tambah maju kerohaniannya, melainkan semakin merosot. Mereka tidak lagi menjadi orang Kristen yang berkualitas seperti emas, tapi hanya berkualitas tembaga. Hidup mereka tidak jauh berbeda dari orang-orang dunia sehingga tidak lagi bisa menjadi saksi yang baik bagi dunia. Hari-hari mereka disibukkan dengan mengejar perkara-perkara duniawi, Tuhan tidak lagi menjadi prioritas utama dalam hidup. Ibadah kini menjadi asal-asalan, rohnya tidak lagi menyala-nyala untuk Tuhan, jam-jam doa semakin terkikis berganti ketidaktaatan, kemalasan, dan kompromi dengan dunia.
Melaui renungan ini kita diingatkan: jangan sekali-kali menukar perkara-perkara kekal dengan hal-hal duniawi yang sementara ini. Jangan pernah sia-siakan pengorbanan darah Kristus yang mulia itu!
Subscribe to:
Posts (Atom)