Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Desember 2011 -
Baca: Mazmur 130:1-8
"Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nantikan, dan aku mengharapkan firman-Nya." Mazmur 130:5
Selama menjadi seorang Kristen apakah Saudara memiliki kerinduan yang mendalam akan Tuhan seperti yang dirasakan oleh Daud? Daud sangat menanti-nantikan Tuhan, "...lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi." (ayat 6). Adakah hari-hari kita selalu dalam sikap menanti-nantikan Tuhan, ataukah sebaliknya kita menjalani hari dengan penuh kekecewaan dan sakit hati kepada Tuhan karena doa-doa kita belum juga dijawab oleh Tuhan, sehingga kita pun merasa bosan menanti-nantikanNya? Mungkin saat ini kita belum mengalami penggenapan janji Tuhan sepenuhnya, namun jangan pernah berhenti untuk berharap dan menanti-nantikan Dia, "Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersergera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3).
Sikap menanti-nantikan Tuhan adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya dan itu merupakan bagian dari ibadah kita. Menanti-nantikan Tuhan bukanlah sekedar saat kita membutuhkan pertolonganNya: menyembuhkan sakit yang kita derita, memulihkan ekonomi keluarga kita, memberikan jodoh yang tepat bagi kita dan sebagainya, tetapi kita menanti-nantikan Tuhan juga untuk kedatanganNya kali yang kedua untuk menjemput kita sebagai mempelaiNya. Dalam masa-masa penantian inilah kita harus hidup dalam ketaatan supaya ketika Tuhan datang kedapatan hidup kita tidak bercacat-cela. Menanti membutuhkan waktu tidak singkat, terkadang lama dan itu memerlukan ketekunan dan kesabaran. Tuhan pun sangat rindu untuk bertemu anak-anakNya seperti saat si bungsu kembali ke rumah, betapa "Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia." (Lukas 15:20c). Orang yang saling menanti-nantikan pasti memiiki kerinduan yang mendalam satu sama lain.
Apakah hati kita dipenuhi oleh kerinduan untuk bertemu Tuhan? Sedangkan Tuhan sendiri sangat rindu kepada anak-anakNya, bukan hanya ingin bertemu, tetapi lebih daripada itu: "...Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada." (Yohanes 14:3).
Biarlah waktu-waktu yang kita gunakan untuk membangun kekariban dengan Tuhan, dan tetap menanti-nantikan Dia dengan sabar! Jangan menyerah pada keadaan yang ada!
Tuesday, December 20, 2011
Monday, December 19, 2011
GENERASI BARU: Harus Tahu Hukum-Hukum Tuhan!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2011 -
Baca: Ulangan 4:1-40
"Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?" Ulangan 4:7
Perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian (Kanaan) melalui proses yang sangat panjang, melalui pengembaraan di padang gurun hampir selama 40 tahun. Pahit, getir, suka dan duka perjalanan telah dirasakan dan dialami oleh generasi pertama yang mengalami secara langsung bagaimana mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dan sebagian besar dari mereka (generasi tua) telah meninggal di padang gurun. Adapun generasi berikutnya dalah generasi baru yang tidak mengalami peristiwa-peristiwa itu secara langsung. Adalah perlu bagi mereka mengerti dan memahami betapa hebat dan dahsyatnya Tuhan yang menyertai bangsa Israel. Karena itulah Tuhan kembali mengutus Musa untuk mengadakan misi pengajaran bagi generasi baru dengan mengulang kembali ajaran-ajaran dan hukum-hukumNya bagi generasi baru.
Apa sebabnya Musa perlu menulis ulang pada kitab Ulangan ini? Karena generasi pertama yang keluar dari Mesir hampir habis meninggal di padang gurun dan kini generasi kedua yang akan masuk ke Tanah Perjanjian, sehingga banyak dari mereka tidak tahu asal usul peraturan dan hukum Tuhan yang diberikan untuk dilakukan. Contoh ayat nas di atas: Musa menegaskan bahwa tidak ada allah lain seperti Allah bangsa Israel yang begitu dekat dan mengasihi mereka. Musa juga mengingatkan bahwa antara bangsa Israel dan Tuhan ada ikatan perjanjian: "...Tuhan telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini." (ayat 20). Musa mendorong mereka untuk memperbarui komitmen mereka dalam memenuhi kewajibannya kepada Tuhan. Dikatakan, "Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian Tuhan, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh Tuhan, Allahmu, dilarang kauperbuat." (ayat 23).
Kunci kemenangan bangsa Israel adalah ketaatan, di mana pada saat itulah Tuhan akan menyatakan kuasa dan mujizatNya ke tengah-tengah mereka. Ini penting, terutama bagi Yosua yang hendak menerima tongkat estafet kepemimpinan dari Musa, yang pasti akan mengalami tekanan yang luar biasa karena pengalaman yang dimikinya tidak sebanding dengan Musa.
Namun jika Tuhan sendiri yang memilih Yosua, Dia pasti akan menyertai dan Dialah yang berperang untuknya. (Baca: Uangan 3:22)
Baca: Ulangan 4:1-40
"Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?" Ulangan 4:7
Perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian (Kanaan) melalui proses yang sangat panjang, melalui pengembaraan di padang gurun hampir selama 40 tahun. Pahit, getir, suka dan duka perjalanan telah dirasakan dan dialami oleh generasi pertama yang mengalami secara langsung bagaimana mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dan sebagian besar dari mereka (generasi tua) telah meninggal di padang gurun. Adapun generasi berikutnya dalah generasi baru yang tidak mengalami peristiwa-peristiwa itu secara langsung. Adalah perlu bagi mereka mengerti dan memahami betapa hebat dan dahsyatnya Tuhan yang menyertai bangsa Israel. Karena itulah Tuhan kembali mengutus Musa untuk mengadakan misi pengajaran bagi generasi baru dengan mengulang kembali ajaran-ajaran dan hukum-hukumNya bagi generasi baru.
Apa sebabnya Musa perlu menulis ulang pada kitab Ulangan ini? Karena generasi pertama yang keluar dari Mesir hampir habis meninggal di padang gurun dan kini generasi kedua yang akan masuk ke Tanah Perjanjian, sehingga banyak dari mereka tidak tahu asal usul peraturan dan hukum Tuhan yang diberikan untuk dilakukan. Contoh ayat nas di atas: Musa menegaskan bahwa tidak ada allah lain seperti Allah bangsa Israel yang begitu dekat dan mengasihi mereka. Musa juga mengingatkan bahwa antara bangsa Israel dan Tuhan ada ikatan perjanjian: "...Tuhan telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini." (ayat 20). Musa mendorong mereka untuk memperbarui komitmen mereka dalam memenuhi kewajibannya kepada Tuhan. Dikatakan, "Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian Tuhan, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh Tuhan, Allahmu, dilarang kauperbuat." (ayat 23).
Kunci kemenangan bangsa Israel adalah ketaatan, di mana pada saat itulah Tuhan akan menyatakan kuasa dan mujizatNya ke tengah-tengah mereka. Ini penting, terutama bagi Yosua yang hendak menerima tongkat estafet kepemimpinan dari Musa, yang pasti akan mengalami tekanan yang luar biasa karena pengalaman yang dimikinya tidak sebanding dengan Musa.
Namun jika Tuhan sendiri yang memilih Yosua, Dia pasti akan menyertai dan Dialah yang berperang untuknya. (Baca: Uangan 3:22)
Subscribe to:
Posts (Atom)