Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2011 -
Baca: Ulangan 4:1-40
"Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?" Ulangan 4:7
Perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian (Kanaan) melalui proses yang sangat panjang, melalui pengembaraan di padang gurun hampir selama 40 tahun. Pahit, getir, suka dan duka perjalanan telah dirasakan dan dialami oleh generasi pertama yang mengalami secara langsung bagaimana mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dan sebagian besar dari mereka (generasi tua) telah meninggal di padang gurun. Adapun generasi berikutnya dalah generasi baru yang tidak mengalami peristiwa-peristiwa itu secara langsung. Adalah perlu bagi mereka mengerti dan memahami betapa hebat dan dahsyatnya Tuhan yang menyertai bangsa Israel. Karena itulah Tuhan kembali mengutus Musa untuk mengadakan misi pengajaran bagi generasi baru dengan mengulang kembali ajaran-ajaran dan hukum-hukumNya bagi generasi baru.
Apa sebabnya Musa perlu menulis ulang pada kitab Ulangan ini? Karena generasi pertama yang keluar dari Mesir hampir habis meninggal di padang gurun dan kini generasi kedua yang akan masuk ke Tanah Perjanjian, sehingga banyak dari mereka tidak tahu asal usul peraturan dan hukum Tuhan yang diberikan untuk dilakukan. Contoh ayat nas di atas: Musa menegaskan bahwa tidak ada allah lain seperti Allah bangsa Israel yang begitu dekat dan mengasihi mereka. Musa juga mengingatkan bahwa antara bangsa Israel dan Tuhan ada ikatan perjanjian: "...Tuhan telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini." (ayat 20). Musa mendorong mereka untuk memperbarui komitmen mereka dalam memenuhi kewajibannya kepada Tuhan. Dikatakan, "Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian Tuhan, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang oleh Tuhan, Allahmu, dilarang kauperbuat." (ayat 23).
Kunci kemenangan bangsa Israel adalah ketaatan, di mana pada saat itulah Tuhan akan menyatakan kuasa dan mujizatNya ke tengah-tengah mereka. Ini penting, terutama bagi Yosua yang hendak menerima tongkat estafet kepemimpinan dari Musa, yang pasti akan mengalami tekanan yang luar biasa karena pengalaman yang dimikinya tidak sebanding dengan Musa.
Namun jika Tuhan sendiri yang memilih Yosua, Dia pasti akan menyertai dan Dialah yang berperang untuknya. (Baca: Uangan 3:22)
Monday, December 19, 2011
Sunday, December 18, 2011
PELAYAN TUHAN: Dipimpin oleh Roh Kudus!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Desember 2011 -
Baca: Roma 8:1-17
"Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah." Roma 8:8
Sebagai pengikut Kristus (Kristen) kita tidak lagi bisa hidup semaunya sendiri. Kita harus memiiki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galatia 5:24).
Renungan kemarin menyatakan bahwa seorang pelayan Tuhan harus memiliki reputasi yang baik, artinya hidupnya menjadi teladan bagi banyak orang. Tanpa keteladanan, hidup kita tidak akan bisa menjadi berkat bagi orang lain. Artinya kebaikan hati kita harus terihat dengan jelas melalui suatu tindakan nyata sebagaimana dinasihatkan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, "Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!" (Filipi 4:5). Adalah sia-sia jika kita mengaku bahwa diri kita sudah melayani Tuhan tapi kita masih mementingkan diri sendiri dan menutup mata terhadap orang-orang lemah di sekitar kita. Ingat, pelayan Tuhan adalah hamba dan seorang hamba tugasnya adalah melayani, bukan minta dilayani. Alkitab menyatakan, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendakah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26b-27). Jadi kerelaan kita dalam melayani dan menolong sesama benar-benar didasari oleh kasih Tuhan.
Yang pasti, seorang pelayan Tuhan yang dipenuhi oleh Roh Kudus hatinya selalu menyala-nyala untuk Tuhan dan senantiasa memuliakan nama Tuhan Yesus. Alkitab menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Ia pun tidak memuji dirinya sendiri atau berusaha mencari pujian dari orang lain, melainkan segala perbuatan atau kelakuannya yang baik itulah yang membuat orang lain memberi pujian kepadanya. Seorang yang hidupnya dipimpin Roh Kudus tidak lagi hidup dalam kegelapan, melainkan hidup dalam terang Tuhan, "karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," (Efesus 5:9), sehingga ada buah-buah roh dalam hidupnya (baca Galatia 5:22-23). Selalu ada dampak bagi orang yang disertai oleh Roh Kudus, yaitu hidupnya senantiasa berkemenangan dan apa saja yang diperbuatnya pasti berhasil. Jika saat ini kita berhasil dalam pelayanan jangan pernah berkata bahwa itu semua karena 'aku'.
Tanpa penyertaan Roh Kudus, kita tidak ada artinya apa-apa, karena itu kita harus mau dipimpin oleh Roh Kudus!
Baca: Roma 8:1-17
"Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah." Roma 8:8
Sebagai pengikut Kristus (Kristen) kita tidak lagi bisa hidup semaunya sendiri. Kita harus memiiki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan. "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya." (Galatia 5:24).
Renungan kemarin menyatakan bahwa seorang pelayan Tuhan harus memiliki reputasi yang baik, artinya hidupnya menjadi teladan bagi banyak orang. Tanpa keteladanan, hidup kita tidak akan bisa menjadi berkat bagi orang lain. Artinya kebaikan hati kita harus terihat dengan jelas melalui suatu tindakan nyata sebagaimana dinasihatkan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, "Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!" (Filipi 4:5). Adalah sia-sia jika kita mengaku bahwa diri kita sudah melayani Tuhan tapi kita masih mementingkan diri sendiri dan menutup mata terhadap orang-orang lemah di sekitar kita. Ingat, pelayan Tuhan adalah hamba dan seorang hamba tugasnya adalah melayani, bukan minta dilayani. Alkitab menyatakan, "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendakah ia menjadi hambamu;" (Matius 20:26b-27). Jadi kerelaan kita dalam melayani dan menolong sesama benar-benar didasari oleh kasih Tuhan.
Yang pasti, seorang pelayan Tuhan yang dipenuhi oleh Roh Kudus hatinya selalu menyala-nyala untuk Tuhan dan senantiasa memuliakan nama Tuhan Yesus. Alkitab menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11). Ia pun tidak memuji dirinya sendiri atau berusaha mencari pujian dari orang lain, melainkan segala perbuatan atau kelakuannya yang baik itulah yang membuat orang lain memberi pujian kepadanya. Seorang yang hidupnya dipimpin Roh Kudus tidak lagi hidup dalam kegelapan, melainkan hidup dalam terang Tuhan, "karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," (Efesus 5:9), sehingga ada buah-buah roh dalam hidupnya (baca Galatia 5:22-23). Selalu ada dampak bagi orang yang disertai oleh Roh Kudus, yaitu hidupnya senantiasa berkemenangan dan apa saja yang diperbuatnya pasti berhasil. Jika saat ini kita berhasil dalam pelayanan jangan pernah berkata bahwa itu semua karena 'aku'.
Tanpa penyertaan Roh Kudus, kita tidak ada artinya apa-apa, karena itu kita harus mau dipimpin oleh Roh Kudus!
Subscribe to:
Posts (Atom)