Thursday, December 15, 2011

TUNDUK KEPADA OTORITAS!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Desember 2011 - 

Baca:  Ibrani 13:1-25

"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya."  Ibrani 13:17a

Di zaman sekarang ini tidak mudah menemukan orang yang memiliki roh penundukan diri.  Sebaliknya banyak orang yang memiliki roh pemberontakan.  Memberontak berarti tidak tunduk pada otoritas, di mana hal ini pasti akan menimbulkan konflik, baik itu konflik antar sesama anggota dalam sebuah keluarga, organisasi, masyarakat, atau bahkan suatu negara.  Hari ini firman Tuhan mengingatkan agar setiap orang percaya memiliki roh penundukan diri.  Kata taatilah dalam ayat nas di atas menurut teks aslinya berarti menyesuaikan, mengalah dan menaati.  Sedangkan kata tunduklah berarti tunduk kepada otoritas.

     Tuhan menghendaki setiap orang percaya memiliki roh penundukan diri.  Tunduk kepada siapa?  Tunduk kepada Tuhan dan juga tunduk kepada pemimpin-pemimpin rohani kita.  Tidak sedikit orang Kristen yang tidak tunduk kepada pemimpin rohaninya, mereka malah suka mengkritik, membicarakan kelemahan dan kekurangan, serta meremehkannya.  Dalam Bilangan 12:1-16 dikisahkan bagaimana Miryam dan Harun memberontak kepada Musa.  Secara garis keluarga, Miryam adalah kakak dari Harun dan Musa, sedangkan Musa adalah yang paling kecil.  Tetapi di hadapan Tuhan, urutan otoritas adalah Musa, Harun dan Miryam.  Jadi Musa adalah pemegang otoritas tertinggi.  Karena tidak tunduk kepada otoritas, Miryam harus menanggung akibatnya, ia  "...kena kusta, putih seperti salju;"  (Bilangan 12:10a).  Tanda bahwa di dalam diri seseorang ada Roh Kudus adalah adanya roh penundukan diri:  anak-anak tunduk kepada orangtua, isteri tunduk kepada suami, kita tunduk pada pemimpin rohani, pemimpin rohani kepada gembala dan seterusnya.  Musa, sebelumnya adalah seorang yang keras dan pemarah, tetapi setelah mengalami proses penundukan diri dari Tuhan di padang gurun Midian selama 40 tahun, menjadi  "...seorang yang lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang ada di atas muka bumi."  (Bilangan 12:3).

     Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal penundukan diri;  Dia tunduk kepada kehendak Bapa, bahkan  "...dalam keadaan seperti manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:8).

Tanpa penundukan diri, di mata Tuhan kita bukanlah pribadi yang berkualitas!

Wednesday, December 14, 2011

PERLOMBAAN BAGI ORANG PERCAYA! (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Desember 2011 - 

Baca:  Ibrani 12:1-17

"...marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."  Ibrani 12:1

Saat ini kita sedang berlomba dalam pertandingan yang diwajibkan bagi kita, yaitu pertandingan iman.  Adapun tujuan dari perlombaan ini adalah untuk memperoleh mahkota kehidupan yang telah tersedia bagi kita.  Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, sebab tanpa persiapan dan latihan intensif kita tidak mungkin dapat bersaing dengan peserta lainnya.

     Kehidupan rohani pun ada latihannya yaitu latihan ibadah.  Tertulis:  "Latihlah dirimu beribadah.  ...itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang."  (1 Timotius 4:7b-8).  Oleh karena itu jangan menyepelekan ibadah, lakukan dengan sungguh-sungguh.  Seorang atlit yang sedang bertanding pasti kondisi fisiknya kuat dan sehat karena beroleh asupan makanan yang bergizi.  Firman Tuhan adalah makanan untuk  'manusia rohani'  kita.

     Supaya kita bisa menjadi juara, yaitu memenangkan perlombaan iman, kita harus:  1.  Mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan Yesus.  Ketika kita mulai berlari, arah pandangan kita harus lurus ke depan.  Pandang saja kepada Yesus!  Jika Tuhan yag memimpin kita dan memegang kendali hidup kita, langkah hidup kita pasti terarah dan kita akan berhasil melewati tantangan yang ada.  2.  Melupakan apa yang ada di belakang, seperti yang dilakukan oleh rasul Paulus:  "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari pada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."  (Filipi 3:13-14).  Jangan sekali-kali menoleh ke belakang supaya kita tetap bisa berkonsentrasi.  Kehidupan lama harus kita tinggalkan!  Kita harus mengenakan manusia yang baru karena di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru.  Segala beban dan dosa harus benar-benar kita tinggalkan karena itu dapat menghalangi langkah kita.  Letakkan semua beban dan dosa itu di bawah kaki Yesus.  3.  Memiliki ketekunan.  Tanpa ketekunan mustahil kita bisa meraih kemenangan!  Ketekunan memiliki arti melakukan dengan rajin dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakannya;  dengan setia melakukan kehendak Tuhan.

Mahkota kehidupan disediakan Tuhan bagi orang-orang percaya yang dapat menyelesaikan perlombaan imannya sampai akhir!