Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Desember 2011 -
Baca: 2 Korintus 12:1-10
"Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." 2 Korintus 12:9b
Setiap manusia pasti memiliki kelemahan-kelemahan, entah disadari atau tidak. Seringkali kita tidak mau mengakuinya dan merasa gengsi untuk mengatakan bahwa kita ini lemah. Kita menganggap diri kita kuat: "Aku sanggup melakukannya sendiri, aku tidak perlu orang lain. Aku berhasil oleh karena usaha dan kerja kerasku, bukan karena siapa-siapa!"
Awal pertama ketika mendapat panggilan dari Tuhan, nabi Yesaya mengalami perkara yang luar biasa, di mana Tuhan menyatakan kemuliaan atasnya dan melalui para malaikatNya Tuhan memperdengarkan suaraNya. Pada saat itulah Yesaya menyadari akan keberadaan dirinya di hadapan Tuhan: seseorang yang najis, lemah dan tidak layak. Lalu Tuhan berkata, "...kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni." (Yesaya 6:7). Untuk mengalami pemulihan dari Tuhan, kita harus dapat melihat siapa kita ini di hadapan Tuhan dan mau mendengar suaraNya. Banyak orang Kristen yang tidak peka akan suara Tuhan oleh karena mereka mengalami 'tuli rohani'. Hal ini disebabkan karena perhatiannya yang lebih besar terhadap perkara-perkara duniawi, terfokus pada kekuatan dan kepintaran manusia. Tuhan menghendaki setiap orang percaya mempunyai pendengaran yang peka terhadap suaraNya, karena dari mendengar suara Tuhan kita menyadari keberadaan kita dan langkah-langkah hidup kita akan terarah. Dan ketika kita sudah berjalan bersama dengan Tuhan, Ia akan mengubah kegagalan kita menjadi keberhasilan.
Mari belajar mengakui kelemahan-kelemahan kita. Terkadang masalah, pencobaan, kegagalan dan sebagainya dipakai Tuhan sebagai alat untuk membuat kita sadar akan keberadaan kita yang lemah dan terbatas ini sehingga kita belajar bergantung dan mengandalkan Dia. Rasul Paulus diijinkan Tuhan mengalami ujian dan tantangan, bahkan harus menghadapi 'duri dalam daging'. Tapi ia menyikapi setiap masalah yang ada dari sudut pandang yang berbeda. Mungkin bila kita berada dalam kondisi seperti Paulus kita akan banyak mengeluh dan memberontak kepada Tuhan. Tetapi rasul Paulus tidak bersikap demikian, ia justru mengakui kelemahannya dan menerima semua itu dengan senang dan rela, karena ia tahu justru dalam kelemahannya itu ia menjadi semakin kuat karena kuasa Tuhan dinyatakan atasnya.
Jangan sombong, belajarlah untuk mengakui kelemahan yang ada!
Monday, December 12, 2011
Sunday, December 11, 2011
MAKIN HARI MAKIN MENGERTI KEHENDAK TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Desember 2011 -
Baca: Efesus 5:1-21
"Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." Efesus 5:17
Menurut kamus Purwadarminta, bodoh sama artinya dengan bebal atau sukar mengerti. Siapa di antara kita yang mau disebut sebagai orang yang bodoh atau bebal? Nobody! Tuhan menghendaki agar setiap orang percaya makin hari makin mau maju dan makin dewasa rohaninya. Seseorang yang dewasa rohani pasti tidak akan bertindak seperti orang bebal (bodoh), melainkan seperti orang yang arif, sehingga kita mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan. Sekalipun sudah menjadi Kristen selama bertahun-tahun kita mungkin saja masih menyandang status sebagai orang yang bodoh apabila kita tidak mengerti kehendak Tuhan.
Tanda bahwa seseorang tidak mengerti kehendak Tuhan adalah ia lebih suka berjalan menurut kehendaknya sendiri dan hidup menurut keinginan dagingnya daripada tunduk pada tuntutan Tuhan. Dalam Amsal 3:5-7 dikatakan: "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan;" Bukankah seringkali kehendak dan keinginan kita membawa kita kepada kegagalan demi kegagalan? Namun seseorang dikatakan arif bila ia dalam menjalani hidupnya selalu berusaha untuk mengerti rencana dan kehendak Tuhan terlebih dahulu; dan itu harus melalui proses yang tidak mudah, akan ada banyak kendala dan benturan-benturan, tetapi janganlah kita putus asa dan menyerah di tengah jalan. Justru pada saat itulah Ia berkenan menurunkan Roh KudusNya untuk menuntun dan memberi kekuatan kepada kita. Seringkali apa yang Tuhan larang kita lakukan, sebaliknya apa yang Tuhan perintahkan justru tidak kita kerjakan karena kita tidak mengerti kehendak Tuhan.
Kematian Tuhan Yesus di kayu salib menanggung segala dosa kita ada tujuannya. Tuhan ingin kita hidup sebagai 'manusia baru', tidak lagi menjadi hamba dosa, dan memiliki hidup yang menyenangkan hatiNya. Bila kita mengikuti Tuhan hanya berorientasi pada materi atau hal-hal lahiriah saja, kelak kita bisa kecewa. Pengiringan kita kepada Tuhan hendaknya didasari oleh karena kasih kita kepada Tuhan dan rindu melakukan kehendakNya.
Mengerti kehendak Tuhan berarti kita tidak lagi hidup menurut kehendak sendiri, melainkan taat; dan berkat pasti tersedia bagi orang yang taat!
Baca: Efesus 5:1-21
"Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan." Efesus 5:17
Menurut kamus Purwadarminta, bodoh sama artinya dengan bebal atau sukar mengerti. Siapa di antara kita yang mau disebut sebagai orang yang bodoh atau bebal? Nobody! Tuhan menghendaki agar setiap orang percaya makin hari makin mau maju dan makin dewasa rohaninya. Seseorang yang dewasa rohani pasti tidak akan bertindak seperti orang bebal (bodoh), melainkan seperti orang yang arif, sehingga kita mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan. Sekalipun sudah menjadi Kristen selama bertahun-tahun kita mungkin saja masih menyandang status sebagai orang yang bodoh apabila kita tidak mengerti kehendak Tuhan.
Tanda bahwa seseorang tidak mengerti kehendak Tuhan adalah ia lebih suka berjalan menurut kehendaknya sendiri dan hidup menurut keinginan dagingnya daripada tunduk pada tuntutan Tuhan. Dalam Amsal 3:5-7 dikatakan: "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan;" Bukankah seringkali kehendak dan keinginan kita membawa kita kepada kegagalan demi kegagalan? Namun seseorang dikatakan arif bila ia dalam menjalani hidupnya selalu berusaha untuk mengerti rencana dan kehendak Tuhan terlebih dahulu; dan itu harus melalui proses yang tidak mudah, akan ada banyak kendala dan benturan-benturan, tetapi janganlah kita putus asa dan menyerah di tengah jalan. Justru pada saat itulah Ia berkenan menurunkan Roh KudusNya untuk menuntun dan memberi kekuatan kepada kita. Seringkali apa yang Tuhan larang kita lakukan, sebaliknya apa yang Tuhan perintahkan justru tidak kita kerjakan karena kita tidak mengerti kehendak Tuhan.
Kematian Tuhan Yesus di kayu salib menanggung segala dosa kita ada tujuannya. Tuhan ingin kita hidup sebagai 'manusia baru', tidak lagi menjadi hamba dosa, dan memiliki hidup yang menyenangkan hatiNya. Bila kita mengikuti Tuhan hanya berorientasi pada materi atau hal-hal lahiriah saja, kelak kita bisa kecewa. Pengiringan kita kepada Tuhan hendaknya didasari oleh karena kasih kita kepada Tuhan dan rindu melakukan kehendakNya.
Mengerti kehendak Tuhan berarti kita tidak lagi hidup menurut kehendak sendiri, melainkan taat; dan berkat pasti tersedia bagi orang yang taat!
Subscribe to:
Posts (Atom)