Saturday, December 10, 2011

IBLIS MUSUH UTAMA KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Desember 2011 - 

Baca: 2 Korintus 2:5-11

"supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya."  2 Korintus 2:11

Perjalanan hidup orang percaya adalah perjalanan yang tidak mudah, ada tantangan dan ujian.  Seringkali musuh mencoba menghadang dan menghancurkan setiap keinginan dan cita-cita yang ingin kita raih.  Siapa musuh kita?  Musuh kita bukanlah suami, isteri, mertua, rekan kerja, teman sekelas, tentangga sebelah rumah dan sebagainya.  Musuh kita bukanlah sesama manusia, tetapi si Iblis.  Iblis adalah musuh utama kita!  Karena itu, Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Korintus agar berhati-hati supaya musuh  (Iblis)  tidak beroleh keuntungan atas mereka.

     Dalam kehidupan sehari-hari, apakah Iblis beroleh keuntungan atas kita ataukah kerugian?  Seringkali banyak orang Kristen yang lebih memihak kepada Iblis:  hidup menurut keinginan daging, tidak bersungguh-sungguh dalam pelayanan, malas berdoa, yang kesemuanya itu memberi keuntungan kepada Iblis, padahal dia adalah musuh kita!  Sebaliknya Tuhan Yesus malah kita rugikan, padahal Dia sudah mengorbankan nyawaNya bagi kita.  Dia sudah menebus kita dari cara hidup yang sia-sia,  "...bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus..."  (1 Petrus 1:18-19).  Jangan biarkan Iblis mengambil keuntungan atas hidup kita!  Kita harus bisa mengalahkannya!

     Dengan berbagai cara Iblis berusaha untuk mempengaruhi manusia.  Ia bisa memberikan semua yang dibutuhkan oeh manusia:  harta kekayaan, kenaikan pangkat, popularitas, dan sebagainya.  Ingat!  Semua itu tidak gratis karena jiwa manusialah yang menjadi taruhannya.  Maka,  "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya."  (Markus 8:36).  Jadi, tidak ada sesuatu pun yang baik dalam diri Iblis!  Iblis sangat membenci manusia dan selalu mencari orang-orang yang dapat ditelannya  (baca  1 Petrus 5:8).  Iblis juga berusaha menabur hal-hal negatif kepada semua orang:  ketakutan, kebencian, kepahitan, kekhawatiran, ketakutan dan lain-lain, sehingga kita tidak lagi percaya akan kuasa Tuhan.  Orang yang sudah tertelan Iblis tidak akan merasa bersalah atau menyesal lagi jika ia melakukan perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan;  berbuat dosa menjadi hal yang biasa.  Ini pertanda bahwa pikiran orang itu sudah dibutakan oleh si Iblis dan Iblis telah diuntungkan dalam hal ini!

"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!"  Yakobus 4:7

Friday, December 9, 2011

MEMILIKI LOYALITAS TINGGI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Desember 2011 - 

Baca:  Roma 12:9-21 

"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  Roma 12:11

Saat ini gereja Tuhan berada di penghujung zaman, hari-hari akhir menjelang Tuhan Yesus datang yang ke-2.  Karena itu gereja Tuhan membutuhkan pelayan-pelayan yang rohnya selalu menyala-nyala bagi Tuhan dan memiliki loyalitas tinggi, bukan yang bermalas-malasan atau suam-suam kuku!  Alkitab dengan tegas menyatakan,  "...karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas aku memuntahkan engkau dari mulut-Ku."  (Wahyu 3:16).

     Memiliki loyalitas dan komitmen total adalah dua kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pelayan Tuhan, dan untuk memiliki kualitas-kualitas itu dibutuhkan usaha yang keras secara intensif.  Dengan kata lain, seseorang yang ingin menjadi pelayan Tuhan yang berhasil dan menjadi berkat bagi banyak orang harus mampu mengembangkan dirinya terus-menerus.  Ada tertulis:  "...mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia."  (2 Tawarikh 16:9a).  Kata bersungguh hati dalam Alkitab NKJV  (New King James Version)  diterjemahkan yang hatinya loyal.  Loyal berarti setia.  Dengan kata lain, Tuhan akan melimpahkan kekuatan dan kuasaNya itu hanya kepada orang-orang yang memiliki hati yang loyal atau setia kepada Tuhan.

     Di dalam loyalitas atau kesetiaan terkandung unsur bisa dipercaya, artinya mengerjakan tugas-tugas yang dipercayakan Tuhan dengan setia, tanpa merasa terpaksa, apalagi disertai keluh kesah dan persungutan.  Adalah mustahil kita disebut memiliki loyalitas, sementara kita tidak bisa dipercaya.  Jadi orang yang loyal bagi Tuhan selalu tulus dalam mengerjakan apa pun karena kepura-puraan tidak bisa mengiringi loyalitas.  Kita tidak akan loyal kepada Tuhan kalau kita memiliki hati yang pura-pura dalam pelayanan.  Selain itu, dalam diri orang yang mengku loyal kepada Tuhan akan dapat dilihat jelas besar kasihnya kepada Tuhan.  Seringkali kita berdoa meminta agar Tuhan melimpahkan kuasaNya kepada kita, baik dalam hal pelayanan atau dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar Tuhan memakai kita secara luar biasa, terjadi mujizat dan sebagainya.  Namun bila hati kita tidak loyal kepada Tuhan, jangan berharap kuasaNya dinyatakan atas kita!

Sebab yang Tuhan cari di bumi ini adalah orang-orang yang punya loyalitas kepadaNya.  Apakah itu ada dalam diri kita?