Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Desember 2011 -
Baca: 1 Timotius 4:1-16
"Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar." 1 Timotius 4:13
Mengajar jemaat untuk mendalami firman Tuhan adalah tugas yang tidak boleh diabaikan oleh para hamba Tuhan. Sampai saat ini masih banyak orang Kristen yang kurang menyadari betapa pentingnya pengajaran tentang firman Tuhan tersebut. Buktinya? Kelas-kelas pendalaman Alkitab atau kelas pelayanan sangat jarang dihadiri alias sepi peminatnya. Jemaat masih harus didorong-dorong! Berbeda bila ada KKR atau ibadah yang dihadiri oleh hamba Tuhan terkenal atau penyanyi beken, mereka berbondong-bondong hadir.
Karena pengajaran itu sangat penting, sampai-sampai Tuhan harus menunjuk para pengajar atau guru-guru untuk mendidik umatNya seperti tertulis: "Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus baik pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus," (Efesus 4:11-12). Pengajar atau guru adalah bagian penting di dalam gereja Tuhan. Karena itu jemaat harus turut terlibat dan mendukung kegiatan pengajaran yang kuat, jemaat Tuhan akan mudah "...diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan," (Efesus 4:14).
Agar jemaat Tuhan bertumbuh dengan baik perlu pengajaran yang benar. Terlebih lagi bagi jiwa baru yang baru bertobat perlu diberikan bimbingan. Banyak gereja yang gagal membangun jemaatnya mencapai pertumbuhan iman yang semakin dewasa karena mereka tidak memiliki kelengkapan seperti yang diinginkan firman Tuhan atau mengabaikan peranan guru. Peranan guru atau seorang yang memiliki karunia mengajar tidak kalah penting dengan hamba Tuhan yang memiliki karunia rasul, nabi, penginjil dan juga gembala. Dalam pembangunan tubuh Kristus mereka merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan; antara karunia yang satu dengan karunia lainnya saling membutuhkan dan saling melengkapi! Jemaat adalah ladang yang dipercayakan Tuhan bagi kita. Karena itu maksimalkan karunia yang ada untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan!
"Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." 1 Timotius 4:16b
Monday, December 5, 2011
Sunday, December 4, 2011
AJARAN FIRMAN TUHAN BAGI JEMAAT (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2011 -
Baca: 2 Tawarikah 17:1-19
"Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat." 2 Tawarikh 17:9b
Inilah perintah Tuhan Yesus kepada setiap orang percaya, "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20a).
Pergi memberitakan Injil dan membawa orang percaya sampai menjadi murid Kristus adalah tugas yang tidak bisa kita abaikan. Tetapi banyak orang Kristen yang hanya puas sampai memberitakan Injil saja. Akibatnya banyak orang Kristen baru (petobat baru) yang akhirnya mulai lemah dan perlahan mengundurkan diri. Mengapa? Karena mereka tidak memiliki bekal yang cukup dalam memahami kebenaran firman Tuhan. Maka kita harus membimbingnya sampai mereka memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan menjadikan mereka sampai ke taraf 'murid' Yesus. Oleh karena itu penting sekali diadakan pengajaran firman Tuhan atau kelas-kelas pendalaman Alkitab di masing-masing gereja supaya jemaat benar-benar bertumbuh dan makin dewasa rohaninya. Inilah yang dilakukan oleh jemaat gereja mula-mula, "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." (Kisah 2:42). Coba perhatikan apa yang dilakukan oleh Yosafat: "Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat Tuhan." (2 Tawarikh 17:9a). Tindakan yang dilakukan Yosafat ini hampir tidak pernah dilakukan oleh raja-raja lain di Israel, seorang raja rela 'turun gunung', berkorban waktu dan tenaga untuk mengajar rakyatnya. Yosafat menyadari bahwa pengajaran akan Taurat Tuhan itu sangat penting bagi rakyatnya supaya mereka memahami hukum-hukum Tuhan dan hidup menurut perintah-perintahNya. Jika firman Tuhan tidak diajarkan, rakyatnya akan mudah terjerumus ke jalan yang sesat. Tertulis demikian: "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang perpegang pada hukum." (Amsal 29:18).
Tindakan Yosafat ini hampir tidak pernah dilakukan oleh raja-raja lain, sehingga karena memperhatikan hukum Tuhan inilah "...Tuhan mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala." (2 Tawarikh 17:5a-6). (Bersambung).
Baca: 2 Tawarikah 17:1-19
"Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat." 2 Tawarikh 17:9b
Inilah perintah Tuhan Yesus kepada setiap orang percaya, "...pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20a).
Pergi memberitakan Injil dan membawa orang percaya sampai menjadi murid Kristus adalah tugas yang tidak bisa kita abaikan. Tetapi banyak orang Kristen yang hanya puas sampai memberitakan Injil saja. Akibatnya banyak orang Kristen baru (petobat baru) yang akhirnya mulai lemah dan perlahan mengundurkan diri. Mengapa? Karena mereka tidak memiliki bekal yang cukup dalam memahami kebenaran firman Tuhan. Maka kita harus membimbingnya sampai mereka memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan dan menjadikan mereka sampai ke taraf 'murid' Yesus. Oleh karena itu penting sekali diadakan pengajaran firman Tuhan atau kelas-kelas pendalaman Alkitab di masing-masing gereja supaya jemaat benar-benar bertumbuh dan makin dewasa rohaninya. Inilah yang dilakukan oleh jemaat gereja mula-mula, "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." (Kisah 2:42). Coba perhatikan apa yang dilakukan oleh Yosafat: "Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat Tuhan." (2 Tawarikh 17:9a). Tindakan yang dilakukan Yosafat ini hampir tidak pernah dilakukan oleh raja-raja lain di Israel, seorang raja rela 'turun gunung', berkorban waktu dan tenaga untuk mengajar rakyatnya. Yosafat menyadari bahwa pengajaran akan Taurat Tuhan itu sangat penting bagi rakyatnya supaya mereka memahami hukum-hukum Tuhan dan hidup menurut perintah-perintahNya. Jika firman Tuhan tidak diajarkan, rakyatnya akan mudah terjerumus ke jalan yang sesat. Tertulis demikian: "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang perpegang pada hukum." (Amsal 29:18).
Tindakan Yosafat ini hampir tidak pernah dilakukan oleh raja-raja lain, sehingga karena memperhatikan hukum Tuhan inilah "...Tuhan mengokohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala." (2 Tawarikh 17:5a-6). (Bersambung).
Subscribe to:
Posts (Atom)