Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 November 2011 -
Baca: Yosua 1:1-18
"Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu." Yosua 1:2
Yosua dipilih Tuhan menggantikan Musa. Siapakah Yosua? Yosua adalah keturunan Efraim, anak dari Nun. Masa mudanya banyak dihabiskan di padang gurun dalam pengembaraan menuju ke Kanaan. Nama sebenarnya adalah Hosea, yang artinya Keselamatan. Tetapi Musa memanggilnya Yosua yang artinya Ia akan menyelamatkan atau Keselamatkan dari Yehovah.
Yosua tidak pernah membayangkan suatu saat akan dipilih menjadi pemimpin Israel menggantikan Musa. Mengapa Tuhan memilih Yosua dan karakter apakah yang ada padanya? Yosua adalah pelayan Musa yang setia. Ketika Musa menerima Taurat di gunung Sinai Yosua hadir di situ, menjadi penjaga tenda pertemuan ketika Musa bertemu dengan Tuhan. Hidup Yosua benar-benar dihabiskan bersama Musa di padang gurun. Bersama Musa ia mengalami masa-masa yang sulit, penuh ujian dan tantangan.
Kesetiaan Yosua sebagai hamba benar-benar telah teruji. Itulah sebabnya Tuhan memilihnya. Alkitab mencatat bahwa orang-orang yang setialah yang dipakai Tuhan dalam hidupnya. Kesetiaan adalah salah satu karakter Tuhan sendiri, di mana Ia setia melakukan kehendak Bapa, bahkan taat sampai mati di atas kayu salib. Selain setia, Yosua hidupnya dipenuhi firman Tuhan. Perintah Tuhan kepadanya, "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (ayat 8). Dengan membaca dan merenungkan firman Tuhan siang dan malam Yosua semakin yakin akan kuasa dan penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Itulah modal utama untuk mengerjakan panggilan Tuhan! Yosua pun adalah seorang pemberani. Dari 12 orang yang diutus Musa mengintai Kanaan hanya Yosua dan Kaleb yang memberi laporan positif dan menguatkan iman. Ini menunjukkan bahwa Yosua pemberani dan memiliki iman yang teguh seperti katanya, "Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" (Yosua 24:15b).
Karena setia, berani dan memiliki iman yang teguh, Yosua dipakai Tuhan sebagai pemimpin Israel menggantikan Musa!
Tuesday, November 29, 2011
Monday, November 28, 2011
PEREMPUAN SUNEM: Melayani Tuhan dan Mengalami Mujizat! (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 November 2011 -
Baca: 2 Raja-Raja 4:25-37
"Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar." 2 Raja-Raja 4:37
Melayani Tuhan tidak harus berkhotbah di depan mimbar seperti hamba Tuhan atau terlebih dahulu masuk ke sekolah Alkitab (seminari), tetapi ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk melayani Tuhan. Perempuan Sunem dalam kisah ini melayani Tuhan dengan apa yang ia miliki yaitu menjamu hamba Tuhan dan menyediakan tempat (kamar) untuk menginap atau beristirahat. Dalam Amsal 3:9 dikatakan: "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu," Perempuan Sunem ini adalah orang yang kaya dan dengan kekayaannya ia melayani Tuhan.
Apa yang bisa kita berikan untuk Tuhan? Bila kita beroleh kesempatan memiliki materi atau kekayaan yang lebih kita dapat membantu pekabaran Injil dengan menjadi sponsor atau penyandang dana. Kita juga bisa menjadi pendoa syafaat: mendoakan para pemimpin rohani, berdoa bagi saudara seiman yang sedang terbaring sakit, menolong dan memberkati jemaat yang sedang dalam kekurangan dan lain-lain. Perempuan Sunem ini tidak sendirian melayani Tuhan, ia juga mengajak suaminya untuk terlibat dalam pelayanan.
Kesempatan melayani Tuhan adalah anugerah yang luar biasa, karena itu jangan pernah sia-siakan. Ada tertulis: "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Meski memiliki masalah yang besar (tidak memiliki anak dan suaminya sudah tua), perempuan Sunem ini tidak menjadi lemah dalam melayani Tuhan. Kesungguhan hatinya melayani Tuhan membuatnya mengalami penggenapan janji Tuhan: "Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya." (2 Raja-Raja 4:17). Ketika anak yang diberikan Tuhan itu meninggal ia tetap sabar dan tidak menyalahkan Tuhan. Karena kesabarannya menantikan Tuhan perempuan Sunem ini kembali mengalami mujizat yang luar biasa, di mana anaknya dibangkitkan kembali (2 Raja-Raja 4:35). Seberat apa pun persoalan menimpa kita janganlah kendor dalam melayani Tuhan sebab jerih payah kita tidak sia-sia.
Tuhan itu baik; Dia sanggup mengubah yang buruk menjadi baik, mujizat demi mujizat pasti dinyatakan atas kita!
Baca: 2 Raja-Raja 4:25-37
"Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar." 2 Raja-Raja 4:37
Melayani Tuhan tidak harus berkhotbah di depan mimbar seperti hamba Tuhan atau terlebih dahulu masuk ke sekolah Alkitab (seminari), tetapi ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk melayani Tuhan. Perempuan Sunem dalam kisah ini melayani Tuhan dengan apa yang ia miliki yaitu menjamu hamba Tuhan dan menyediakan tempat (kamar) untuk menginap atau beristirahat. Dalam Amsal 3:9 dikatakan: "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu," Perempuan Sunem ini adalah orang yang kaya dan dengan kekayaannya ia melayani Tuhan.
Apa yang bisa kita berikan untuk Tuhan? Bila kita beroleh kesempatan memiliki materi atau kekayaan yang lebih kita dapat membantu pekabaran Injil dengan menjadi sponsor atau penyandang dana. Kita juga bisa menjadi pendoa syafaat: mendoakan para pemimpin rohani, berdoa bagi saudara seiman yang sedang terbaring sakit, menolong dan memberkati jemaat yang sedang dalam kekurangan dan lain-lain. Perempuan Sunem ini tidak sendirian melayani Tuhan, ia juga mengajak suaminya untuk terlibat dalam pelayanan.
Kesempatan melayani Tuhan adalah anugerah yang luar biasa, karena itu jangan pernah sia-siakan. Ada tertulis: "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Meski memiliki masalah yang besar (tidak memiliki anak dan suaminya sudah tua), perempuan Sunem ini tidak menjadi lemah dalam melayani Tuhan. Kesungguhan hatinya melayani Tuhan membuatnya mengalami penggenapan janji Tuhan: "Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya." (2 Raja-Raja 4:17). Ketika anak yang diberikan Tuhan itu meninggal ia tetap sabar dan tidak menyalahkan Tuhan. Karena kesabarannya menantikan Tuhan perempuan Sunem ini kembali mengalami mujizat yang luar biasa, di mana anaknya dibangkitkan kembali (2 Raja-Raja 4:35). Seberat apa pun persoalan menimpa kita janganlah kendor dalam melayani Tuhan sebab jerih payah kita tidak sia-sia.
Tuhan itu baik; Dia sanggup mengubah yang buruk menjadi baik, mujizat demi mujizat pasti dinyatakan atas kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)