Monday, November 21, 2011

SETIAP MASALAH MENDATANGKAN KEBAIKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 November 2011 -

Baca:  Mazmur 119:67-80

"Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu."  Mazmur 119:67

Masalah, kesesakan atau penindasan seringkali menjadi cara yang paling ampuh untuk membawa seseorang mendekat kepada Tuhan dan mencari Dia dengan sungguh-sungguh.  Namun terkadang pula seseorang malah semakin menjauh dan lari meninggalkan Tuhan.  Semua itu tergantung pada sikap dan respons kita terhadap masalah itu.  Simak pernyataan Daud ini:  "...aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-mu."  (ayat 71).  Daud sadar bahwa masalah adakalanya terjadi sebagai akibat dari kesalahan kita sendiri.  Jika kita peka, ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengoreksi diri,  "...apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"  (Mazmur 139:24).  Namun tidak semua orang bisa memandang setiap permasalahan dengan cara pandang yang positif.  Seharusnya kita bersyukur jika Tuhan menegur kita melalui masalah,  "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  (Ibrani 12:6).

     Siapa di antara kita yang mau mengalami keadaan yang tidak baik atau tertindas di sepanjang hidupnya?  Tidak ada!  Mengapa Daud bisa berkata bahwa tertindas itu baik baginya?  Karena dengan kondisi yang demikian ia lebih bisa memahami rencana Tuhan.  Jadi bukan tanpa tujuan jika Tuhan mengijinkan masalah terjadi dalam hidup ini.  Ada tertullis:  "Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman Tuhan dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?"  (Yeremia 23:29).  FirmanNya seperti api dan palu yang dipakai Tuhan untuk menghancurkan hal-hal yang tidak berkenan yang masih ada di dalam diri kita supaya kita timbul seperti emas dan semakin serupa dengan Kristus, karena  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:  yang lama sudah berlalu, seesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

     Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan memberontak dan mengandalkan kekuatan sendiri ketika berada dalam masalah.  Namun sebagai  'ciptaan baru'  di dalam Kristus, tidak seharusnya kita bertindak demikian.  Sebaliknya kita patut bersyukur karena peringatan-peringatan Tuhan ini membuat kita semakin melekat kepada Tuhan, menyadari keterbatasan kita dan tidak lagi memegahkan diri sendiri. 

Janganlah sampai kita mengalami masalah terlebih dahulu baru bersungguh-sungguh di dalam Dia!

Sunday, November 20, 2011

BATU PERINGATAN: Tangan Kuat Tuhan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 November 2011 -

Baca:  Yosua 4:1-24

"maka haruslah kamu katakan kepada mereka:  Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian Tuhan;  ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus.  Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya."  Yosua 4:7

Pembacaan firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa Tuhan memerintahkan Yosua untuk memilih 12 orang dari tiap-tiap suku Israel dan mengambil batu dari tengah sungai Yordan di mana para imam menjejaknya.  Kemudian  "Kedua belas batu yang diambil dari sungai Yordan itu ditegakkan oleh Yosua di Gilgal."  (ayat 20).  Batu-batu didirikan oleh Yosua di Gilgal sebagai tanda peringatan supaya keturunan  (generasi)  Israel tahu bahwa Tuhanlah yang telah memimpin nenek moyang mereka masuk ke Tanah Perjanjian  (Kanaan), sehingga semua bangsa di dunia tahu  "...bahwa kuat tangan Tuhan, dan supaya mereka selalu takut kepada Tuhan, Allahmu."  (ayat 24).

     Jadi, oleh karena campur tangan Tuhan semata Yosua dan umat Israel dapat menyeberangi sungai Yordan.  Padahal, aliran sungai Yordan itu sangat deras dan tidak mungkin untuk diseberangi.  Itulah sebabnya sungai ini menjadi tempat perlindungan yang paling aman bagi bangsa-bangsa di sekitar Kanaan dari serangan musuh, karena mereka yakin bahwa musuh tidak akan mungkin bisa melewati sungai yang deras ini.  Namun Alkitab menyatakan bahwa ketika kaki para imam pembawa tabut perjanjian menyentuh air sungai Yordan, secara ajaib sungai itu terbelah menjadi dua dan bangsa Israel pun melintasi dasar sungai yang menjadi kering itu  (baca  Yosua 3:17).  Bangsa Israel mengalami mujizat luar biasa di sungai Yordan karena mereka mau taat melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan  (Baca  Yosua 3:3-5)!

     Peristiwa menyeberangi sungai Yordan adalah suatu peristiwa besar bagi bangsa Israel di bawah kepemimpinan Yosua.  Suatu bukti nyata bahwa Allah bangsa Israel adalah Allah yang hidup dan penuh kuasa!  Dan ini semakin menguatkan iman bangsa Israel.  Karena itu,  "Apabila di kemudian hari anak-anakmu bertanya kepada ayahnya:  Apakah arti batu-batu ini?  maka haruslah kamu beritahukan kepada anak-anakmu, begini:  Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering!  -  sebab Tuhan, Allahmu..."  (ayat 21-23).

Bukan karena kuat dan gagah mereka, tapi semata-mata tangan Tuhan yang kuat dan perkasa yang menopang mereka!