Saturday, November 19, 2011

KUNCI HIDUP DIBERKATI: Selalu Bersyukur dan Memberi!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 November 2011 -

Baca:  Markus 6:30-44

"Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan."  Markus 6:43

Karena kondisi ekonomi tak menentu, hari-hari ini sebagian orang terpaksa mengencangkan ikat pinggangnya begitu rupa;  sebisa mungkin tidak boros atau konsumtif.  Akibat dari itu orang cenderung menjadi egois dan tidak lagi memiliki kepedulian terhadap orang lain.  Kita menghemat begitu rupa dengan harapan kita berkecukupan dan berkelimpahan, tidak kekurangan suatu apa pun.  Tertulis:  "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan."  (Amsal 11:24).

     Untuk mengalami kelimpahan atau hidup diberkati, kita harus mengikuti prinsip yang Tuhan ajarkan kepada kita:  "Berilah dan kamu akan diberi:  suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.  Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."  (Lukas 6:38).  Namun seringkali kita berpikir,  "Bagaimana saya bisa memberi kepada orang lain, sedangkan untuk kebutuhan sendiri saja pas-pasan?"  Jangan pernah membatasi kuasa Tuhan dengan logika kita!  Tuhan Yesus melakukan mujizat yang besar.  Hanya dengan 5 roti dan 2 ikan Ia sanggup memberi makan 5000 orang lebih, bahkan masih ada sisa sebanyak 12 bakul.  Ketika mendapatkan 5 roti dan 2 ikan, Tuhan Yesus  "...menengadah ke langit dan mengucap berkat,"  (Markus 6:41).  Tuhan Yesus mengucap syukur atas apa yang ada padaNya meski jumlahnya sangat terbatas.  Dan Allah yang adalah Jehovah Jireh sanggup mengadakan dari yang tidak ada menjadi ada.

     Sekecil apa pun berkat yang kita miliki saat ini, belajarlah untuk tetap mengucap syukur.  Ucapan syukur adalah kekuatan sorga untuk mengubah keadaan.  Tidak ada keadaan yang tidak bisa diubah oleh kekuatan ucapan syukur.  Mungkin saat ini kita tidak memiliki uang atau harta yang berlebih, namun tetaplah bersyukur!  Hal penting lain yang harus kita lakukan adalah belajar memberi.  Jika rindu diberkati oleh Tuhan, kita harus banyak memberi.  Saat kita memberi itulah kita akan menerima berkat dari Tuhan, karena besar atau kecilnya kuasa dan kekayaan Tuhan yang diberikan kepada kita tergantung dari apa yang kita beri.  Oleh karena itu mulailah dengan memberi persepuluhan kepada Tuhan!  Dan belajarlah memberi kepada orang lain. 

Kita memberi dengan apa yang kita punyai, bukan dengan apa yang tidak kita miliki.

Friday, November 18, 2011

MEWARISI KARAKTER TUHAN: Kesabaran!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2011 -

Baca:  Mazmur 145:1-21

"Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya."  Mazmur 145:8

Hampir sebagian besar orang di dunia ini terserang 'virus' ketidaksabaran.  Kita tidak sabar terhadap suami atau isteri atau anak, tidak sabar terhadap pembantu kita di rumah, tidak sabar terhadap karyawan, bahkan kita tidak sabar menantikan jawaban doa dari Tuhan.  Semua orang menginginkan segala hal bersifat instan:  makan makanan yang cepat saji, ingin berhasil secara instan, ingin memperoleh kekayaan secara instan, ingin mendapatkan jodoh secara instan, semuanya ingin serba instan.

     Firman Tuhan menasihatkan,  "...sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah... kesabaran.  Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,"  (Kolose 3:12-13a), sebab  "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."  (Amsal 16:32).  Mengapa setiap orang percaya harus memiliki kesabaran?  Karena kita adalah anak-anak Tuhan yang sudah seharusnya mewarisi sifat-sifat Bapa, salah satunya adalah sabar.  Tuhan itu panjang sabar dan besar kasih setiaNya.  Contoh:  manusia di zaman Nuh hidup dalam kejahatan, tetapi dengan kesabaranNya Tuhan masih memberi kesempatan kepada mereka selama 120 tahun untuk bertobat  (selama masa pembuatan bahtera), tapi mereka tetap saja hidup dalam pemberontakan dan akhirnya binasa oleh air bah, kecuali Nuh dan keluarganya.  Dalam Nahum 1:3a dikatakan:  "Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah."  Juga bangsa Israel, yang senantiasa mengalami kebaikan Tuhan, masih saja suka bersungut-sungut dan memberontak kepadaNya.  Namun Tuhan tetap sabar terhadap mereka.  Sungguh, Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal kesabaran.  Terhadap orang-orang yang mengejek, meludahi, menganiaya, bahkan menyalibkan Dia, Yesus tetap sabar dan berdoa:  "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."  (Lukas 23:34a).  Kesabaran Tuhan membuahkan pengampunan!

     Saat ini kasih Tuhan dicurahkan ke dalam hati kita melalui kuasa Roh KudusNya.  Dan karena pertolongan Roh Kuduslah kita beroleh kekuatan untuk mengasihi dan memiliki kesabaran terhadap orang lain.

Jika Roh Kudus ada di dalam kita, kita pasti dapat bersabar menghadapi segala sesuatu karena kesabaran adalah salah satu dari buah Roh  (baca Galatia 5:22).