Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 November 2011 -
Baca: Mazmur 145:1-21
"Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya." Mazmur 145:8
Hampir sebagian besar orang di dunia ini terserang 'virus' ketidaksabaran. Kita tidak sabar terhadap suami atau isteri atau anak, tidak sabar terhadap pembantu kita di rumah, tidak sabar terhadap karyawan, bahkan kita tidak sabar menantikan jawaban doa dari Tuhan. Semua orang menginginkan segala hal bersifat instan: makan makanan yang cepat saji, ingin berhasil secara instan, ingin memperoleh kekayaan secara instan, ingin mendapatkan jodoh secara instan, semuanya ingin serba instan.
Firman Tuhan menasihatkan, "...sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah... kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain," (Kolose 3:12-13a), sebab "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32). Mengapa setiap orang percaya harus memiliki kesabaran? Karena kita adalah anak-anak Tuhan yang sudah seharusnya mewarisi sifat-sifat Bapa, salah satunya adalah sabar. Tuhan itu panjang sabar dan besar kasih setiaNya. Contoh: manusia di zaman Nuh hidup dalam kejahatan, tetapi dengan kesabaranNya Tuhan masih memberi kesempatan kepada mereka selama 120 tahun untuk bertobat (selama masa pembuatan bahtera), tapi mereka tetap saja hidup dalam pemberontakan dan akhirnya binasa oleh air bah, kecuali Nuh dan keluarganya. Dalam Nahum 1:3a dikatakan: "Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah." Juga bangsa Israel, yang senantiasa mengalami kebaikan Tuhan, masih saja suka bersungut-sungut dan memberontak kepadaNya. Namun Tuhan tetap sabar terhadap mereka. Sungguh, Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam hal kesabaran. Terhadap orang-orang yang mengejek, meludahi, menganiaya, bahkan menyalibkan Dia, Yesus tetap sabar dan berdoa: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34a). Kesabaran Tuhan membuahkan pengampunan!
Saat ini kasih Tuhan dicurahkan ke dalam hati kita melalui kuasa Roh KudusNya. Dan karena pertolongan Roh Kuduslah kita beroleh kekuatan untuk mengasihi dan memiliki kesabaran terhadap orang lain.
Jika Roh Kudus ada di dalam kita, kita pasti dapat bersabar menghadapi segala sesuatu karena kesabaran adalah salah satu dari buah Roh (baca Galatia 5:22).
Friday, November 18, 2011
Thursday, November 17, 2011
TUJUAN HIDUP ORANG PERCAYA: Memuliakan Nama Yesus!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 November 2011 -
Baca: Filipi 1:12-26
"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." Filipi 1:21
Pernahkah Saudara bertanya pada diri sendiri tentang hidup ini: "Mengapa saya hidup? Untuk apa saya hidup? Setelah saya mati nanti, apakah saya masuk sorga atau neraka?" Ataukah kita tidak peduli dengan itu semua, yang penting hidup untuk makan dan makan untuk hidup. Mungkin yang lain berprinsip: mengalir saja dalam menjalani hidup ini, yang penting dibuat happy, urusan mati itu urusan nanti. Ingat! Setiap orang harus memiliki tujuan dalam hidupnya, jangan sampai kita menjalani hidup ini tanpa ada tujuan. Dengan memiliki tujuan hidup yang jelas (sasaran yang hendak dituju), hidup kita akan lebih bermakna, semakin memotivasi kita, mendisiplinkan kita dan mengontrol kita ke arah yang benar. Ada tertulis: "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia." (Ibrani 9:27-28).
Masuk sorga atau neraka kelak sangat ditentukan oleh tujuan hidup kita. Alkitab jelas menyatakan bahwa manusia ditetapkan untuk mati satu kali, setelah itu ia akan dihakimi. Oleh karena itu hiduplah dengan tujuan yang benar seperti rasul Paulus berniat demikian: "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." Rasul Paulus memiliki tujuan hidup yang jelas yaitu hidup yang meninggikan dan memuliakan nama Tuhan; hidup Paulus adalah bagi Kristus dan untuk Kristus. Karena itu dia berkata, "...jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:22a). Artinya Paulus berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi Kristus, menjadikan Tuhan Yesus sebagai teladan utama dalam hidupnya, serta menempatkan Dia lebih dari apa pun yang ada di dunia ini. Tertulis: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Semua itu harus dibuktikan dalam tindakan yang benar-benar nyata.
Paulus telah membuktikan komitmennya itu: seluruh hidupnya dicurahkan untuk Injil sehingga nama Yesus dimuliakan.
Ujian dan tantangan yang ada tak menggoyakan iman dan pengharapan Paulus di dalam Kristus, bahkan ia terus "...berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:14).
Baca: Filipi 1:12-26
"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." Filipi 1:21
Pernahkah Saudara bertanya pada diri sendiri tentang hidup ini: "Mengapa saya hidup? Untuk apa saya hidup? Setelah saya mati nanti, apakah saya masuk sorga atau neraka?" Ataukah kita tidak peduli dengan itu semua, yang penting hidup untuk makan dan makan untuk hidup. Mungkin yang lain berprinsip: mengalir saja dalam menjalani hidup ini, yang penting dibuat happy, urusan mati itu urusan nanti. Ingat! Setiap orang harus memiliki tujuan dalam hidupnya, jangan sampai kita menjalani hidup ini tanpa ada tujuan. Dengan memiliki tujuan hidup yang jelas (sasaran yang hendak dituju), hidup kita akan lebih bermakna, semakin memotivasi kita, mendisiplinkan kita dan mengontrol kita ke arah yang benar. Ada tertulis: "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia." (Ibrani 9:27-28).
Masuk sorga atau neraka kelak sangat ditentukan oleh tujuan hidup kita. Alkitab jelas menyatakan bahwa manusia ditetapkan untuk mati satu kali, setelah itu ia akan dihakimi. Oleh karena itu hiduplah dengan tujuan yang benar seperti rasul Paulus berniat demikian: "...bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." Rasul Paulus memiliki tujuan hidup yang jelas yaitu hidup yang meninggikan dan memuliakan nama Tuhan; hidup Paulus adalah bagi Kristus dan untuk Kristus. Karena itu dia berkata, "...jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." (Filipi 1:22a). Artinya Paulus berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi Kristus, menjadikan Tuhan Yesus sebagai teladan utama dalam hidupnya, serta menempatkan Dia lebih dari apa pun yang ada di dunia ini. Tertulis: "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6). Semua itu harus dibuktikan dalam tindakan yang benar-benar nyata.
Paulus telah membuktikan komitmennya itu: seluruh hidupnya dicurahkan untuk Injil sehingga nama Yesus dimuliakan.
Ujian dan tantangan yang ada tak menggoyakan iman dan pengharapan Paulus di dalam Kristus, bahkan ia terus "...berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:14).
Subscribe to:
Posts (Atom)