Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 November 2011 -
Baca: Ulangan 8:1-20
"Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak." Ulangan 8:2
Tak seorang pun di dunia ini yang mau mengalami masa-masa padang gurun. Masa padang gurun bisa diartikan masa-masa sukar dalam kehidupan kita: ketika rumah tangga sedang menghadapi masalah berat, krisis keuangan, usaha seret dan mau pailit, anak-anak memberontak, sakit-penyakit tak kunjung sembuh dan sebagainya. Di masa-masa seperti itu banyak dari kita yang tidak tahan: mulai stres, mengeluh, bersungut-sungut dan mulai menyalahkan Tuhan.
Sikap ini setali tiga uang dengan bangsa Israel, yang sekalipun mengalami mujizat-mujizat besar dari Tuhan tidak ada henti-hentinya bersungut-sungut dan memberontak kepada Tuhan. Jika kita memperhatikan lebih teliti lagi, ada keindahan di balik masa padang gurun itu. Justru saat berada di padang gurun inilah bangsa Israel merasakan pengalaman yang luar biasa bersama Tuhan, di mana Tuhan menyatakan mujizatnya secara luar biasa bersama Tuhan, di mana Tuhan ubahkan menjadi tawar; ada tiang awan di waktu siang dan tiang api; Laut Teberau terbelah; ada roti sorga ('manna') dan juga burung puyuh sehingga bangsa Israel tidak mengalami kelaparan, bahkan kasut dan baju mereka bisa bertahan sampai 40 tahun!
Jika kita sedang mengalami masa-masa padang gurun tetaplah kuat dan jangan mengeluh karena ini adalah kesempatan bagi kita melihat mujizat Tuhan dinyatakan. Jadi kita harus dapat memandang 'masa padang gurun' ini dengan cara pandang yang positif karena ini adalah cara Tuhan untuk membentuk dan memproses kita sebelum kita mencapai Tanah Perjanjian atau menikmati berkat-berkat Tuhan. Memang menjalani masa padang gurun tidak mudah, dibutuhkan kesabaran dan ketekunan. Alkitab menyatakan, "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." (Ibrani 10:36). Tanpa melewati padang gurun, bangsa Israel tidak akan menjadi bangsa yang kuat dan tangguh. Di padang gurun inilah bangsa Israel juga dilatih untuk memiliki kerendahan hati dan belajar bergantung kepada Tuhan sepenuhnya.
Bersyukurlah jika Tuhan membawa kita ke padang gurun, karena semua itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita!
Wednesday, November 16, 2011
Tuesday, November 15, 2011
NUH: Kualitas Hidup Berbeda Dari Dunia (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 November 2011 -
Baca: Kejadian 7:1-24
"Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini." Kejadian 7:1
Hidup Nuh berbeda dari orang-orang sezamannya. Di saat orang-orang hidup dalam kejahatan dan melanggar firman Tuhan, ia berani melawan arus dan tetap hidup dalam kebenaran sekalipun lingkungan dan juga orang-orang di sekitarnya sangat tidak mendukung. Kita pun dituntut untuk berani melawan arus dunia ini yaitu hidup berbeda dari orang-orang dunia meski ada harga yang harus di bayar. Mungkin kita akan dicemooh, dipandang sebelah mata, dibenci atau bahkan akan dikucilkan.
Apa kuncinya sehingga Nuh tetap kuat dan mampu bertahan di tengah dunia yang rusak? Alkitab menyatakan, "...Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (Kejadian 6:9b). Di tengah tekanan yang ada, Nuh memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan. Pemazmur menulis: "Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Juga dikatakan, "Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku..." (Imamat 10:3). Tanda orang yang karib dengan Tuhan adalah selalu melibatkan Tuhan dan selalu melibatkan Tuhan dalam apa pun juga yang ia lakukan. Karena itu Tuhan pun memberitahukan rahasianya kepada Nuh.
Milikilah pola hidup bergaul dengan Tuhan dan libatkanlah Tuhan dalam segala sesuatu yang akan kita lakukan. Nuh adalah orang yang taat kepada perintah Tuhan. Ia melakukan perintah Tuhan sekalipun secara manusia tidak masuk akal. Sudah pasti orang-orang di sekitarnya mentertawakan dan mengganggap Nuh sudah gila karena di tengah kekeringan yang ada, tidak ada hujan atau badai, Nuh malah membuat bahtera dengan ukuran yang sangat besar. Apa pun yang terjadi, "...Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya" (Kejadian 6:22). Bahkan menurut sebuah tafsiran, waktu yang diperlukan Nuh untuk membuat bahtera yang sangat besar itu adalah selama 120 tahun! Bisa dibayangkan betapa berat perjuangan Nuh untuk membuat bahtera; adalah mustahil bahtera dapat terselesaikan bila Nuh tidak tekun dan setia mengerjakannya!
Karena kesetiaannya kepada Tuhan, Nuh dan keluarganya selamat!
Baca: Kejadian 7:1-24
"Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini." Kejadian 7:1
Hidup Nuh berbeda dari orang-orang sezamannya. Di saat orang-orang hidup dalam kejahatan dan melanggar firman Tuhan, ia berani melawan arus dan tetap hidup dalam kebenaran sekalipun lingkungan dan juga orang-orang di sekitarnya sangat tidak mendukung. Kita pun dituntut untuk berani melawan arus dunia ini yaitu hidup berbeda dari orang-orang dunia meski ada harga yang harus di bayar. Mungkin kita akan dicemooh, dipandang sebelah mata, dibenci atau bahkan akan dikucilkan.
Apa kuncinya sehingga Nuh tetap kuat dan mampu bertahan di tengah dunia yang rusak? Alkitab menyatakan, "...Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (Kejadian 6:9b). Di tengah tekanan yang ada, Nuh memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan. Pemazmur menulis: "Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Juga dikatakan, "Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku..." (Imamat 10:3). Tanda orang yang karib dengan Tuhan adalah selalu melibatkan Tuhan dan selalu melibatkan Tuhan dalam apa pun juga yang ia lakukan. Karena itu Tuhan pun memberitahukan rahasianya kepada Nuh.
Milikilah pola hidup bergaul dengan Tuhan dan libatkanlah Tuhan dalam segala sesuatu yang akan kita lakukan. Nuh adalah orang yang taat kepada perintah Tuhan. Ia melakukan perintah Tuhan sekalipun secara manusia tidak masuk akal. Sudah pasti orang-orang di sekitarnya mentertawakan dan mengganggap Nuh sudah gila karena di tengah kekeringan yang ada, tidak ada hujan atau badai, Nuh malah membuat bahtera dengan ukuran yang sangat besar. Apa pun yang terjadi, "...Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya" (Kejadian 6:22). Bahkan menurut sebuah tafsiran, waktu yang diperlukan Nuh untuk membuat bahtera yang sangat besar itu adalah selama 120 tahun! Bisa dibayangkan betapa berat perjuangan Nuh untuk membuat bahtera; adalah mustahil bahtera dapat terselesaikan bila Nuh tidak tekun dan setia mengerjakannya!
Karena kesetiaannya kepada Tuhan, Nuh dan keluarganya selamat!
Subscribe to:
Posts (Atom)