Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 November 2011 -
Baca: Kejadian 7:1-24
"Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini." Kejadian 7:1
Hidup Nuh berbeda dari orang-orang sezamannya. Di saat orang-orang hidup dalam kejahatan dan melanggar firman Tuhan, ia berani melawan arus dan tetap hidup dalam kebenaran sekalipun lingkungan dan juga orang-orang di sekitarnya sangat tidak mendukung. Kita pun dituntut untuk berani melawan arus dunia ini yaitu hidup berbeda dari orang-orang dunia meski ada harga yang harus di bayar. Mungkin kita akan dicemooh, dipandang sebelah mata, dibenci atau bahkan akan dikucilkan.
Apa kuncinya sehingga Nuh tetap kuat dan mampu bertahan di tengah dunia yang rusak? Alkitab menyatakan, "...Nuh itu hidup bergaul dengan Allah." (Kejadian 6:9b). Di tengah tekanan yang ada, Nuh memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan. Pemazmur menulis: "Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Juga dikatakan, "Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku..." (Imamat 10:3). Tanda orang yang karib dengan Tuhan adalah selalu melibatkan Tuhan dan selalu melibatkan Tuhan dalam apa pun juga yang ia lakukan. Karena itu Tuhan pun memberitahukan rahasianya kepada Nuh.
Milikilah pola hidup bergaul dengan Tuhan dan libatkanlah Tuhan dalam segala sesuatu yang akan kita lakukan. Nuh adalah orang yang taat kepada perintah Tuhan. Ia melakukan perintah Tuhan sekalipun secara manusia tidak masuk akal. Sudah pasti orang-orang di sekitarnya mentertawakan dan mengganggap Nuh sudah gila karena di tengah kekeringan yang ada, tidak ada hujan atau badai, Nuh malah membuat bahtera dengan ukuran yang sangat besar. Apa pun yang terjadi, "...Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya" (Kejadian 6:22). Bahkan menurut sebuah tafsiran, waktu yang diperlukan Nuh untuk membuat bahtera yang sangat besar itu adalah selama 120 tahun! Bisa dibayangkan betapa berat perjuangan Nuh untuk membuat bahtera; adalah mustahil bahtera dapat terselesaikan bila Nuh tidak tekun dan setia mengerjakannya!
Karena kesetiaannya kepada Tuhan, Nuh dan keluarganya selamat!
Tuesday, November 15, 2011
Monday, November 14, 2011
NUH: Kualitas Hidup Berbeda Dari Dunia! (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 November 2011 -
Baca: Kejadian 6:9-22
"Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya;" Kejadian 6:9a
Jika memperhatikan kehidupan Nuh, ini adalah gambaran kehidupan orang percaya di akhir zaman ini. Orang-orang di zaman Nuh mengabaikan perkara-perkara rohani, menyepelekan perintah Tuhan, hidup dalam kejahatan dan hawa nafsu. Bukankah hal ini tidak jauh berbeda dari kehidupan orang-orang zaman sekarang ini? Meski "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya." (2 Timotius 3:5a).
Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa "...kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata," (Kejahatan 6:5), sehingga "...semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi." (Kejadian 6:12b). Bahkan kalau kita teliti lagi di ayat 11-12, kata rusak diulang sampai 3x banyaknya. Jadi, hal ini menunjukkan betapa parahnya kerusakan yang terjadi dalam kehidupan manusia pada waktu itu: kualitas moral manusia benar-benar sudah sampai pada titik terendah, sampai-sampai "...menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya." (Kejadian 6:6).
Meskipun berada di tengah-tengah dunia yang telah rusak secara moral dan spiritual, Nuh tetap mampu menjaga kualitas hidupnya agar berkenan kepada Tuhan. Memiliki kualitas hidup seperti Nuh inilah yang dikehendaki Tuhan bagi kehidupan orang percaya di akhir zaman ini. Kualitas hidup yang seperti apakah? Firman Tuhan tegas menyatakan, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Sebagai orang percaya yang telah diselamatkan Tuhan, kita harus memiliki kehidupan yang berbeda (tidak serupa) dengan orang-orang dunia; kehidupan lama harus benar-benar kita tinggalkan dan hidup sebagai 'manusia baru' di dalam Kristus, karena "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). (Bersambung)
Baca: Kejadian 6:9-22
"Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya;" Kejadian 6:9a
Jika memperhatikan kehidupan Nuh, ini adalah gambaran kehidupan orang percaya di akhir zaman ini. Orang-orang di zaman Nuh mengabaikan perkara-perkara rohani, menyepelekan perintah Tuhan, hidup dalam kejahatan dan hawa nafsu. Bukankah hal ini tidak jauh berbeda dari kehidupan orang-orang zaman sekarang ini? Meski "Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya." (2 Timotius 3:5a).
Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa "...kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata," (Kejahatan 6:5), sehingga "...semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi." (Kejadian 6:12b). Bahkan kalau kita teliti lagi di ayat 11-12, kata rusak diulang sampai 3x banyaknya. Jadi, hal ini menunjukkan betapa parahnya kerusakan yang terjadi dalam kehidupan manusia pada waktu itu: kualitas moral manusia benar-benar sudah sampai pada titik terendah, sampai-sampai "...menyesallah Tuhan, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya." (Kejadian 6:6).
Meskipun berada di tengah-tengah dunia yang telah rusak secara moral dan spiritual, Nuh tetap mampu menjaga kualitas hidupnya agar berkenan kepada Tuhan. Memiliki kualitas hidup seperti Nuh inilah yang dikehendaki Tuhan bagi kehidupan orang percaya di akhir zaman ini. Kualitas hidup yang seperti apakah? Firman Tuhan tegas menyatakan, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Sebagai orang percaya yang telah diselamatkan Tuhan, kita harus memiliki kehidupan yang berbeda (tidak serupa) dengan orang-orang dunia; kehidupan lama harus benar-benar kita tinggalkan dan hidup sebagai 'manusia baru' di dalam Kristus, karena "...kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)