Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 November 2011 -
Baca: Lukas 14:28-35
"Segala siapakah di antara kamu yang mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?" Lukas 14:28
Suatu keinginan atau harapan untuk mencapai sesuatu pasti tak luput dari sebuah perencanaan yang matang, jika kita ingin meraih hasil yang maksimal. Jadi dalam segala hal, alangkah bijaknya jika kita membuat perencanaan terlebih dahulu sebagai bahan acuan dan pertimbangan terhadap sesuatu yang hendak dilakukan. Ada kalimat bijak yang mengatakan bahwa sebuah perencanaan yang baik sudah merupakan atau sama dengan separuh dari pekerjaan itu sendiri. Contoh: dalam hal keuangan. Ketika liburan sekolah tiba dan kita hendak berpergian ke luar kota, mau tidak mau kita pun pasti membuat rencana: pergi naik apa? Berapa biaya yang harus kita siapkan? Sudahkah kita mem-booking tempat untuk menginap? Apalagi saat-saat ini semua harga kebutuhan sangat tinggi, kita pun harus berpikir ekstra dalam mengatur keuangan kita, jangan sampai pengeluaran lebih besar dibanding dengan pemasukan.
Firman Tuhan mengajar kita untuk membuat perencanaan keuangan dengan baik. Sebab, jika kita besar pasak daripada tiang, peluang untuk berhutang akan terbuka; semakin kita memiliki banyak utang, keuangan kita jelas akan semakin amburadul. Oleh karena itu belajarlah untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan untuk berkat-berkat yang telah kita terima. Sebesar atau sekecil apa pun berkat yang kita terima patutlah disyukuri. Alkitab menasihati: "...cukupkanlah dirimu dengan gajimu." (Lukas 3:14b), dan "...ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar." (1 Timotius 6:6); jadi "...asal ada makanan dan pakaian, cukuplah." (1 Timotius 6:8).
Sudahkah kita merencanakan keuangan kita dengan baik? Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memprioritaskan persepulahan terlebih dahulu ketika kita menerima berkat dari Tuhan (baca Maleakhi 3:10). Kemudian buatlah anggaran untuk semua kebutuhan yang ada dan sesuaikan itu dengan pemasukan. Ingat, jangan membuat anggaran yang melebihi pemasukan; setiap pengeluaran harus sesuai dengan anggaran yang kita buat. Karena itu kita harus bisa memilah mana itu kebutuhan dan mana itu keinginan.
Membuat perencanaan keuangan itu Alkitabiah; kuasailah dirimu dan jangan sampai kita menjadi batu sandungan bagi orang lain karena kita berhutang sana-sini!
Thursday, November 10, 2011
Wednesday, November 9, 2011
SAUDARA DALAM MASALAH? Tetap Pujilah Tuhan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 November 2011 -
Baca: Mazmur 84:1-13
"Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau." Mazmur 84:5
Sebagaimana renungan kemarin disampaikan, puji-pujian bagi orang percaya adalah sangat penting, bukan hanya dalam ibadah formal saja kita harus memuji Tuhan, melainkan juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Melalui pujian yang kita naikkan kepada Tuhan kita bisa merasakan, bahkan mengalami kasih dan kuasa Tuhan, sebab ketika kita memuji Tuhan berarti kita sedang berurusan dengan Tuhan dan Dia pasti bertindak, sebab "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4).
Lalu, apa yang terjadi jika kita memuji Tuhan? Mari mempelajari kisah ini: karena fitnah, Paulus dan Silas harus mengalami penganiayaan yang hebat dan dimasukkan ke dalam penjara, bahkan kaki mereka dibelenggu dalam pasungan yang kuat (baca Kisah 16:24). Meski demikian mereka tidak berkecil hati, mengeluh atau putus asa, justru iman mereka semakin dikuatkan melalui kejadian ini. Dalam kondisi tanpa harapan, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (Kisah 16:25). Mereka mememuji-muji Tuhan dengan penuh semangat dengan suara yang keras sehingga orang-orang lain yang berada dalam penjara turut mendengarnya. Paulus dan Silas benar-benar mengerti bahwa ada kuasa dalam puji-pujian. Dan benar terjadi: kuasa Tuhan turun atas mereka dan terjadilah gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan sendi-sendi penjara dan belenggu terlepas. Penjara dan belenggu berbicara tentang masalah atau penderitaan yang kita alami, semua akan terlepaskan ketika kita memuji Tuhan.
Ketika kita memuji Tuhan kita akan beroleh kekuatan; bukan hanya kuat, tetapi makin lama makin kuat! Bagaimana pujian dapat menjadi kuasa yang nyata? Kita harus memuji Tuhan dengan penuh iman. Masalah dan pencobaan boleh datang, tapi jangan pernah berhenti untuk memuji Tuhan. Dengan begitu kita mengijinkan kuasaNya bekerja dalam kehidupan kita. Apa yang dialami oleh Paulus dan Silas bukanlah hal kebetulan, karena Tuhan mengijinkan ini terjadi. Melalui kejadian ini kepala penjara dan seisi rumahnya menjadi percaya kepada Tuhan!
Seberat apa pun masalah yang menimpa kita jangan pernah berhenti memuji-muji Tuhan, ada kuasa di dalamnya!
Baca: Mazmur 84:1-13
"Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau." Mazmur 84:5
Sebagaimana renungan kemarin disampaikan, puji-pujian bagi orang percaya adalah sangat penting, bukan hanya dalam ibadah formal saja kita harus memuji Tuhan, melainkan juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Melalui pujian yang kita naikkan kepada Tuhan kita bisa merasakan, bahkan mengalami kasih dan kuasa Tuhan, sebab ketika kita memuji Tuhan berarti kita sedang berurusan dengan Tuhan dan Dia pasti bertindak, sebab "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4).
Lalu, apa yang terjadi jika kita memuji Tuhan? Mari mempelajari kisah ini: karena fitnah, Paulus dan Silas harus mengalami penganiayaan yang hebat dan dimasukkan ke dalam penjara, bahkan kaki mereka dibelenggu dalam pasungan yang kuat (baca Kisah 16:24). Meski demikian mereka tidak berkecil hati, mengeluh atau putus asa, justru iman mereka semakin dikuatkan melalui kejadian ini. Dalam kondisi tanpa harapan, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (Kisah 16:25). Mereka mememuji-muji Tuhan dengan penuh semangat dengan suara yang keras sehingga orang-orang lain yang berada dalam penjara turut mendengarnya. Paulus dan Silas benar-benar mengerti bahwa ada kuasa dalam puji-pujian. Dan benar terjadi: kuasa Tuhan turun atas mereka dan terjadilah gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan sendi-sendi penjara dan belenggu terlepas. Penjara dan belenggu berbicara tentang masalah atau penderitaan yang kita alami, semua akan terlepaskan ketika kita memuji Tuhan.
Ketika kita memuji Tuhan kita akan beroleh kekuatan; bukan hanya kuat, tetapi makin lama makin kuat! Bagaimana pujian dapat menjadi kuasa yang nyata? Kita harus memuji Tuhan dengan penuh iman. Masalah dan pencobaan boleh datang, tapi jangan pernah berhenti untuk memuji Tuhan. Dengan begitu kita mengijinkan kuasaNya bekerja dalam kehidupan kita. Apa yang dialami oleh Paulus dan Silas bukanlah hal kebetulan, karena Tuhan mengijinkan ini terjadi. Melalui kejadian ini kepala penjara dan seisi rumahnya menjadi percaya kepada Tuhan!
Seberat apa pun masalah yang menimpa kita jangan pernah berhenti memuji-muji Tuhan, ada kuasa di dalamnya!
Subscribe to:
Posts (Atom)