Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 November 2011 -
Baca: Mazmur 84:1-13
"Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau." Mazmur 84:5
Sebagaimana renungan kemarin disampaikan, puji-pujian bagi orang percaya adalah sangat penting, bukan hanya dalam ibadah formal saja kita harus memuji Tuhan, melainkan juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Melalui pujian yang kita naikkan kepada Tuhan kita bisa merasakan, bahkan mengalami kasih dan kuasa Tuhan, sebab ketika kita memuji Tuhan berarti kita sedang berurusan dengan Tuhan dan Dia pasti bertindak, sebab "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4).
Lalu, apa yang terjadi jika kita memuji Tuhan? Mari mempelajari kisah ini: karena fitnah, Paulus dan Silas harus mengalami penganiayaan yang hebat dan dimasukkan ke dalam penjara, bahkan kaki mereka dibelenggu dalam pasungan yang kuat (baca Kisah 16:24). Meski demikian mereka tidak berkecil hati, mengeluh atau putus asa, justru iman mereka semakin dikuatkan melalui kejadian ini. Dalam kondisi tanpa harapan, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka." (Kisah 16:25). Mereka mememuji-muji Tuhan dengan penuh semangat dengan suara yang keras sehingga orang-orang lain yang berada dalam penjara turut mendengarnya. Paulus dan Silas benar-benar mengerti bahwa ada kuasa dalam puji-pujian. Dan benar terjadi: kuasa Tuhan turun atas mereka dan terjadilah gempa yang dahsyat, yang mengakibatkan sendi-sendi penjara dan belenggu terlepas. Penjara dan belenggu berbicara tentang masalah atau penderitaan yang kita alami, semua akan terlepaskan ketika kita memuji Tuhan.
Ketika kita memuji Tuhan kita akan beroleh kekuatan; bukan hanya kuat, tetapi makin lama makin kuat! Bagaimana pujian dapat menjadi kuasa yang nyata? Kita harus memuji Tuhan dengan penuh iman. Masalah dan pencobaan boleh datang, tapi jangan pernah berhenti untuk memuji Tuhan. Dengan begitu kita mengijinkan kuasaNya bekerja dalam kehidupan kita. Apa yang dialami oleh Paulus dan Silas bukanlah hal kebetulan, karena Tuhan mengijinkan ini terjadi. Melalui kejadian ini kepala penjara dan seisi rumahnya menjadi percaya kepada Tuhan!
Seberat apa pun masalah yang menimpa kita jangan pernah berhenti memuji-muji Tuhan, ada kuasa di dalamnya!
Wednesday, November 9, 2011
Tuesday, November 8, 2011
PUJI-PUJIAN: Menyenangkan Hati Tuhan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 November 2011 -
Baca: Mazmur 104:1-35
"Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada." Mazmur 104:33
Memuji-muji Tuhan bukanlah dikhususkan bagi orang-orang Kristen yang bersuara bagus, sudah rekaman atau memiliki album, atau yang sudah terlibat dalam pelayanan sebagai worship leader atau singer. Menyanyi, menaikkan pujian bagi Tuhan dan membesarkan namaNya adalah bagian dari ibadah orang percaya tanpa terkecuali, baik itu anak-anak, pemuda atau juga orang dewasa. Oleh karena itu semua orang yang percaya harus memuji-muji Tuhan dengan segenap hati. Pemazmur berkata, "Biarlah segala yang yang bernafas memuji Tuhan!" (Mazmur 150:6). Tuhan tidak menilai seberapa bagus suara kita, tapi yang Dia nilai adalah kesungguhan hati kita dalam memuji Tuhan. Pujian yang keluar dari hati, sekali pun suaranya kurang bagus, tidak menjadi masalah bagi Tuhan. Di Perjanjian Lama pun umat Tuhan selalu bermazmur bagi Dia dalam puji-pujian. Dan kitab Mazmur ini adalah buku pujian bagi bangsa Israel.
Ketika bangsa Israel berperang melawan musuh, mereka menyanyi bagi Tuhan dan tampil sebagai pemenang. Perhatikan! Setelah bangsa Israel terlepas dari tangan pasukan Firaun dan mengalami mujizat yang luar biasa, di mana Tuhan menuntun mereka menyeberangi Laut Teberau dengan caraNya yang ajaib, mereka bersorak-sorai dan memuji-muji Tuhan. "Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dileparkan-Nya ke dalam laut. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi ekselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. Tuhan itu pahlawan perang; Tuhan itulah nama-Nya. Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau." (Keluaran 15:1-4).
Tuhan menghendaki kita agar senantiasa memuji-muji Tuhan. Daud adalah orang mengerti benar betapa pentingnya pujian bagi Tuhan, di mana dalam pujian ada kuasa! Itulah sebabnya Daud dengan yakin berkata bahwa di sepanjang umur hidupnya ia akan terus memuji nama Tuhan (baca Mazmur 104:33). Masih banyak orang Kristen yang ogah-ogahan memuji Tuhan, di gereja pun mereka memuji Tuhan dengan setengah hati.
Orang percaya yang penuh dengan Roh Kudus pasti tiada henti memuji dan meninggikan nama Tuhan dengan nyanyian rohani setiap waktu, karena mereka tahu bahwa itu adalah bagian dari ibadah kepada Tuhan.
Baca: Mazmur 104:1-35
"Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada." Mazmur 104:33
Memuji-muji Tuhan bukanlah dikhususkan bagi orang-orang Kristen yang bersuara bagus, sudah rekaman atau memiliki album, atau yang sudah terlibat dalam pelayanan sebagai worship leader atau singer. Menyanyi, menaikkan pujian bagi Tuhan dan membesarkan namaNya adalah bagian dari ibadah orang percaya tanpa terkecuali, baik itu anak-anak, pemuda atau juga orang dewasa. Oleh karena itu semua orang yang percaya harus memuji-muji Tuhan dengan segenap hati. Pemazmur berkata, "Biarlah segala yang yang bernafas memuji Tuhan!" (Mazmur 150:6). Tuhan tidak menilai seberapa bagus suara kita, tapi yang Dia nilai adalah kesungguhan hati kita dalam memuji Tuhan. Pujian yang keluar dari hati, sekali pun suaranya kurang bagus, tidak menjadi masalah bagi Tuhan. Di Perjanjian Lama pun umat Tuhan selalu bermazmur bagi Dia dalam puji-pujian. Dan kitab Mazmur ini adalah buku pujian bagi bangsa Israel.
Ketika bangsa Israel berperang melawan musuh, mereka menyanyi bagi Tuhan dan tampil sebagai pemenang. Perhatikan! Setelah bangsa Israel terlepas dari tangan pasukan Firaun dan mengalami mujizat yang luar biasa, di mana Tuhan menuntun mereka menyeberangi Laut Teberau dengan caraNya yang ajaib, mereka bersorak-sorai dan memuji-muji Tuhan. "Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dileparkan-Nya ke dalam laut. Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi ekselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. Tuhan itu pahlawan perang; Tuhan itulah nama-Nya. Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau." (Keluaran 15:1-4).
Tuhan menghendaki kita agar senantiasa memuji-muji Tuhan. Daud adalah orang mengerti benar betapa pentingnya pujian bagi Tuhan, di mana dalam pujian ada kuasa! Itulah sebabnya Daud dengan yakin berkata bahwa di sepanjang umur hidupnya ia akan terus memuji nama Tuhan (baca Mazmur 104:33). Masih banyak orang Kristen yang ogah-ogahan memuji Tuhan, di gereja pun mereka memuji Tuhan dengan setengah hati.
Orang percaya yang penuh dengan Roh Kudus pasti tiada henti memuji dan meninggikan nama Tuhan dengan nyanyian rohani setiap waktu, karena mereka tahu bahwa itu adalah bagian dari ibadah kepada Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)