Tuesday, November 8, 2011

PUJI-PUJIAN: Menyenangkan Hati Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 November 2011 -

Baca:  Mazmur 104:1-35

"Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada."  Mazmur 104:33

Memuji-muji Tuhan bukanlah dikhususkan bagi orang-orang Kristen yang bersuara bagus, sudah rekaman atau memiliki album, atau yang sudah terlibat dalam pelayanan sebagai worship leader atau singer.  Menyanyi, menaikkan pujian bagi Tuhan dan membesarkan namaNya adalah bagian dari ibadah orang percaya tanpa terkecuali, baik itu anak-anak, pemuda atau juga orang dewasa.  Oleh karena itu semua orang yang percaya harus memuji-muji Tuhan dengan segenap hati.  Pemazmur berkata,  "Biarlah segala yang yang bernafas memuji Tuhan!"  (Mazmur 150:6).  Tuhan tidak menilai seberapa bagus suara kita, tapi yang Dia nilai adalah kesungguhan hati kita dalam memuji Tuhan.  Pujian yang keluar dari hati, sekali pun suaranya kurang bagus, tidak menjadi masalah bagi Tuhan.  Di Perjanjian Lama pun umat Tuhan selalu bermazmur bagi Dia dalam puji-pujian.  Dan kitab Mazmur ini adalah buku pujian bagi bangsa Israel.

     Ketika bangsa Israel berperang melawan musuh, mereka menyanyi bagi Tuhan dan tampil sebagai pemenang.  Perhatikan!  Setelah bangsa Israel terlepas dari tangan pasukan Firaun dan mengalami mujizat yang luar biasa, di mana Tuhan menuntun mereka menyeberangi Laut Teberau dengan caraNya yang ajaib, mereka bersorak-sorai dan memuji-muji Tuhan.  "Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dileparkan-Nya ke dalam laut.  Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi ekselamatanku.  Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia.  Tuhan itu pahlawan perang;  Tuhan itulah nama-Nya.  Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut;  para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau."  (Keluaran 15:1-4).

     Tuhan menghendaki kita agar senantiasa memuji-muji Tuhan.  Daud adalah orang mengerti benar betapa pentingnya pujian bagi Tuhan, di mana dalam pujian ada kuasa!  Itulah sebabnya Daud dengan yakin berkata bahwa di sepanjang umur hidupnya ia akan terus memuji nama Tuhan  (baca  Mazmur 104:33).  Masih banyak orang Kristen yang ogah-ogahan memuji Tuhan, di gereja pun mereka memuji Tuhan dengan setengah hati.

Orang percaya yang penuh dengan Roh Kudus pasti tiada henti memuji dan meninggikan nama Tuhan dengan nyanyian rohani setiap waktu, karena mereka tahu bahwa itu adalah bagian dari ibadah kepada Tuhan.

Monday, November 7, 2011

HATI YANG SENANTIASA BERSYUKUR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 November 2011 -

Baca:  Mazmur 50:1-23

"Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;"  Mazmur 50:32

Amerika Serikat adalah salah satu negara yang memiliki tradisi khusus yaitu menggelar acara Thanksgiving. atau hari ucapan syukur.  Tradisi ini bermula ketika para pendatang dari Eropa mendarat untuk pertama kalinya di benua Amerika, dan pada waktu itu mereka berhasil meraih keuntungan untuk pertama kalinya di tahun 1623.  Sejak itulah mereka menetapkan suatu hari sebagai tradisi yaitu hari ucapan syukur.

     Bagaimanakah hari-hari Saudara?  Apakah dipenuhi oleh ucapan syukur kepada Tuhan setiap waktu atau terus diliputi oleh kekuatiran, keluh kesah dan persungutan?  Perhatikan ayat nas di atas:  "Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;" Hidup yang dipenuhi oleh ucapan syukur adalah hidup yang memuliakan Tuhan.  Hidup yang bersyukur itulah kunci kepuasan dan kebahagiaan hidup.  Namun jika yang keluar dari mulut kita hanyalah persungutan, mustahil kita merasakan kebahagiaan hidup.  Orang yang terus bersungut-sungut berarti tidak pernah menghargai pertolongan Tuhan dalam hidupnya, meragukan kuasa dan kesanggupan Tuhan.

     Mengapa kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan?  Hidup yang selalu bersyukur menunjukkan bahwa kita percaya dan mengakui bahwa Tuhan adalah Sumber segala berkat.  Alkitab menyatakan,  "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."  (1 Tesalonika 5:18).  Kita harus mengucap syukur kepada Tuhan dalam segala hal, baik dalam keadaan keberkatan atau pun sedang dalam pergumulan, baik dalam suka maupun duka.  Jadi, bukan hanya ketika segala sesuatu berjalan baik atau lancar.  Bila saat ini kita diijinkan mengalami masalah atau penderitaan sekali pun, tetaplah mengucap syukur, karena semuanya pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita.

     Pastilah Tuhan itu baik, ya Tuhan itu baik adanya:  di dalam Dia ada sukacita, ada damai sejahtera, ada kebahagiaan, ada pengharapan yang pasti, ada masa depan yang baik dan sebagainya.  Dan ucapan syukur terbesar dapat disebabkan karena kita telah diselamatkan!  Alkitab mengajak kita untuk tetap bersyukur meski sedang dalam kesukaran, sebab kesukaran bermanafaat untuk pengemban karakter kita.

Janganlah hidup seperti sembilan orang kusta itu, yang setelah beroleh kesembuhan dari Tuhan berlalu begitu saja dan melupakan kebaikan Tuhan.