Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 November 2011 -
Baca: 1 Yohanes 3:11-18
"Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia." 1 Yohanes 3:15a
Apakah Saudara adalah seorang Kristen atau pengikut Kristus? Jika kita mengaku bahwa diri kita adalah seorang Kristen tapi dalam kenyataannya kita tidak memiliki kasih, berarti kekristenan kita adalah bohong; sama artinya kita ini tidak mengenal Allah karena Allah adalah kasih (baca 1 Yohanes 4:8).
Mungkin kita tidak menyadari jika selama ini doa-doa kita tidak beroleh jawaban dari Tuhan; salah satu penyebabnya adalah karena kita tidak mengasihi sesama saudara seiman. Bila kita mengakui bahwa di dalam hati kita ada Roh Allah itu Roh Kasih. Kita tidak perlu gembar-gembor kepada orang lain untuk menegaskan bahwa kita ini adalah orang percaya, karena dari buahnyalah kita mengenal suatu pohon. Begitu pula dengan kehidupan orang percaya, dari buah-buah kehidupannya (ucapan, perbuatan atau tindakan) orang lain akan mengenal kita apakah kita ini seorang percaya atau bukan. Seorang Kristen yang benar tidak akan pernah menyimpan kepahitan dan kebencian terhadap sesamanya. Alkitab menyatakan: "Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya." (1 Yohanes 3:14-15).
Sadarkah kita bahwa yang menjadi penghambat doa untuk beroleh jawaban dari Tuhan adalah ketika kita masih menyimpan kebencian terhadap sesama dan tidak mau mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita? Ketika kita menolak mengampuni orang lain, akar pahit itu terus bertumbuh dalam hati kita dan semakin mencabik-cabik doa kita. Bagaimana kita dapat berharap Tuhan akan mencurahkan berkat-berkatNya atas hidup kita kala kita masih menyimpan kebencian terhadap orang lain? Bukankah Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kita yang tak terhitung jumlahnya itu? Karena itu Dia mengharapkan kita juga mengampuni orang lain sebagaimana dosa kita telah diampuni oleh Tuhan. Bagaimana kita dapat berdoa kalau kita masih membenci orang lain ?
Apabila kita mengeraskan hati dan tetap membenci orang lain, maka dosa kebencian itulah yang memisahkan kita dari Tuhan, sehingga doa-doa kita pun hanya sampai di langit-langit kamar!
Sunday, November 6, 2011
Saturday, November 5, 2011
DAUD: Mengalahkan Ketakutan (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2011 -
Baca: Mazmur 56:1-14
"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu." Mazmur 56:9a
Ketika ketakutan datang menyerang kita dan tidak segera kita lawan, ia akan menjajah pikiran kita. Itulah sebabnya Daud berkata, "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Mazmur 56:4,5). Dengan percaya kepada Tuhan, kita melawan rasa takut itu.
Banyak orang yang selalu memikirkan masalah dan penderitaan yang dialaminya. Dan semakin kita memikirkan penderitaan dan masalah yang ada, kita akan semakin lemah, stres dan kecewa. Bawa dan serahkan semua permasalahan itu kepada Tuhan. Jangan biarkan ketakutan itu menghalangi langkah kita untuk meraih janji-janji Tuhan. Di akhir zaman ini Iblis melepaskan 'panah ketakutan' ke segala aspek kehidupan orang percaya, bisa saja melalui persoalan ekonomi, persoalan rumah tangga (antara suami isteri), persoalan anak, bahkan persoalan dalam hal pelayanan di gereja, dengan tujuan agar kita menjadi takut dan tidak lagi mempercayakan hidup ini kepada Tuhan sepenuhnya. Akhirnya banyak orang mulai tidak tahan menantikan pertolongan dari Tuhan dan lebih memilih pergi ke dukun atau orang pintar yang dirasa dapat memberikan pertolongan secara instan. Ketakutan semakin menjajah kita apabila arah pandangan kita hanya tertuju pada masalah dan situasi-situasi yang ada. Ingat, kita adalah anak-anak Tuhan, artinya adalah warga Kerajaan Allah yang secara otomatis mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan dari Tuhan. Oleh karena itu kita harus memandang ke atas yaitu kepada Tuhan, yang akan menjadi pembela kita, yang berperang ganti kita.
Tuhan kita adalah Allah yang besar, jauh melebih semua masalah yang ada. Daud pun menjadi kuat sehingga ia dapat berkata, "kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Di dalam Amsal 23:7a dikatakan, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." Artinya, hidup ini sesungguhnya tergantung dari pikiran kita. Kadangkala pikiran kita yang menjajah diri kita sendiri.
Terkadang pikiran kita sendirilah yang mengecilkan dan meragukan Tuhan.
Baca: Mazmur 56:1-14
"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu." Mazmur 56:9a
Ketika ketakutan datang menyerang kita dan tidak segera kita lawan, ia akan menjajah pikiran kita. Itulah sebabnya Daud berkata, "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Mazmur 56:4,5). Dengan percaya kepada Tuhan, kita melawan rasa takut itu.
Banyak orang yang selalu memikirkan masalah dan penderitaan yang dialaminya. Dan semakin kita memikirkan penderitaan dan masalah yang ada, kita akan semakin lemah, stres dan kecewa. Bawa dan serahkan semua permasalahan itu kepada Tuhan. Jangan biarkan ketakutan itu menghalangi langkah kita untuk meraih janji-janji Tuhan. Di akhir zaman ini Iblis melepaskan 'panah ketakutan' ke segala aspek kehidupan orang percaya, bisa saja melalui persoalan ekonomi, persoalan rumah tangga (antara suami isteri), persoalan anak, bahkan persoalan dalam hal pelayanan di gereja, dengan tujuan agar kita menjadi takut dan tidak lagi mempercayakan hidup ini kepada Tuhan sepenuhnya. Akhirnya banyak orang mulai tidak tahan menantikan pertolongan dari Tuhan dan lebih memilih pergi ke dukun atau orang pintar yang dirasa dapat memberikan pertolongan secara instan. Ketakutan semakin menjajah kita apabila arah pandangan kita hanya tertuju pada masalah dan situasi-situasi yang ada. Ingat, kita adalah anak-anak Tuhan, artinya adalah warga Kerajaan Allah yang secara otomatis mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan dari Tuhan. Oleh karena itu kita harus memandang ke atas yaitu kepada Tuhan, yang akan menjadi pembela kita, yang berperang ganti kita.
Tuhan kita adalah Allah yang besar, jauh melebih semua masalah yang ada. Daud pun menjadi kuat sehingga ia dapat berkata, "kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Di dalam Amsal 23:7a dikatakan, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." Artinya, hidup ini sesungguhnya tergantung dari pikiran kita. Kadangkala pikiran kita yang menjajah diri kita sendiri.
Terkadang pikiran kita sendirilah yang mengecilkan dan meragukan Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)