Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 November 2011 -
Baca: Mazmur 56:1-14
"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu." Mazmur 56:9a
Ketika ketakutan datang menyerang kita dan tidak segera kita lawan, ia akan menjajah pikiran kita. Itulah sebabnya Daud berkata, "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Mazmur 56:4,5). Dengan percaya kepada Tuhan, kita melawan rasa takut itu.
Banyak orang yang selalu memikirkan masalah dan penderitaan yang dialaminya. Dan semakin kita memikirkan penderitaan dan masalah yang ada, kita akan semakin lemah, stres dan kecewa. Bawa dan serahkan semua permasalahan itu kepada Tuhan. Jangan biarkan ketakutan itu menghalangi langkah kita untuk meraih janji-janji Tuhan. Di akhir zaman ini Iblis melepaskan 'panah ketakutan' ke segala aspek kehidupan orang percaya, bisa saja melalui persoalan ekonomi, persoalan rumah tangga (antara suami isteri), persoalan anak, bahkan persoalan dalam hal pelayanan di gereja, dengan tujuan agar kita menjadi takut dan tidak lagi mempercayakan hidup ini kepada Tuhan sepenuhnya. Akhirnya banyak orang mulai tidak tahan menantikan pertolongan dari Tuhan dan lebih memilih pergi ke dukun atau orang pintar yang dirasa dapat memberikan pertolongan secara instan. Ketakutan semakin menjajah kita apabila arah pandangan kita hanya tertuju pada masalah dan situasi-situasi yang ada. Ingat, kita adalah anak-anak Tuhan, artinya adalah warga Kerajaan Allah yang secara otomatis mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan dari Tuhan. Oleh karena itu kita harus memandang ke atas yaitu kepada Tuhan, yang akan menjadi pembela kita, yang berperang ganti kita.
Tuhan kita adalah Allah yang besar, jauh melebih semua masalah yang ada. Daud pun menjadi kuat sehingga ia dapat berkata, "kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" Di dalam Amsal 23:7a dikatakan, "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." Artinya, hidup ini sesungguhnya tergantung dari pikiran kita. Kadangkala pikiran kita yang menjajah diri kita sendiri.
Terkadang pikiran kita sendirilah yang mengecilkan dan meragukan Tuhan.
Saturday, November 5, 2011
Friday, November 4, 2011
DAUD: Mengalahkan Ketakutan (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 November 2011 -
Baca: Mazmur 56:1-14
"Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku." Mazmur 56:10
Definisi ketakutan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: "Merasa gentar atau ngeri menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana; tidak berani (berbuat, menempuh, menderita); atau juga gelisah, kuatir". Daud mengalami ketakutan yang luar biasa ketika orang-orang Filistin menangkap dia di Gat. Dan pengalaman itulah yang melatarbelakangi Daud menulis Mazmur 56 ini.
Alkitab jelas menyatakan bahwa Daud menjadi sangat ketakutan sehingga meminta hikmat kepada Tuhan. Ada pun satu-satunya cara agar ia dapat melepaskan diri dari raja Filistin adalah dengan berpura-pura menjadi gila: "Sebab itu ia (Daud) berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka;" (1Samuel 21:13a), bahkan sampai-sampai ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan air liurnya meleleh hingga ke janggutnya. Berikut reaksi raja Filistin ketika melihat Daud: "Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku? Kekurangan orang gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?" (1 Samuel 21:14-15). Mungkin Daud berpikir bahwa saat itu ia akan mati dan tidak punya pengharapan lagi. Namun ternyata ia luput dari kematian dan terbebaskan. Itu semua karena campur tangan Tuhan. Daud pun membuat suatu miktam, yaitu nyanyian berulang-ulang untuk menguatkan hatinya.
Siapa pun orangnya pasti pernah mengalami rasa takut ketika menghadapi permasalahan yang berat. Tak terkecuali Daud, meski ia dikenal sebagai seorang pemberani, satu-satunya yang mampu mengalahkan Goliat. Tapi jika kita memperhatikan Mazmur 56, betapa berat pergumulan yang harus dialami: "...orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong. Sepanjang hari mereka mengacukan perkaraku; mereka senantiasa bermaksud jahat terhadapku. Mereka mau menyerbu, mereka mengintip, mengamat-amati langkahku, seperti orang-orang yang ingin mencabut nyawaku." (Mazmur 56:2, 3, 6, 7).
Secara manusia, Daud tidak kuat menghadapi masalah yang berat ini.
Baca: Mazmur 56:1-14
"Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku." Mazmur 56:10
Definisi ketakutan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: "Merasa gentar atau ngeri menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana; tidak berani (berbuat, menempuh, menderita); atau juga gelisah, kuatir". Daud mengalami ketakutan yang luar biasa ketika orang-orang Filistin menangkap dia di Gat. Dan pengalaman itulah yang melatarbelakangi Daud menulis Mazmur 56 ini.
Alkitab jelas menyatakan bahwa Daud menjadi sangat ketakutan sehingga meminta hikmat kepada Tuhan. Ada pun satu-satunya cara agar ia dapat melepaskan diri dari raja Filistin adalah dengan berpura-pura menjadi gila: "Sebab itu ia (Daud) berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka;" (1Samuel 21:13a), bahkan sampai-sampai ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan air liurnya meleleh hingga ke janggutnya. Berikut reaksi raja Filistin ketika melihat Daud: "Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku? Kekurangan orang gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?" (1 Samuel 21:14-15). Mungkin Daud berpikir bahwa saat itu ia akan mati dan tidak punya pengharapan lagi. Namun ternyata ia luput dari kematian dan terbebaskan. Itu semua karena campur tangan Tuhan. Daud pun membuat suatu miktam, yaitu nyanyian berulang-ulang untuk menguatkan hatinya.
Siapa pun orangnya pasti pernah mengalami rasa takut ketika menghadapi permasalahan yang berat. Tak terkecuali Daud, meski ia dikenal sebagai seorang pemberani, satu-satunya yang mampu mengalahkan Goliat. Tapi jika kita memperhatikan Mazmur 56, betapa berat pergumulan yang harus dialami: "...orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong. Sepanjang hari mereka mengacukan perkaraku; mereka senantiasa bermaksud jahat terhadapku. Mereka mau menyerbu, mereka mengintip, mengamat-amati langkahku, seperti orang-orang yang ingin mencabut nyawaku." (Mazmur 56:2, 3, 6, 7).
Secara manusia, Daud tidak kuat menghadapi masalah yang berat ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)