Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 November 2011 -
Baca: 1 Korintus 9:1-23
"Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu." 1 Korintus 9:14
Kalau kita melayani Tuhan, apa pun bentuknya, entah sebagai pengajar, penulis, diaken, pendeta, worship leader, singer, pendoa syafaat, kolektan, tim paduan suara dan sebagainya, tuan kita bukanlah gembala sidang atau pemimpin organisasi gereja tempat di mana kita berjemaat atau melayani. Yang menjadi tuan kita adalah Tuhan Yesus sendiri. Kita adalah hamba dan Tuhan Yesus adalah Tuan kita. Jadi para pelayan Tuhan bukanlah seperti buruh atau pegawai dari organisasi gereja, melainkan seorang hamba yang telah dipanggil dan dipilih oleh Tuhan sendiri.
Kita semua adalah hamba-hamba Tuhan, pelayan-pelayan pekerjaan Tuhan yang telah ditetapkan oleh Tuhan sendiri menurut kadar anugerah yang dikaruniakan kepada kita masing-masing. Karunia atau kesanggupan yang ada pada kita itulah yang menetapkan kedudukan kita di dalam tubuh Kristus. Kita adalah hamba-hamba Tuhan yang bersama-sama melayani satu Tuan, yang adalah majikan kita satu-satunya, yang kepada Dia kita harus tunduk dan taat secara mutlak. Rasul Paulus berkata, "Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah." (1 Korintus 4:1). Rasul Paulus menyadari bahwa Tuhan adalah Tuannya dan dia adalah hamba; Tuhan memanggil, Tuhan juga yang akan memberikan upah kepadanya atas pelayanan yang ia lakukan. Inilah kebenaran yang harus kita mengerti! Banyak sekali pelayan Tuhan yang mundur dari pelayanan karena mereka kecewa kepada manusia atau organisasi gereja. Mengapa demikian? Karena fokus pelayanan mereka tertuju kepada manusia, bukan kepada Tuhan. Namun jika mata kita terarah kepada Tuhan Yesus yang adalah Tuan kita, maka kita tidak akan mudah kecewa atau putus asa dalam pelayanan. Rasul Paulus berkata pula, "Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hambaNya." (Kolose 3:24).
Jika Tuhan yang memanggil kita, Ia juga pasti akan menyediakan upah itu bagi kita, sebab "...dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia" (1 Korintus 15:58). Oleh karena itu berhentilah bersungut-sungut atau mengeluh dalam pelayanan. Tuhan adalah Tuan dan Majikan kita, Dialah yang akan menjamin hidup kita.
Upah yang diberikan Tuhan selalu datang pada waktu yang tepat dan selalu cukup.
Thursday, November 3, 2011
Wednesday, November 2, 2011
PELAYAN TUHAN: Melayani Jiwa-Jiwa (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 November 2011 -
Baca: Kolose 3:12-17
"Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran." Kolose 3:12
Kepada jemaat Tuhan di Kolose rasul Paulus menasihatkan agar dalam melayani jiwa-jiwa kita melakukannya dengan sukacita, bukan karena terpaksa, dan juga "...kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran." Jika kita melayani jiwa-jiwa dengan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, kita tidak akan pernah merasa lelah, kecewa, putus asa dan sakit hati ketika kita dikecewakan atau ditolak saat melayani. Sebaliknya kita akan tetap semangat dalam melayani, apa pun keadaannya; tidak akan menahan mulut kita untuk bersaksi dan memberitakan Injil serta mengajar firman kepada orang lain.
Timotius berkata demikian, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2). Mungkin kita berkata, "Apa saya mampu?" Perhatikan! "...Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita..." (2 Timotius 1:7-8). Di dalam kita ada Roh Kudus; Dialah yang mendorong dan memampukan kita untuk menginjil. Setiap anggota jemaat sangat membutuhkan bimbingan dan pemeliharaan seperti anak-anak yang perlu mendapat pemeliharaan, mulai dari masa bayinya sampai kepada masa dewasa. Terhadap jemaat yang rohaninya masih 'bayi' kita harus memberi mereka 'susu', dan bilamana mereka sudah bertambah besar kita pun harus memberikan mereka 'makanan yang keras'. Tertulis: "Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:13-14).
Itu adalah tanggung jawab kita para pelayan Tuhan: memelihara mereka dengan firmanNya dan menyatakan perbuatan kasih yang hangat sebagai pengikat kita satu sama lain.
Kasih Kristus itulah yang mendorong kita dalam segala pelayanan dan pengorbanan kita, karena tiap-tiap jemaat berhak mendapatkan pemeliharaan rohani yang sama.
Baca: Kolose 3:12-17
"Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran." Kolose 3:12
Kepada jemaat Tuhan di Kolose rasul Paulus menasihatkan agar dalam melayani jiwa-jiwa kita melakukannya dengan sukacita, bukan karena terpaksa, dan juga "...kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran." Jika kita melayani jiwa-jiwa dengan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, kita tidak akan pernah merasa lelah, kecewa, putus asa dan sakit hati ketika kita dikecewakan atau ditolak saat melayani. Sebaliknya kita akan tetap semangat dalam melayani, apa pun keadaannya; tidak akan menahan mulut kita untuk bersaksi dan memberitakan Injil serta mengajar firman kepada orang lain.
Timotius berkata demikian, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2 Timotius 4:2). Mungkin kita berkata, "Apa saya mampu?" Perhatikan! "...Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita..." (2 Timotius 1:7-8). Di dalam kita ada Roh Kudus; Dialah yang mendorong dan memampukan kita untuk menginjil. Setiap anggota jemaat sangat membutuhkan bimbingan dan pemeliharaan seperti anak-anak yang perlu mendapat pemeliharaan, mulai dari masa bayinya sampai kepada masa dewasa. Terhadap jemaat yang rohaninya masih 'bayi' kita harus memberi mereka 'susu', dan bilamana mereka sudah bertambah besar kita pun harus memberikan mereka 'makanan yang keras'. Tertulis: "Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibrani 5:13-14).
Itu adalah tanggung jawab kita para pelayan Tuhan: memelihara mereka dengan firmanNya dan menyatakan perbuatan kasih yang hangat sebagai pengikat kita satu sama lain.
Kasih Kristus itulah yang mendorong kita dalam segala pelayanan dan pengorbanan kita, karena tiap-tiap jemaat berhak mendapatkan pemeliharaan rohani yang sama.
Subscribe to:
Posts (Atom)