Saturday, October 29, 2011

MERENUNGKAN FIRMAN: Kunci Keberhasilan Dalam Segala Hal!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  29 Oktober 2011 -

Baca:  Mazmur 1:1-6

"tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."  Mazmur 1:2

Apakah Saudara membaca Alkitab setiap hari?  Masih banyak orang Kristen yang menjawab,  "Jujur, saya jarang baca Alkitab.  Mana sempat?  Pulang kerja sudah larut malam, jadi cuma sempat berdoa saja.  Saya membaca Alkitab kalau pas hari Minggu di gereja.  Untung di tas kerja saya ada AIR HIDUP, bisa dibawa kemana-mana.  Itu saja yang kubaca."  Membaca firman Tuhan melalui renungan-renungan harian memang bagus karena di situ ada tuntunan ayat-ayat yang kita baca, tapi kita tidak boleh melupakan sumbernya yaitu Alkitab  (firman Tuhan).

     Seseorang yang memiliki kehidupan doa pribadi setiap hari pasti hidupnya tidak dapat dipisahkan dari firman Tuhan, karena ia sadar bahwa  "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  (Matius 4:4).  Oleh karena itu kita harus menyediakan waktu secara khusus untuk membaca, mendengar dan merenungkan firman Tuhan setiap hari.  Sebagaimana tubuh jasmani kita membutuhkan makanan setiap hari, begitu pula dengan manusia roh kita, harus makan makanan rohani  (firman Tuhan)  secara teratur setiap hari.  Orang yang suka merenungkan firman siang dan malam adalah orang yang memiliki kekariban dengan Tuhan.  Dan terhadap orang yang karib,  "...perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."  (Mazmur 25:14).  Pentingkah firman Tuhan bagi kehidupan Saudara?  Kita harus menyadari bahwa firman Tuhan adalah pegangan dan pedoman hidup orang percaya, karena itu  "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).

     Jika kita rindu mengalami kuasa Tuhan, rindu pelayanan kita berhasil, rindu mengalami berkat-berkat Tuhan, kita pun harus mencintai firman Tuhan setiap hari.  Sayang, masih banyak orang Kristen yang menyepelekan firman Tuhan, Alkitab yang adalah buku kehidupan yang cuma dijadikan pajangan di dalam lemari, padahal isi Alkitab itu benih hidup yang kekal dan perkataan Tuhan sendiri yang penuh kuasa.

Tidaklah mengherankan banyak orang Kristen mengalami kegagalan dalam hidup dan menjadi seperti tanah kering karena mereka tidak suka firman Tuhan!

Friday, October 28, 2011

MENJADI BERKAT OLEH ANUGERAHNYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  28 Oktober 2011 -

Baca:  Roma 4

"Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham,..."  Roma 4:16a

Alkitab mencatat,  "Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain."  (Yosua 24:2).  Melalui ayat ini jelas dinyatakan bahwa Terah, ayah Abraham, adalah penyembah berhala.  Ini menunjukkan bahwa pada awalnya Abraham bukanlah orang percaya.  Seperti orang-orang sezamannya, ia adalah penyembah berhala yang memuja berhala di Ur-Kasdim.  Namun dalam Kejadian 12:1 Tuhan mengatakan padanya,  "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;"  (Kejadian 12:1).  Inilah awal Abraham menjadi orang percaya.

     Tuhan menyatakan diriNya secara pribadi kepada Abraham karena Dia memiliki rencana besar atas kehidupan Abraham, hendak menjadikannya bapa bagi bangsa-bangsa.  Hidup Abraham dipakai Tuhan bukan karena ia orang benar, tetapi karena anugerahNya semata.  "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri,..."  (2 Timotius 1:9).  Abraham merespons panggilan Tuhan ini dengan ketaatan.  Ketika diperintahkan pergi ke suatu negeri yang belum diketahuinya, dengan konsekuensi harus meninggalkan sanak keluarga dan tanah leluhurnya, Abraham taat.  Ini bukanlah perkara mudah, apalagi perintah itu ia terima dari Tuhan yang baru saja dikenalnya.  Namun respons Abraham telah menghasilkan keselamatan bagi seluruh umat manusia, di mana melalui keturunan Abraham inilah Allah menggenapi janjiNya dengan mengutus Yesus Kristus datang ke dunia.

     Prinsip pemilihan Tuhan terhadap Abraham sama dengan prinsip Tuhan memilih kita.  Kita yang sebelumnya adalah orang-orang berdosa, ditebus melalui darah Kristus yang kudus sehingga kita menjadi orang-orang yang dibenarkan, lalu diangkat sebagai anak-anakNya, artinya kita juga ahli waris Kerajaan Allah.

Mari introspeksi diri:  adakah kita memiliki ketaatan seperti Abraham?  Berani mengambil keputusan untuk mengikuti dan melayani Tuhan dengan segenap hati serta rela meninggalkan segala kenyamanan yang ada selama ini?