Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2011 -
Baca: Yohanes 14:15-24
"Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." Yohanes 14:23
Sebagai orang percaya kita pasti akan tersinggung dan marah jika ada yang mengatakan, "Kamu tidak mengasihi Tuhan!" Dengan berbagai alasan kita akan menegaskan bahwa kita ini sangat mengasihi Tuhan, plus menyertakan 'bukti-bukti' untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar mengasihi Tuhan: "Aku sudah melayani Tuhan sebagai guru sekolah Minggu, Worship Leader, singer, tim penginjilan, tim musik di gereja, aktif di persekutuan-persekutuan doa, donatur gereja." dan sebagainya. Bukankah ini sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa kita mengasihi Tuhan?
Tidak sedikit orang Kristen terlibat dalam pelayanan bukan karena ia mengasihi Tuhan, tapi karena ada motivasi lain di balik itu: ingin mencari nama (popularitas) diri sendiri, uang, rutinitas atau juga karena terpaksa. Ada tertulis: "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku." (Matius 15:8). Mengasihi Tuhan tidaklah cukup hanya sekedar diucapkan atau sebatas melalui kegiatan kerohanian yang kita lakukan. Kita harus membuktikan kasih kita kepada Tuhan melalui perbuatan dan tindakan nyata. FirmanNya menegaskan, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." (Yohanes 14:15).
Ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa seseorang mengasihi Tuhan: 1. Ia bersukacita melakukan firman Tuhan. Kita menaati firman Tuhan bukan karena terpaksa atau dengan sedih hati, tapi penuh sukacita. 2. Ia memiliki hubungan yang karib dengan Tuhan. Jika kita mengasihi seseorang, kita akan menyediakan waktu terbaik untuk dia walau hanya sekedar untuk ngobrol atau jalan-jalan. Tertulis: "...Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." 3. Ia tetap kuat di tengah pencobaan. Seberat apa pun masalah yang dialami, sikap hatinya tetap positif karena dia tahu persis bahwa "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,..." (Roma 8:28). 4. Ia memiliki kehidupan dalam kasih. Dikatakan, "Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya." (1 Yohanes 4:21).
Kasih yang berkenan kepada Tuhan bukan sekedar diucapkan di mulut saja, tetapi dibuktikan melalui sikap hidup kita yaitu ketaatan.
Saturday, October 15, 2011
Friday, October 14, 2011
ORANG KRISTEN ADALAH TERANG DUNIA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Oktober 2011 -
Baca: Matius 5:13-16
"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi." Matius 5:14
Di zaman Tuhan Yesus orang-orang memakai pelita sebagai alat penerangan. Ada unsur-unsur dalam sebuah pelita yang membuatnya bisa menyala: harus ada bejana, entah terbuat dari emas, perak atau pun besi, minyak, sumbu dan juga sumber api. Masing-masing unsur itu melengkapi satu sama lain sehingga menghasilkan cahaya atau terang. Jika hanya ada sumbu saja tanpa ada bejana atau minyak maka pelita itu tidak akan bisa menyala, bahkan tidak bisa disebut pelita.
2. Terang Dunia. Itulah keberadaan orang percaya, harus bisa menjadi terang bagi dunia. Dikatakan, "...orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu." (Matius 5:15). Artinya terang dari Tuhan itu tidak boleh ditutupi, disembunyikan, terlebih lagi dipadamkan. Terang dari Tuhan harus dinyatakan kepada seluruh orang, harus diangkat ke tempat yang lebih tinggi sehingga memberi terang kepada dunia sekitar laksana kota yang letaknya di atas bukit, di mana keberadaannya jelas terlihat dan tidak mungkin disembunyikan. Itulah keberaaan kita sebagai orang percaya yang adalah terang di tengah kegelapan dunia ini. Orang lain akan melihat kita dengan jelas. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa pelita itu tidak boleh ditaruh di bawah gantang, yang artinya dimatikan, sehingga sama sekali tidak memiliki fungsi sebagai pelita lagi. Atau ditaruh di bawah tempat tidur, artinya disembunyikan, sehingga pelita itu pun tidak akan bisa menerangi seluruh rumah.
Hidup kita tidak boleh menjadi hidup yang ditutupi oleh gantang, melainkan harus transparan, sehingga bisa terlihat oleh orang lain. Alkitab menyatakan, "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," (Efesus 5:8-9). Menjadi terang berarti hidup kita menjadi kesaksian bagi orang lain. Kesaksian hidup kita berbicara lebih tajam dari perkataan kita. Kesaksian hidup kita lebih penting daripada kotbah yang kita sampaikan. Bila di dalam kita ada Kristus, tanpa harus digembar-gemborkan, orang lain akan tahu dari perbuatan kita.
Sudahkah kita menjadi pelita yang menyala dan menjadi kesaksian yang hidup bagi orang-orang di sekitar kita?
Baca: Matius 5:13-16
"Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi." Matius 5:14
Di zaman Tuhan Yesus orang-orang memakai pelita sebagai alat penerangan. Ada unsur-unsur dalam sebuah pelita yang membuatnya bisa menyala: harus ada bejana, entah terbuat dari emas, perak atau pun besi, minyak, sumbu dan juga sumber api. Masing-masing unsur itu melengkapi satu sama lain sehingga menghasilkan cahaya atau terang. Jika hanya ada sumbu saja tanpa ada bejana atau minyak maka pelita itu tidak akan bisa menyala, bahkan tidak bisa disebut pelita.
2. Terang Dunia. Itulah keberadaan orang percaya, harus bisa menjadi terang bagi dunia. Dikatakan, "...orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu." (Matius 5:15). Artinya terang dari Tuhan itu tidak boleh ditutupi, disembunyikan, terlebih lagi dipadamkan. Terang dari Tuhan harus dinyatakan kepada seluruh orang, harus diangkat ke tempat yang lebih tinggi sehingga memberi terang kepada dunia sekitar laksana kota yang letaknya di atas bukit, di mana keberadaannya jelas terlihat dan tidak mungkin disembunyikan. Itulah keberaaan kita sebagai orang percaya yang adalah terang di tengah kegelapan dunia ini. Orang lain akan melihat kita dengan jelas. Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa pelita itu tidak boleh ditaruh di bawah gantang, yang artinya dimatikan, sehingga sama sekali tidak memiliki fungsi sebagai pelita lagi. Atau ditaruh di bawah tempat tidur, artinya disembunyikan, sehingga pelita itu pun tidak akan bisa menerangi seluruh rumah.
Hidup kita tidak boleh menjadi hidup yang ditutupi oleh gantang, melainkan harus transparan, sehingga bisa terlihat oleh orang lain. Alkitab menyatakan, "Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran," (Efesus 5:8-9). Menjadi terang berarti hidup kita menjadi kesaksian bagi orang lain. Kesaksian hidup kita berbicara lebih tajam dari perkataan kita. Kesaksian hidup kita lebih penting daripada kotbah yang kita sampaikan. Bila di dalam kita ada Kristus, tanpa harus digembar-gemborkan, orang lain akan tahu dari perbuatan kita.
Sudahkah kita menjadi pelita yang menyala dan menjadi kesaksian yang hidup bagi orang-orang di sekitar kita?
Subscribe to:
Posts (Atom)