Saturday, October 1, 2011

RELAKAH KITA MENUNAIKAN AMANAT TUHAN?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  1 Oktober 2011 -

Baca:  2 Timotius 4:1-8

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."  2 Timotius 4:2

Sebagaimana dinyatakan dalam renungan kemarin, Yesus  "...datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  (Matius 9:13).  Jadi Yesus turun ke dunia dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwa manusia.  Inilah amanat yang harus diemban oleh Yesus.

     Dengan kesadaran penuh Dia menyelesaikan tugas dari Bapa ini sampai tuntas tanpa keluh kesah atau persungutan.  "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:8).  Tanpa keraguan sedikit pun Yesus mengorbankan nyawaNya, karena Ia tahu bahwa tidak ada jalan lain bagi manusia untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  Hanya melalui kematianNya di atas kayu salib inilah manusia memiliki pengharapan hidup kekal karena kutuk maut telah dipatahkan!  Ketika Yesus naik ke sorga, amanat itu pun diserahterimakan kepada murid-muridNya.  Yesus berkata,  "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.  Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum."  (Markus 16:15-16), dan  "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."  (Kisah 1:8).  Perkataan Yesus ini bukan sekedar kata-kata perpisahanNya kepada para muridNya, melainkan suatu Amanat Agung yang harus dilaksanakan.

     Saat ini tidak semua orang Kristen terpanggil untuk mengerjakan amanat ini.  Mereka pasti berpikir bahwa memberitakan Injil Keselamatan itu penuh resiko:  menantang segala macam kesukaran, penderitaan, penolakan, ejekan, cemoohan dan mungkin juga aniaya.  Berbeda dengan hamba-hamba Tuhan di masa lalu yang dengan gigih berjuang memberitakan Injil Kristus;  mereka rela mempertaruhkan hidup demi Injil.  Dan tak terbilang banyaknya jumlah orang yang bertobat, percaya dan dipulihkan hidupnya melalui pelayanan mereka.  Bagaimana kita?  Ingatlah, memberitakan Injil tidak selalu harus pergi ke tempat yang jauh, terpencil, ke pelosok atau di pedalaman.  Memberitakan Injil bisa dilakukan di lingkungan terdekat kita sendiri.  Maukah kita melakukannya?

Tuhan mengukur keberhasilan pemberitaan Injil kita bukan pada jumlah orang yang diselamatkan, tetapi pada seberapa besar kerelaan hati kita.

Friday, September 30, 2011

TUHAN MENGASIHI ORANG BERDOSA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  30 September 2011 -

Baca:  Wahyu 1:4-8

"Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya, -dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,"  Wahyu 1:5b-6a

Alkitab menyatakan semua manusia berdosa.  Siapa pun dan apa pun warna kulit kita, tanpa terkecuali,  "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak."  (Roma 3:10);  semua telah kehilangan kemuliaan Allah.  Pemazmur menegaskan bahwa di antara yang hidup tidak seorang pun yang benar di hadapan Allah  (baca  Mazmur 143:2).  Namun kita patut bersyukur karena Yesus berkata,  "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."  (Matius 9:13).

     Apa yang diperbuat Yesus terhadap kita orang yang berdosa?  Pertama,  Tuhan Yesus mengasihi kita.  Dikatakan,  "Bagi Dia, yang mengasihi kita..."  Kita tidak perlu mengerjakan sesuatu terlebih dahulu untuk menarik kasihNya karena Ia adalah kasih.  "Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa."  (Roma 5:8).  Ia mengasihi kita apa adanya, kasih yang tak bersyarat dan berisikan pengorbanan.  Dan kematian Kristus di Kalvari adalah bukti nyata bahwa Ia rela mati untuk menebus dosa-dosa kita.  Kedua,  Tuhan Yesus melepaskan kita dari dosa oleh darahNya.  Tertulis:  "...yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya."  Arti kata melepaskan di sini adalah menyucikan.  Dalam Yesaya 1:18 dinyatakan bahwa  "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju;  sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  Tuhan Yesus melepaskan kita dari dosa dengan jalan memberikan diriNya sendiri melalui cucuran darahNya  (baca  1 Petrus 1:18-19).  Ketiga,  Tuhan  Yesus mengangkat kita keluar dari dosa kita,  "dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya,;"  (Wahyu 1:6)  Melalui karya kudusNya di atas kayu salib kita tidak hanya dipulihkan, tapi status kita juga diubahkan, dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran.  Kita dibawa dari hidup dalam dosa ke suatu dimensi hidup yang baru yaitu hidup dalam kebenaran.  Tidak hanya itu,  "...kamu bukan lagi hamba, melainkan anak;  jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah."  (Galatia 4:7).  Ada pun dampak dari semua ini sungguh luar biasa, di mana kita berhak mengalami dan menikmati berkat-berkat rohani di dalam sorga  (baca  Efesus 1:-3).

Tanpa pengorbanan Kristus di kayu salib, kita semua tidak memiliki masa depan dan pengharapan!