Thursday, September 29, 2011

IMAN MENGALAHKAN PERSOALAN SEBESAR APA PUN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  29 September 2011 -

Baca:  1 Yohanes 5:1-5

"Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?"  1 Yohanes 5:5

Dari 12 orang pengintai yang diutus Musa untuk mengintai tanah Kanaan, 10 orang di antaranya membawa kabar buruk.  Kata mereka,  "Negeri yang telah kamu lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya.  Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami."  (Bilangan 13:32-33).  Mereka sangat pesimis bisa masuk ke Kanaan!  Adalah mustahil untuk bisa mengalahkan 'raksasa-raksasa', pikirnya.  Tetapi Kaleb berkata,  "Tidak!  Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya."  (Bilangan 13:30).

     Apa yang timbul di pikiran jika mendengar kata 'raksasa'?  Yang kita bayangkan sosok makhluk tinggi besar dan sangat menakutkan!  Ketika harus menghadapi Goliat, pahlawan bangsa Filistin yang tingginya enam jengkal, raja Saul dan rakyatnya mengalami ketakutan yang luar bisa.  Tetapi Daud, orang muda yang disertai Tuhan itu berkata,  "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia;  hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu."  (1 Samuel 17:32).

     Raksasa berbicara tentang masalah dan pergumulan yang sedang kita hadapi.  Seringkali kita pun menjadi takut, tawar hati dan putus asa oleh karena permasalahan yang ada dan masalah itu sepertinya sulit terselesaikan, bak raksasa yang siap menerkam kita.  Bagaimana supaya kita menang terhadap raksasa?  1.  Tahu siapa Tuhan itu bagi kita.  Pengenalan akan Tuhan secara benar akan menjadi kunci penting bagi kemenangan setiap orang percaya.  Daud berkata,  "Adapun Allah, jalan-Nya sempurna;  janji Tuhan adalah murni;  Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya."  (Mazmur 18:31).  2.  Tahu siapa kita di dalam Tuhan.  Tertulis:  "...dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."  (Roma 8:37).  Oleh karena itu  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).

Tak perlu takut menghadapi persoalan yang ada karena kita memiliki Tuhan yang berkuasa dan di dalam Dia kita lebih dari pemenang, dan bersama Yesus kita dapa melakukan perkara yang besar!

Wednesday, September 28, 2011

DAUD: Hidup Yang Diurapi!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  28 September 2011 -

Baca:  1 Samuel 16:14-23

"Berkatalah Saul kepada hamba-hambanya itu:  'Carilah bagiku seorang yang dapat main kecapi dengan baik, dan bawalah dia kepadaku.'"  1 Samuel 16:17

Dari semula Tuhan telah disembah dengan musik dan puji-pujian.  Musik adalah kekuatan yang penuh kuasa yang diciptakan Tuhan untuk menggugah hati seseorang secara khusus.  Tertulis:  "Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni Tuhan!"  (Mazmur 98:5-6).

     Jadi alat musik adalah bagian penting dalam pujian dan penyembahan.  Coba bayangkan jika di zaman sekarang ini suatu ibadah tidak diiringi oleh alat musik, pasti terasa kurang semarak atau khidmat.  Begitu juga di zaman Daud, salah satu alat musik yang sangat terkenal pada waktu itu adalah kecapi.  Dan Alkitab mencatat bahwa Daud sangat mahir memainkan alat musik ini:  "...salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi.  Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya;  dan Tuhan menyertai dia."  (1 Samuel 16:18).  Pada waktu itu pasti ada orang lain juga yang bisa memainkan kecapi, tapi mengapa hanya ketika Daud yang memainkan kecapi itu maka roh jahat lari dari raja Saul?  Apakah karena kecapinya sangat istimewa dan belinya di luar negeri?  Tidak.  Bukan karena kualitas kecapinya yang membuat roh jahat itu pergi.  Tetapi semua tergantung pada siapa yang memainkan alat tersebut.  Selain karena memang mahir memainkannya, Daud diurapi Tuhan.  Karena itulah kuasa Tuhan menyertai dia.  Itulah kuncinya!  "Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya;  Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur daripadanya."  (1 Samuel 16:23).

     Roh jahat tidak takut dengan apa pun yang besifat lahiriah, tapi roh jahat takut dan mati kutu bila berhadapan dengan kuasa Tuhan.  Dan kuasa Tuhan yang bekerja di dalam diri Daud membuat apa saja yang dikerjakan Daud menjadi berhasil dan membawa dampak yang luar biasa bagi orang lain.  Untuk mengalami lawatan kuasa Tuhan tidak semudah membalik telapak tangan, itu adalah buah dari ketekunan dan kedekatan Daud dari Tuhan.

Ketika seseorang karib dengan Tuhan, urapan dan kuasaNya diimpartasikan pada orang tersebut sehingga hidupnya berbeda dan berdampak!