Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 September 2011 -
Baca: 1 Samuel 16:14-23
"Berkatalah Saul kepada hamba-hambanya itu: 'Carilah bagiku seorang yang dapat main kecapi dengan baik, dan bawalah dia kepadaku.'" 1 Samuel 16:17
Dari semula Tuhan telah disembah dengan musik dan puji-pujian. Musik adalah kekuatan yang penuh kuasa yang diciptakan Tuhan untuk menggugah hati seseorang secara khusus. Tertulis: "Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni Tuhan!" (Mazmur 98:5-6).
Jadi alat musik adalah bagian penting dalam pujian dan penyembahan. Coba bayangkan jika di zaman sekarang ini suatu ibadah tidak diiringi oleh alat musik, pasti terasa kurang semarak atau khidmat. Begitu juga di zaman Daud, salah satu alat musik yang sangat terkenal pada waktu itu adalah kecapi. Dan Alkitab mencatat bahwa Daud sangat mahir memainkan alat musik ini: "...salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan Tuhan menyertai dia." (1 Samuel 16:18). Pada waktu itu pasti ada orang lain juga yang bisa memainkan kecapi, tapi mengapa hanya ketika Daud yang memainkan kecapi itu maka roh jahat lari dari raja Saul? Apakah karena kecapinya sangat istimewa dan belinya di luar negeri? Tidak. Bukan karena kualitas kecapinya yang membuat roh jahat itu pergi. Tetapi semua tergantung pada siapa yang memainkan alat tersebut. Selain karena memang mahir memainkannya, Daud diurapi Tuhan. Karena itulah kuasa Tuhan menyertai dia. Itulah kuncinya! "Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur daripadanya." (1 Samuel 16:23).
Roh jahat tidak takut dengan apa pun yang besifat lahiriah, tapi roh jahat takut dan mati kutu bila berhadapan dengan kuasa Tuhan. Dan kuasa Tuhan yang bekerja di dalam diri Daud membuat apa saja yang dikerjakan Daud menjadi berhasil dan membawa dampak yang luar biasa bagi orang lain. Untuk mengalami lawatan kuasa Tuhan tidak semudah membalik telapak tangan, itu adalah buah dari ketekunan dan kedekatan Daud dari Tuhan.
Ketika seseorang karib dengan Tuhan, urapan dan kuasaNya diimpartasikan pada orang tersebut sehingga hidupnya berbeda dan berdampak!
Wednesday, September 28, 2011
Tuesday, September 27, 2011
SEBURUK APA PUN, TUHAN SANGGUP UBAHKAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 September 2011 -
Baca: Hakim-Hakim 11:29-40
"Lalu Roh Tuhan menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye," Hakim-Hakim 11:29
Alkitab mencatat bahwa Yefta adalah salah satu saksi iman seperti tertulis: "Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat." (Ibrani 11:32-34a).
Mengapa iman Yefta bisa dipersamakan dengan Gideon, Barak, Simson, Daud, Samuel dan para nabi lainnya? Bukankah Yefta memiliki latar belakang hidup yang tidak baik dan sangat tidak mendukung untuk dia menyandang predikat sebagai saksi iman seperti nabi-nabi lain? Perlu kita ketahui Yefta adalah keturunan dari seorang perempuan sundal yang tidak jelas asal-usulnya. Ada pun ayah Yefta adalah Gilead yang juga termasuk keturunan dari suku yang terendah moralnya. Sesungguhnya Gilead memiliki isteri yang sah, tetapi ia selingkuh dengan perempuan sundal hingga lahirlah si Yefta ini. Setelah dewasa keberadaan Yefta tidak diinginkan oleh keluarga Gilead, maka terusirlah ia dari mereka dan ia pun melarikan diri di tanah Tob, "di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia." (Hakim-Hakim 11:3).
Ayat nas menyatakan bahwa Roh Tuhan menghinggapi Yefta. Mengapa Tuhan memakai Yefta? Bukankah kehidupan Yefta banyak sisi negatifnya? Kita harus ingat bahwa Tuhan memiliki kedaulatan penuh untuk memilih seseorang yang hendak dipakai sebagai alat kemuliaanNya. Dan apabila Tuhan memilih seseorang. Ia tidak pernah melihat latar belakangnya (kaya, miskin, pintar, bodoh), termasuk Yefta yang mendapat anugerah dari Tuhan.
Siapakah kita ini? Kita juga adalah orang-orang berdosa yang beroleh kemurahan karena iman kita kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus rela mati untuk kita; Dia memilih kita tanpa mempedulikan seburuk apa pun latar belakang hidup kita. Asal kita mau bertobat dengan sungguh, Tuhan sanggup mengubahkan hidup kita dari yang hina menjadi mulia, yang tidak berarti menjadi berarti dan dijadikannya kita berharga di mataNya.
Maka dari itu jangan pernah membatasi kuasa Tuhan yang sedang bekerja dalam kehidupan kita karena tidak ada yang mustahil bagi Dia!
Baca: Hakim-Hakim 11:29-40
"Lalu Roh Tuhan menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye," Hakim-Hakim 11:29
Alkitab mencatat bahwa Yefta adalah salah satu saksi iman seperti tertulis: "Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat." (Ibrani 11:32-34a).
Mengapa iman Yefta bisa dipersamakan dengan Gideon, Barak, Simson, Daud, Samuel dan para nabi lainnya? Bukankah Yefta memiliki latar belakang hidup yang tidak baik dan sangat tidak mendukung untuk dia menyandang predikat sebagai saksi iman seperti nabi-nabi lain? Perlu kita ketahui Yefta adalah keturunan dari seorang perempuan sundal yang tidak jelas asal-usulnya. Ada pun ayah Yefta adalah Gilead yang juga termasuk keturunan dari suku yang terendah moralnya. Sesungguhnya Gilead memiliki isteri yang sah, tetapi ia selingkuh dengan perempuan sundal hingga lahirlah si Yefta ini. Setelah dewasa keberadaan Yefta tidak diinginkan oleh keluarga Gilead, maka terusirlah ia dari mereka dan ia pun melarikan diri di tanah Tob, "di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia." (Hakim-Hakim 11:3).
Ayat nas menyatakan bahwa Roh Tuhan menghinggapi Yefta. Mengapa Tuhan memakai Yefta? Bukankah kehidupan Yefta banyak sisi negatifnya? Kita harus ingat bahwa Tuhan memiliki kedaulatan penuh untuk memilih seseorang yang hendak dipakai sebagai alat kemuliaanNya. Dan apabila Tuhan memilih seseorang. Ia tidak pernah melihat latar belakangnya (kaya, miskin, pintar, bodoh), termasuk Yefta yang mendapat anugerah dari Tuhan.
Siapakah kita ini? Kita juga adalah orang-orang berdosa yang beroleh kemurahan karena iman kita kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus rela mati untuk kita; Dia memilih kita tanpa mempedulikan seburuk apa pun latar belakang hidup kita. Asal kita mau bertobat dengan sungguh, Tuhan sanggup mengubahkan hidup kita dari yang hina menjadi mulia, yang tidak berarti menjadi berarti dan dijadikannya kita berharga di mataNya.
Maka dari itu jangan pernah membatasi kuasa Tuhan yang sedang bekerja dalam kehidupan kita karena tidak ada yang mustahil bagi Dia!
Subscribe to:
Posts (Atom)