Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 September 2011 -
Baca: Markus 11:20-26
"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." Markus 11:24
Sering khotbah mengingatkan kita agar percaya akan kuasa Tuhan tapi seringkali kita lupa dan mengabaikannya begitu saja. Terlebih saat masalah dan penderitaan menimpa kita, entah itu sakit, krisis keuangan dan sebagainya, kita panik, stres, kecewa dan mengeluh kepada Tuhan. Dalam Ibrani 11:1 tertulis: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Namun, sudahkah kita memahami dan mengaplikasikan iman tersebut dalam kehidupan kita secara nyata? Yakobus menegaskan bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (baca Yakobus 2:17).
Iman perlu adanya tindakan yang membuktikan bahwa kita benar-benar percaya pada kuasa Tuhan. Jadi "...manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman." (Yakobus 2:24). Saat kita berada di lingkungan gereja, di pertemuan-pertemuan ibadah atau bersekutu dengan saudara seiman, iman kita diteguhkan melalui doa, kesaksian, puji-pujian yang kita naikkan ke hadirat Tuhan; terlebih saat pemberitaan Firman Tuhan disampaikan, iman kita pun mulai menyala-nyala. Tetapi saat kita dihadapkan pada masalah yang silih berganti, sakit-penyakit yang belum kunjung sembuh, anak-anak yang memberontak pada orang tua dan berbagai doa meminta pertolongan dari Tuhan yang belum juga beroleh jawaban, iman kita mulai lemah dan keraguan menguasai hati dan pikiran kita: "Apakah mungkin masalahku terselesaikan? Dokter sudah memvonis bahwa sakitku tidak bisa disembuhkan. Apa Tuhan sanggup menyembuhkan?" FirmanNya menyatakan, "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" (Markus 9:23). Arti percaya di sini adalah penyerahan diri secara total kepada Tuhan. Bagian kita hanya percaya, dan bagian Tuhan adalah melakukan apa yang kita percayai. Tuhan berkata, "...Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya." (Markus 11:23).
Segala sesuatu yang tidak mungkin dan tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia, itulah yang Tuhan lakukan atas hidup kita, asal iman kita tidak goyah dan tetap teguh. Namun sering kita tidak sabar dalam menanti pertolongan Tuhan.
Sungguh kuasa Tuhan itu tidak terbatasi oleh apa pun juga!
Sunday, September 25, 2011
Saturday, September 24, 2011
YANG MENINGGIKAN DIRI AKAN DIRENDAHKAN!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 September 2011 -
Baca: Lukas 14:7-11
"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Lukas 14:11
Segala sesuatu yang ada di dunia ini selalu menawarkan kemewahan, kenikmatan dan popularitas sehingga banyak orang tergiur dengan tawaran dunia. Namun semua itu tidak ada yang free, melainkan ada harga yang harus dibayar dan semua dinilai dengan uang.
Selagi kita memiliki uang banyak atau harta kekayaan kita pun dapat memiliki apa yang kita mau. Dan tanpa disadari, tidak sedikit orang Kristen yang merasa diri kaya, pandai, punya kedudukan mapan, sukses dalam bisnis dan sebagainya, tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, lebih mengandalkan kekuatan dan kemapuan diri sendiri. Firman Tuhan dengan keras menyatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5). Ingatlah, berapa pun kekayaan yang kita miliki, sepandai apa pun kita dan sehebat apa pun manusia, "...hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi." (Mazmur 103:15-16). Di dunia ini tidak ada yang abadi; jadi kalau kita mengandalkan apa yang kita miliki, meskipun harta kita tidak habis sampai tujuh turunan, adalah sia-sia belaka. Dan apabila suatu saat semua itu diambil Tuhan, kita pun tidak dapat berbuat apa-apa. Kita harus ingat bahwa semua kesuksesan, kekayaan dan kejayaan yang kita raih itu adalah anugerah dari Tuhan dan kita tidak patut membanggakan diri.
Rasa ingin dihargai dan dipuji adalah awal kesombongan. Terlebih lagi saat Tuhan mempercayakan kita untuk melayaniNya. Dengan karunia-karunia yang kita miliki, jika kita tidak mampu menjaga hati, kita bisa mencuri kemuliaan Tuhan. Lucifer adalah malaikat sorga yang cantik rupawan yang selalu memuji Tuhan, namun ketika merasa dia paling diperhatikan Tuhan timbullah rasa sombong sehingga ia pun berpikir untuk menyamai Tuhan. Karena kesombongannya Lucifer diusir dan dibuang ke bumi. Saat ini banyak orang ingin unjuk kebolehan dan gila hormat, bahkan memandang orang lain dengan sebelah mata. Pujian dan penghargaan manusia yang mereka cari. Tuhan sangat membenci mansia yang tinggi hati.
"Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan." Amsal 22:4
Baca: Lukas 14:7-11
"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Lukas 14:11
Segala sesuatu yang ada di dunia ini selalu menawarkan kemewahan, kenikmatan dan popularitas sehingga banyak orang tergiur dengan tawaran dunia. Namun semua itu tidak ada yang free, melainkan ada harga yang harus dibayar dan semua dinilai dengan uang.
Selagi kita memiliki uang banyak atau harta kekayaan kita pun dapat memiliki apa yang kita mau. Dan tanpa disadari, tidak sedikit orang Kristen yang merasa diri kaya, pandai, punya kedudukan mapan, sukses dalam bisnis dan sebagainya, tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, lebih mengandalkan kekuatan dan kemapuan diri sendiri. Firman Tuhan dengan keras menyatakan, "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!" (Yeremia 17:5). Ingatlah, berapa pun kekayaan yang kita miliki, sepandai apa pun kita dan sehebat apa pun manusia, "...hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi." (Mazmur 103:15-16). Di dunia ini tidak ada yang abadi; jadi kalau kita mengandalkan apa yang kita miliki, meskipun harta kita tidak habis sampai tujuh turunan, adalah sia-sia belaka. Dan apabila suatu saat semua itu diambil Tuhan, kita pun tidak dapat berbuat apa-apa. Kita harus ingat bahwa semua kesuksesan, kekayaan dan kejayaan yang kita raih itu adalah anugerah dari Tuhan dan kita tidak patut membanggakan diri.
Rasa ingin dihargai dan dipuji adalah awal kesombongan. Terlebih lagi saat Tuhan mempercayakan kita untuk melayaniNya. Dengan karunia-karunia yang kita miliki, jika kita tidak mampu menjaga hati, kita bisa mencuri kemuliaan Tuhan. Lucifer adalah malaikat sorga yang cantik rupawan yang selalu memuji Tuhan, namun ketika merasa dia paling diperhatikan Tuhan timbullah rasa sombong sehingga ia pun berpikir untuk menyamai Tuhan. Karena kesombongannya Lucifer diusir dan dibuang ke bumi. Saat ini banyak orang ingin unjuk kebolehan dan gila hormat, bahkan memandang orang lain dengan sebelah mata. Pujian dan penghargaan manusia yang mereka cari. Tuhan sangat membenci mansia yang tinggi hati.
"Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan." Amsal 22:4
Subscribe to:
Posts (Atom)