Saturday, September 24, 2011

YANG MENINGGIKAN DIRI AKAN DIRENDAHKAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  24 September 2011 -

Baca:  Lukas 14:7-11

"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  Lukas 14:11

Segala sesuatu yang ada di dunia ini selalu menawarkan kemewahan, kenikmatan dan popularitas sehingga banyak orang tergiur dengan tawaran dunia.  Namun semua itu tidak ada yang free, melainkan ada harga yang harus dibayar dan semua dinilai dengan uang.

     Selagi kita memiliki uang banyak atau harta kekayaan kita pun dapat memiliki apa yang kita mau.  Dan tanpa disadari, tidak sedikit orang Kristen yang merasa diri kaya, pandai, punya kedudukan mapan, sukses dalam bisnis dan sebagainya, tidak lagi mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, lebih mengandalkan kekuatan dan kemapuan diri sendiri.  Firman Tuhan dengan keras menyatakan,  "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!"  (Yeremia 17:5).  Ingatlah, berapa pun kekayaan yang kita miliki, sepandai apa pun kita dan sehebat apa pun manusia,  "...hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;  apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi."  (Mazmur 103:15-16).  Di dunia ini tidak ada yang abadi;  jadi kalau kita mengandalkan apa yang kita miliki, meskipun harta kita tidak habis sampai tujuh turunan, adalah sia-sia belaka.  Dan apabila suatu saat semua itu diambil Tuhan, kita pun tidak dapat berbuat apa-apa.  Kita harus ingat bahwa semua kesuksesan, kekayaan dan kejayaan yang kita raih itu adalah anugerah dari Tuhan dan kita tidak patut membanggakan diri.

     Rasa ingin dihargai dan dipuji adalah awal kesombongan.  Terlebih lagi saat Tuhan mempercayakan kita untuk melayaniNya.  Dengan karunia-karunia yang kita miliki, jika kita tidak mampu menjaga hati, kita bisa mencuri kemuliaan Tuhan.  Lucifer adalah malaikat sorga yang cantik rupawan yang selalu memuji Tuhan, namun ketika merasa dia paling diperhatikan Tuhan timbullah rasa sombong sehingga ia pun berpikir untuk menyamai Tuhan.  Karena kesombongannya Lucifer diusir dan dibuang ke bumi.  Saat ini banyak orang ingin unjuk kebolehan dan gila hormat, bahkan memandang orang lain dengan sebelah mata.  Pujian dan penghargaan manusia yang mereka cari.  Tuhan sangat membenci mansia yang tinggi hati.

"Ganjaran kerendahan hati dan takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan."  Amsal 22:4

Friday, September 23, 2011

ISTERI BIJAK DAN KELUARGA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi  23 September 2011 -

Baca:  Amsal 31:10-31

"Ia  (seorang isteri)  bangun kalau masih malam, lalu menyediakan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan."  Amsal 31:15

Di era emansipasi sekarang ini, wanita  (isteri)  yang berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan juga bekerja di kantor adalah pemandangan yang sudah lumrah, apalagi bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar.

     Manakah yang lebih penting:  mejadi ibu rumah tangga atau bekerja di luar rumah?  Perhatikan ayat nas hari ini, di mana seorang wanita  (isteri)  "...bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.  Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.  Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:"  (ayat 15, 27, 28).  Hal ini menunjukkan betapa seorang isteri seharusnya tidak mengabaikan tugasnya dalam kehidupan berumah tangga, memberikan perhatian kepada anak-anak dan juga para pelayan.  Mengawasi segala perbuatan rumah tangga berarti isteri bertanggung jawab untuk memastikan bahwa rumah tangganya berjalan dengan lancar.  Tidak hanya itu, Salomo menulis:  "Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya."  (ayat 16).  Seorang isteri membeli ladang anggur dengan uangnya sendiri supaya bisa menyediakan makanan terbaik bagi keluarganya.  Mungkin saat ini tugas memasak, membersihkan rumah dan sebagainya dapat diserahkan kepada pegawainya karena merasa tidak ada waktu, tetapi tugas menjadi ibu bagi anak-anak tidak bisa diwakilkan kepada siapa pun.

     Bagaimana pun juga tugas dan tanggungjawab utama wanita  (isteri)  adalah mengurus rumah tangga, terutama sekali setelah memiliki anak.  Itulah sebabnya Alkitab menasihatkan supaya  "...perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, ...cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang."  (Titus 2:3-5).  Jadi, wanita harus benar-benar bijak menentukan sikap atau pilihan:  menyediakan waktu terbaik mengurus keluarga, atau banyak berada di luar rumah demi uang?

Jadilah isteri bijak, dapat menjalankan peran dengan baik sesuai dengan firman Tuhan! 

Catatan:  
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya."  Kolose 3:18-21