Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 September 2011 -
Baca: Mazmur 85
"Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami." Mazmur 85:5
Saudara pernah mengalami sakit hati? Tentu jawabannya "ya" ketika dikhianati oleh teman dekat, ditinggalkan oleh orang yang dicintai, ditipu kolega dan sebagainya. Tetapi orang yang menyimpan sakit hati pasti tidak bisa tidur nyenyak, makan pun terasa tidak enak, bahkan segala aktivitas yang kita lakukan pasti terasa tidak comfortable. Mungkin telinga kita telah sangat familiar dengan lagu dangdut yang didendangkan oleh almarhum Meggy Z., di mana ada liriknya yang mengatakan, "Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati." Saudara lebih memilih sakit gigi atau sakit hati? Siapa pun kita pasti tidak akan memilih kedua-duanya. Bagaimana kalau yang merasakan sakit hati ini adalah Tuhan?
Mengapa Tuhan sampai sakit hati? Ini semua karena ulah bangsa Israel, bangsa yang sangat dikasihi Tuhan telah mengenyam kebaikan Tuhan tapi mengkhianatiNya dengan melakukan penyembahan berhala dan berpaling kepada ilah-ilah lain. Itulah sebabnya Daud berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan, "Untuk selamanyakah Engkau murka atas kami dan melanjutkan murka-Mu turun-temurun?" (Mazmur 85:6). Di dalam Alkitab dinyatakan bahwa jika orang melakukan penyembahan berhala dan tidak bertobat dari kelakuannya, Tuhan akan menghukum keturunannya sampai kepada keturunan yang ketiga. Tertulis: "Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku," (Keluaran 20:5). Tetapi jika anak atau cucumu bertobat, maka kutuk yang ditimpakan kepada mereka akan terputus. Sakit hatinya Tuhan jangan samakan dengan sakit hati kita. Sakit hati Tuhan menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi yang sangat membenci dosa dan segala bentuk kenajisan.
Masih adakah berhala dalam hidup kita? Berhala tidak harus dalam wujud patung atau sesembahan; segala sesuatu yang membuat hari kita berpaling dari Tuhan adalah berhala. Bisa berupa hobi, uang (harta), pekerjaan, suami, isteri, anak dan sebagainya. Jangan bangkitkan sakit hati Tuhan!
"Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena Tuhan, yang nama-Nya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu." Keluaran 34:14
Wednesday, September 14, 2011
Tuesday, September 13, 2011
JANGAN IRI HATI TERHADAP SESAMA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 September 2011 -
Baca: 1 Korintus 3:1-9
"Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?" 1 Korintus 3:3b
Iri hati adalah sebuah kata yang seringkali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam lingkungan keluarga, tempat tinggal, sekolah, kantor, bahkan juga di gereja. Di keluarga, seorang adik iri hati kepada kakaknya ketika orangtuanya membelikan sepeda motor baru buat sang kakak. Seorang teman iri hati ketika melihat rekan sebangkunya memperoleh nilai tertinggi dalam ujian matematika di kelas. Di kantor, si A iri hati kepada si B karena B mendapatkan promosi jabatan. Di gereja rasa iri hati juga melanda orang-orang yang bekerja di ladang Tuhan. Seorang hamba Tuhan iri hati terhadap rekan sesama hamba Tuhan karena jemaatnya lebih banyak dan pelayanannya lebih berhasil. Betapa iri hati itu telah merasuki semua kalangan, bukan saja orang awam, tapi pelayan Tuhan pun terkena dampaknya.
Apa itu iri hati? Iri hati bisa diartikan perasaan kurang senang bila melihat orang lain beruntung atau berhasil dalam hidupnya. Iri hati juga bisa diartikan rasa cemburu atau sirik terhadap orang lain. Yang jelas, orang yang iri hati adalah orang yang selalu tidak bisa menerima kenyataan keberhasilan orang lain. Dalam Yakobus 3:16 dikatakan, "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." Jadi iri hati menurut Alkitab adalah sangat berbahaya: mengakibatkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Seseorang yang hatinya dipenuhi iri hati dipastikan jarang sekali atau bahkan tidak pernah bisa mengucap syukur kepada Tuhan. Ia selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain: "Dia diberkati, mengapa aku tidak? Tuhan kok tidak adil ya?" Akibatnya ia pun kehilangan damai sejahtera di hati.
Supaya terlepas dari rasa iri hati kita harus makin mendekat kepada Tuhan, membangun kekariban dengan Tuhan melalui doa. Jangan sedikit pun memberi celah kepada Iblis! Iri hati adalah senjata Iblis untuk menghancurkan orang percaya. Inilah nasihat Paulus, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).
Kita harus memenuhi pikiran kita dengan perkara-perkara yang positif!
Baca: 1 Korintus 3:1-9
"Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?" 1 Korintus 3:3b
Iri hati adalah sebuah kata yang seringkali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam lingkungan keluarga, tempat tinggal, sekolah, kantor, bahkan juga di gereja. Di keluarga, seorang adik iri hati kepada kakaknya ketika orangtuanya membelikan sepeda motor baru buat sang kakak. Seorang teman iri hati ketika melihat rekan sebangkunya memperoleh nilai tertinggi dalam ujian matematika di kelas. Di kantor, si A iri hati kepada si B karena B mendapatkan promosi jabatan. Di gereja rasa iri hati juga melanda orang-orang yang bekerja di ladang Tuhan. Seorang hamba Tuhan iri hati terhadap rekan sesama hamba Tuhan karena jemaatnya lebih banyak dan pelayanannya lebih berhasil. Betapa iri hati itu telah merasuki semua kalangan, bukan saja orang awam, tapi pelayan Tuhan pun terkena dampaknya.
Apa itu iri hati? Iri hati bisa diartikan perasaan kurang senang bila melihat orang lain beruntung atau berhasil dalam hidupnya. Iri hati juga bisa diartikan rasa cemburu atau sirik terhadap orang lain. Yang jelas, orang yang iri hati adalah orang yang selalu tidak bisa menerima kenyataan keberhasilan orang lain. Dalam Yakobus 3:16 dikatakan, "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." Jadi iri hati menurut Alkitab adalah sangat berbahaya: mengakibatkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Seseorang yang hatinya dipenuhi iri hati dipastikan jarang sekali atau bahkan tidak pernah bisa mengucap syukur kepada Tuhan. Ia selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain: "Dia diberkati, mengapa aku tidak? Tuhan kok tidak adil ya?" Akibatnya ia pun kehilangan damai sejahtera di hati.
Supaya terlepas dari rasa iri hati kita harus makin mendekat kepada Tuhan, membangun kekariban dengan Tuhan melalui doa. Jangan sedikit pun memberi celah kepada Iblis! Iri hati adalah senjata Iblis untuk menghancurkan orang percaya. Inilah nasihat Paulus, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8).
Kita harus memenuhi pikiran kita dengan perkara-perkara yang positif!
Subscribe to:
Posts (Atom)