Tuesday, August 30, 2011

TURUT DALAM PERLOMBAAN IMAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Agustus 2011 -

Baca:  Ibrani 12:1-17

"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita."  Ibrani 12:1

Dua ribu tahun lalu Bapa mengutus AnakNya untuk bertanding dalam perlombaan iman.  Bapa tidak memberikan mahkota atau Nama di atas segala nama, dan tidak menjadikan Dia Tuhan atas segala tuan karena Dia adalah AnakNya sendiri.  Tidak!  Bapa memahkotai Yesus, menganugerahi Nama di atas segala nama dan menjadikan Dia Tuhan atas segala tuan karena sebagai manusia Dia telah menyelesaikan dan memenangkan sebuah perlombaan iman, mampu melewati semua ujian, pencobaan dan rintangan.  Apa rahasianya?  Karena Dia memiliki ketaatan yang sempurna.  Dia taat sampai pada titik darah penghabisan untuk menggenapi seluruh rencana dan kehendak BapaNya.  Itulah sebabnya, Yesus  "Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat dan kemuliaan, dan puji-pujian!"  (Wahyu 5:12).

     Sebagai umat tebusan Kristus kita ini adalah peserta perlombaan iman untuk memperoleh hadiah yaitu mahkota kehidupan.  Tuhan Yesus sendiri yang akan memimpin kita dan memberi kekuatan kepada kita sehingga kita beroleh kekuatan untuk menyelesaikan perlombaan itu.  Jadi,  "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,..."  (Ibrani 12:2a).

     Langkah-langkah apa saja yang harus ditempuh supaya kita bisa memenangkan perlombaan iman ini?  Langkah awal yang harus kita lakukan adalah menanggalkan semua beban dan dosa.  Dosa adalah penghalang utama meraih kemenangan!  Penghalang lainnya adalah beban.  Beban dapat menjadi kekuatan yang menghancurkan dan menggagalkan kita dalam perlombaan.  Beban itu dapat berupa kekecewaan, kepahitan, letih lesu, rasa putus asa,  penyesalan dan sebagainya.  Untuk dapat melepaskan segala beban itu kita harus datang kepada Yesus dan belajar kepadaNya  (baca Matius 11:18-30).  Orang yang letih lesu dan berbeban berat pasti tidak dapat berlomba dengan baik.  Elia, nabi Tuhan, nyaris tidak mau melanjutkan tugas pelayanannya  (perlombaan iman)  karena larut dalam keputusasaannya  (baca 1 Raja-Raja 19:4).

Akhirnya Tuhan memulihkan keadaan Elia dan membangkitkan dia dari kegagalan.

Monday, August 29, 2011

PESERTA LOMBA ATAU PENONTON

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus 2011 -

Baca:  1 Korintus 9:24-27

"Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah?  Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!"  1 Korintus 9:24

Kehidupan kekristenan kita ini diambarkan seperti sebuah arena pertandingan lari.  Ada pun jarak yang harus kita tempuh itu cukup jauh dengan medan yang beraneka.  Kadangkala jalan yang kita tempuh itu rata, menanjak melewati bukit dan terkadang kita harus menyusuri lembah yang curam.  Dalam pertandingan ini Tuhan mengundang semua umat manusia untuk menjadi peserta, tetapi tidak semua orang menanggapi undangan itu.  Bahkan sebagian besar orang mengabaikannya dengan berbagai dalih atau alasan:  "Sibuk;  capai;  aku sudah tua, biar yang muda-muda saja;  nanti kalau aku sudah kaya."  dan sebagainya.

     Alkitab menyatakan,  "Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."  (Matis 22:14).  Memang, bagi kita yang merespons panggilan Tuhan, kita pun harus sadar segala resikonya:  ada banyak ujian, tantangan dan rintangan.  Akibatnya ada sebagian peserta yang akhirnya berhenti di tengah jalan karena merasa tidak sanggpu melanjutkan perlombaan, ada yang masih terus memikul beban berat sehingga mereka tidak sanggup lagi berlari.  Sementara peserta yang lainnya mampu berlari dan terus berlari hingga mencapai garis akhir dan menjadi pemenang!  Dan hanya mereka yang bertanding sesuai dengan aturan perlombaan dan berhasil mencapai garis akhirlah yang berhak memperoleh medali atau hadiah, sebagaimana tertulis:  "Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga."  (2 Timotius 2:5).

     Tuhan memanggil kita untuk menjadi peserta pertandinga, bukan sebagai penonton saja, karena ada perbedaan yang hakiki antara seorang peserta dan penonton.  Umumnya seorang penonton akan lebih gampang berkomentar dan mengkritik karena ia hanya menonton, bukan bertanding.  Penonton jarang mendapat cedera atau bermandi peluh, atau terengah-engah kelelahan karena mereka hanya duduk-duduk sambil menonton.  Adalah wajar bila seorang penonton terbaik sekali pun tidak berhak atas medali atau hadiah apa pun dalam perlombaan tersebut.  Yang berhak memperoleh medali atau hadiah adalah peserta lomba yang telah bekerja keras dan memenangkan perlombaan.    

Menjadi peserta lomba mengharuskan ada harga yang dibayar;  siapkah kita?