Monday, August 29, 2011

PESERTA LOMBA ATAU PENONTON

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Agustus 2011 -

Baca:  1 Korintus 9:24-27

"Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah?  Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!"  1 Korintus 9:24

Kehidupan kekristenan kita ini diambarkan seperti sebuah arena pertandingan lari.  Ada pun jarak yang harus kita tempuh itu cukup jauh dengan medan yang beraneka.  Kadangkala jalan yang kita tempuh itu rata, menanjak melewati bukit dan terkadang kita harus menyusuri lembah yang curam.  Dalam pertandingan ini Tuhan mengundang semua umat manusia untuk menjadi peserta, tetapi tidak semua orang menanggapi undangan itu.  Bahkan sebagian besar orang mengabaikannya dengan berbagai dalih atau alasan:  "Sibuk;  capai;  aku sudah tua, biar yang muda-muda saja;  nanti kalau aku sudah kaya."  dan sebagainya.

     Alkitab menyatakan,  "Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."  (Matis 22:14).  Memang, bagi kita yang merespons panggilan Tuhan, kita pun harus sadar segala resikonya:  ada banyak ujian, tantangan dan rintangan.  Akibatnya ada sebagian peserta yang akhirnya berhenti di tengah jalan karena merasa tidak sanggpu melanjutkan perlombaan, ada yang masih terus memikul beban berat sehingga mereka tidak sanggup lagi berlari.  Sementara peserta yang lainnya mampu berlari dan terus berlari hingga mencapai garis akhir dan menjadi pemenang!  Dan hanya mereka yang bertanding sesuai dengan aturan perlombaan dan berhasil mencapai garis akhirlah yang berhak memperoleh medali atau hadiah, sebagaimana tertulis:  "Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga."  (2 Timotius 2:5).

     Tuhan memanggil kita untuk menjadi peserta pertandinga, bukan sebagai penonton saja, karena ada perbedaan yang hakiki antara seorang peserta dan penonton.  Umumnya seorang penonton akan lebih gampang berkomentar dan mengkritik karena ia hanya menonton, bukan bertanding.  Penonton jarang mendapat cedera atau bermandi peluh, atau terengah-engah kelelahan karena mereka hanya duduk-duduk sambil menonton.  Adalah wajar bila seorang penonton terbaik sekali pun tidak berhak atas medali atau hadiah apa pun dalam perlombaan tersebut.  Yang berhak memperoleh medali atau hadiah adalah peserta lomba yang telah bekerja keras dan memenangkan perlombaan.    

Menjadi peserta lomba mengharuskan ada harga yang dibayar;  siapkah kita?

Sunday, August 28, 2011

JANGAN TAWAR HATI KARENA MASALAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Agustus 2011 -

Baca:  Efesus 3:1-13

"Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu."  Efesus 3:13

Masalah adalah bagian dari kehidupan manusia, tanpa terkecuali.  Jadi kita tidak dapat menghindar atau lari dari masalah.  Kita harus menghadapinya!  Mungkin kita berpikir,  "Mengikut Tuhan Yesus kok malah banyak ujian dan permasalahan?" 

     Percaya kepada Yesus bukan berarti perjalanan hidup mulus ibarat melewati jalan tol.  Bukan berarti pula kita langsung memiliki kehidupan yang berlimpah dengan berkat.  Justru pada saat kita 'berlabel Kristen' kita harus siap dengan segala konsekuensinya.  Tuhan Yesus berkata,  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Matius 16:24).  Dengan adanya masalah demi masalah yang menghiasi perjalanan hidup kita bukan berarti Tuhan tidak mengasihi dan mempedulikan kita.  Justru dengan masalah yang ada Dia hendak membentuk dan memproses kita supaya iman kita makin kuat dan berakar di dalam Dia.  Seringkali kita menjadi lemah dan tawar hati ketika permasalahan datang menimpa.  Kita berharap Tuhan segera memberikan pertolongan dan menjawab doa-doa kita.  Namun jika pertolongan Tuhan tidak kunjung datang kita kecewa dan tidak lagi punya semangat untuk mencari Tuhan lagi.  Mari belajar dari Rasul Paulus!  Meski harus menghadapi masalah dan penderitaan ia tetap bertahan dan mampu menjaga hatinya agar tidak menjadi tawar.  "...kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari."  (2 Korintus 4:16).

     Paulus tahu pasti bahwa penderitaan yan dialaminya itu tidak sebanding dengan kemuliaan kekal yang Tuhan sediakan kelak.  Inilah yang menjadi kekuatan Paulus!  Tawar hati hanya akan membuat kita makin lemah dan tak berdaya menghadapi masalah yang ada, sebab  "Jika enkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).  Sebaliknya, hadapi setiap masalah yang ada dengan penuh iman!  Jangan hanya karena masalah, kita menjadi undur dan meninggalkan Tuhan.  Kita akan rugi besar!

"...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandinkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."  Roma 8:18