Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Agustus 2011 -
Baca: Amsal 3:1-26
"Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan." Amsal 3:7
Menjadi orang yang sukses adalah impian setiap orang. Seorang pelajar atau mahasiswa belajar giat dengan harapan kelak bisa sukses menggapai cita-citanya; para pebisnis rela kerja ekstra dan berusaha menyusun strategi bagaimana caranya supaya usahanya sukses dan bertambah maju; setiap atlit harus menyantap menu latihan berjam-jam dalam sehari demi meraih sukses di lapangan pertandingan. Semua orang berorientasi kepada kesuksesan. Namun, pada umumnya semua orang di dunia ini berpendapat bahwa sukses identik dengan uang yang banyak, rumah dan mobil mewah, terkenal dan memiliki jabatan yang tinggi. Perhatikan apa yang dikatakan Tuhan Yesus, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." (Markus 8:36).
Ternyata, orang yang memiliki kekayaan melimpah atau bahkan telah memiliki seluruh isi dunia ini pun belum bisa disebut orang yang sukses, karena tidak ada gunanya seseorang memiliki segala-galanya tapi pada akhirnya harus mengalami kematian kekal. Jadi, uang atau kekayaan dan segala hal yang duniawi bukanlah ukuran sukses bagi kita. Seseorang dapat dikatakan sukses apabila ia mampu menjadi pelaku firman, artinya melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. FirmanNya menyatakan, "Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu." (Amsal 3:1-2) dan "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5).
Jadi kalau kita ingin sukses di hadapan manusia, terlebih lagi di mata Tuhan, tidak ada jalan lain selain harus percaya kepada Tuhan dengan segenap hati di segala keadaan. Acapkali ketika tantangan datang, banyak dari kita yang tidak lagi percaya kepada Tuhan tapi lebih bersandar pada kekuatan dan kepintaran diri sendiri, padahal pikiran dan kekuatan manusia itu terbatas. Firman Tuhan mengajarkan supaya kita tetap mengandalkan Tuhan. Jangan bersandar kepada pengertian sendiri, tetapi biarlah kita bersandar kepada firman Tuhan.
Jika saat ini kita berhasil dalam segala bidang, bahkan memiliki harta yang melimpah, biarlah kita sadar dan mengakui semua itu datangnya dari Tuhan, bukan karena kuat dan gagah kita.
Thursday, August 25, 2011
Wednesday, August 24, 2011
HIDUP TANPA KEKUATIRAN, MUNGKINKAH?
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2011 -
Baca: Amsal 12
"Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang," Amsal 12:25a
Bagi orang dunia, memiliki kekuatiran adalah hal yang biasa atau sesuatu yang normal, namun TIDAK bagi orang percaya. Firman Tuhan menyatakan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6). Perlu diketahui bahwa kekuatiran adalah salah satu bentuk dari intimidasi Iblis. Berbagai upaya dilakukan Iblis untuk melemahkan iman kita, salah satunya melalui kekuatiran ini. Ketika kita sedang kuatir berarti kita sedang meragukan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Meragukan kuasa Tuhan sama artinya tidak percaya! Normalnya, kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang bebas dari kekuatiran, karena kita memiliki Tuhan yang adalah Jehovah Jireh, Tuhan yang menyediakan apa yang menjadi kebutuhan kita, sebagaimana disampaikan oleh Paulus, "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Bagaimana kita bisa terbebas dari kekuatiran? Kita harus mengambil suatu tindakan seperti yang Alkitab sampaikan: "...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu," (Matius 6:33). Jadi kalau kita mencari, di dalamnya ada tindakan meminta. Kalau kita mencari maka kita akan mendapat; apabila kita mengetuk maka pintu akan dibukakan bagi kita (baca Matius 7:7-8). Di akhir zaman ini, menanamkan kekuatiran adalah agenda kerja Iblis. Iblis sangat suka bila ada orang Kristen yang selalu kuatir setiap hari, sebab bila seseorang kuatir, hidupnya pasti tidak akan tenang, tidak ada damai sejahtera, sehingga mereka pun akan mengeluh dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Itulah yang dimaui Iblis! Rasa kuatir menyerang ketika mata kita hanya tertuju pada masalah dan situasi yang ada di sekitar kita.
Arahkan pandangan kepada Tuhan saja! Sebesar apa pun masalah yang kita alami tidak sebanding dengan besarnya kuasa Tuhan. Karena itu jangan terpengaruh oleh situasi dan fakta yang ada. Ketika berhadapan dengan Goliat (pahlawan Filistin), Daud tidak kuatir sedikit pun, karena ia tahu bahwa Tuhan menyertainya. Dan terbukti Daud mampu mengalahkan Goliat. Seandainya Daud kuatir, perkara besar tidak akan pernah terjadi!
Kekuatiran menghambat Tuhan bekerja!
Baca: Amsal 12
"Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang," Amsal 12:25a
Bagi orang dunia, memiliki kekuatiran adalah hal yang biasa atau sesuatu yang normal, namun TIDAK bagi orang percaya. Firman Tuhan menyatakan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6). Perlu diketahui bahwa kekuatiran adalah salah satu bentuk dari intimidasi Iblis. Berbagai upaya dilakukan Iblis untuk melemahkan iman kita, salah satunya melalui kekuatiran ini. Ketika kita sedang kuatir berarti kita sedang meragukan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Meragukan kuasa Tuhan sama artinya tidak percaya! Normalnya, kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang bebas dari kekuatiran, karena kita memiliki Tuhan yang adalah Jehovah Jireh, Tuhan yang menyediakan apa yang menjadi kebutuhan kita, sebagaimana disampaikan oleh Paulus, "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19).
Bagaimana kita bisa terbebas dari kekuatiran? Kita harus mengambil suatu tindakan seperti yang Alkitab sampaikan: "...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu," (Matius 6:33). Jadi kalau kita mencari, di dalamnya ada tindakan meminta. Kalau kita mencari maka kita akan mendapat; apabila kita mengetuk maka pintu akan dibukakan bagi kita (baca Matius 7:7-8). Di akhir zaman ini, menanamkan kekuatiran adalah agenda kerja Iblis. Iblis sangat suka bila ada orang Kristen yang selalu kuatir setiap hari, sebab bila seseorang kuatir, hidupnya pasti tidak akan tenang, tidak ada damai sejahtera, sehingga mereka pun akan mengeluh dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Itulah yang dimaui Iblis! Rasa kuatir menyerang ketika mata kita hanya tertuju pada masalah dan situasi yang ada di sekitar kita.
Arahkan pandangan kepada Tuhan saja! Sebesar apa pun masalah yang kita alami tidak sebanding dengan besarnya kuasa Tuhan. Karena itu jangan terpengaruh oleh situasi dan fakta yang ada. Ketika berhadapan dengan Goliat (pahlawan Filistin), Daud tidak kuatir sedikit pun, karena ia tahu bahwa Tuhan menyertainya. Dan terbukti Daud mampu mengalahkan Goliat. Seandainya Daud kuatir, perkara besar tidak akan pernah terjadi!
Kekuatiran menghambat Tuhan bekerja!
Subscribe to:
Posts (Atom)