Monday, August 22, 2011

TEGUH DALAM IMAN DAN BERSIKAP SEBAGAI LAKI-LAKI!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Agustus 2011 -

Baca:  2 Tesalonika 2:13-17

"Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis."  2 Tesalonika 2:15

Berpegang teguh di dalam iman yang dimaksudkan Paulus di sini adalah berpegang teguh pada kebenaran atau isi dari Injil Kristus.  Setan tidak dapat merebut iman keselamatan kita, namun ia dapat dan seringkali membuat orang Kristen mudah bimbang atau ragu akan kualitas imannya sendiri.

     Apabila kita tidak berakar kuat di dalam firman dan tidak berpegang teguh pada Injil, kita akan mudah terpedaya dan mulai mengkompromikan hal-hal di luar kebenaran.  Hal ini terjadi dan dialami oleh orang-orang di Korintus pada waktu itu, di mana mereka menganggap bahwa kebenaran Injil adalah sebuah kebodohan, sehingga mereka pun lebih condong mengandalkan filsafat dan hikmat manusia sebagai pegangan hidup mereka.  Karena keadaan itulah Rasul Paulus menegur mereka dengan keras dan memberikan perintah kepada mereka agar berdiri teguh di dalam iman dan tetap berpegang pada kebenaran Injil Kristus.  Bertindak sebagai laki-laki artinya bertindak berprilaku selayaknya sebagai orang yang dewasa.  Orang dewasa seharusnyalah memiliki penguasaan diri, pola pikir yang sudah matang, serta mampu membedakan mana yang baik dan tidak, serta memiliki semangat yang tidak dimiliki oleh seorang anak kecil, apalagi bayi.  Jadi  "Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu.  Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!"  (1 Korintus 14:20).  Kekristenan yang hidup adalah kekristenan yang terus bertumbuh, makin hari makin dewasa.  Kedewasaan adalah salah satu tanda dari kasih  (1 Korintus 13:11).

     Bagaimana seorang percaya dapat bertumbuh dan menjadi dewasa?  Milikilah rasa haus dan lapar akan susu yang murni dan yang rohani  (baca  1 Petrus 2:2).  Alkitab menyediakan segala kebutuhan rohani kita, sebab  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik."  (2 Timotius 3:16-17).

Untuk menjadi seorang Kristen yang dewasa kita harus berpegang teguh pada firman Tuhan dan menjadi pelaku dari firman itu!

Sunday, August 21, 2011

HIDUP PENUH KUASA: Berjaga-jaga Senantiasa!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Agustus 2011 -

Baca:  1 Korintus 16:13-18

"Berjaga-jagalah!  Berdirilah dengan teguh dalam iman!  Bersikaplah sebagai laki-laki!  Dan tetap kuat!  Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!"  1 Korintus 16:13-14

Rasul Paulus memberikan perintah terakhirnya kepada jemaat di Korintus supaya mereka berjaga-jaga, berdiri teguh dalam iman, bersikap sebagai laki-laki, tetap kuat dan melakukan segala sesuatu di dalam kasih.

     Mengapa kita harus senantiasa berjaga-jaga?  Dalam bahasa aslinya, kata berjaga-jaga itu dapat diartikan berhati-hati, bangun dan waspada.  Berjaga-jaga terhadap apa?  Kita harus berjaga-jaga terhadap si Iblis, sebab ia (Iblis)  "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.  Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama."  (1 Petrus 5:8,9).  Karena itu kita harus dapat memahami strategi dari Iblis yang, walaupun secara halus dan perlahan, pasti akan berusaha untuk menghancurkan manusia.  Selain itu kita juga harus berjaga-jaga terhadap pencobaan sebagaimana yang Tuhan Yesus katakan,  "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan;  roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Markus 14:38).

     Apabila kita tidak berjaga-jaga serta melekat kepada Tuhan melalui doa-doa kita, seringkali kita terlambat untuk menyadari ternyata pencobaan telah menimpa kita.  Karena itu bangun terus hubungan dengan Tuhan.  Jangan hanya berdoa pas ada masalah saja, sementara ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik, kita tidak lagi berdoa.  Itulah sebabnya Tuhan menegur jemaat yang ada di Sardis karena mereka beranggapakan bahwa mereka memiliki kehidupan rohani yang berkenan kepada Tuhan, padahal mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya mereka mengalami kematian rohani;  pekerjaan atau pelayanan yang mereka lakukan hanya sebatas rutinitas belaka.  Tuhan berkata,  "Aku tahu segala pekerjaanmu:  engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!  Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku."  (Wahyu 3:1-2).  Jika saat ini kita merasa bahwa kerohanian kita sudah mapan, berhati-hatilah!  Jangan pernah berpuas diri.

Yang menilai kualitas iman kita, pekerjaan kita dan jaga pelayanan kita adalah Tuhan, bukan diri kita sendiri, karena itu jangan sekali-kali memegahkan diri!