Saturday, August 20, 2011

HATI YANG MAU DIBENTUK

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Agustus 2011 -

Baca:  Mazmur 51

"Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku."  Mazmur 51:5

Adalah tidak mudah bagi kita untuk menerima teguran dari orang lain.  Seringkali kita menjadi marah, tersinggung atau merasa direndahkan ketika orang lain menegur dan mengingatkan kesalahan yang telah kita perbuat.

     Ada teguran yang mendidik yang membuat seseorang sadar akan kesalahannya, namun ada pula teguran yang justru mematahkan semangat.  Teguran yang bertujuan untuk mendidik dan meluruskan jalan yang bengkok adalah yang sesuai dengan firman Tuhan, seperti teguran Natan terhadap Daud berkenaan dengan perselingkuhannya dengan Betsyeba:  "Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat dimataNya?  Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang;  isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon."  (2 Samuel 12:9).  Meski sebagai raja atau pemimpin besar, Daud tidak tersinggung dengan teguran itu.  Sebagai seorang pemimpin besar pun, kita harus siap menerima teguran.  Karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau diajar dan ditegur.  Inilah yang disebut kerendahan hati.  Alkitab menegaskan,  "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."  (Yakobus 4:6).  Daud menerima teguran keras dari nabi Natan tersebut yang akhirnya membuat Daud bertobat dan menulis Mazmur 51 ini sebagai doa pengakuannya.  Dengan hati yang hancur Daud datang kepada Tuhan dan memohon pengampunan atas segala dosa-dosanya, memohon pengudusan serta perkenanan Tuhan.  Daud juga senantiasa membuka hati untuk dikoreksi dan diselidiki oleh Tuhan.  "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"  (Mazmur 51:12).  Hati yang terbuka artinya hati yang siap ditegur dan dikoreksi oleh Roh Kudus.

     Karena memiliki hati yang tulus dan jujur mengakui dosa-dosanya di hadapan seluruh rakyat dan tidak takut dipermalukan oleh manusia, Daud beroleh pengampunan dari Tuhan.  Pertobatan menghasilkan pemulihan dan urapan yang baru!  Setelah jatuh, Daud tidak membiarkan dirinya terpuruk, ia tetap bangkit sekalipun harus bayar harga yang sangat mahal.

Asal kita mau merendahkan diri di hadapan Tuhan, siap ditegur dan bertobat dengan sungguh, Tuhan pasti akan memulihkan keadaan kita!

Friday, August 19, 2011

TETAP TEGUH DAN TETAP BERKOMITMEN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Agustus 2011 -

Baca:  1 Korintus 15:35-58

"Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!  Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia."  1 Korintus 15:58

Saat diutus ke dalam dunia, Yesus dengan penuh komitmen melakukan kehendak Bapa.  Yesus bukan sekedar menjalankan perintah Bapa, tetapi juga didasari oleh visi yang telah diterimaNya:  "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk meberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).

     Yesus mengerjakan visi ini dengan ketaatan penuh dan tak tergoyahkan meskipun harus menghadapi resiko yang besar.  Alkitab mencatat:  "...Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:5-8).  Oleh karena itu Paulus memberi nasihat agar setiap orang percaya meneladani Tuhan Yesus yang taat sampai mati di kayu salib!  Dalam keadaan apa pun hendaknya kita tetap teguh, tidak goyah dan semakin giat dalam melayani Tuhan.  Kata teguh dalam bahasa aslinya berarti setia.  Dalam kesetiaan terkandung komitmen yang tinggi.  Ingat!  Perjalanan kekristenan itu tidak mudah, ada banyak ujian dan tantangan, namun Tuhan berjanji akan memberikan kekuatan kepada kita, seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus,  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).  Jika kita mengandalkan kekuatan sendiri, kita tidak akan mampu dan pasti akan gagal.

     Akhir-akhir ini tidak sedikit orang Kristen yang mulai goyah imannya dan tidak lagi giat melayani Tuhan:  ibadah kendor, berdoa kendor, pelayanan kendor dan sebagainya karena masalah atau penderitaan yang dialaminya.  Namun justru ketika berada dalam ujian seharusnya kita makin melekat kepada Tuhan Yesus sebagai pokok anggur, sebab di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa  (baca Yohanes 15:5b).  Mari kita koreksi kehidupan kita, apakah kita sudah melenceng dari kehendak Tuhan?  Mari kita perbarui komitmen kita.

Bila kita teguh dalam melakukan kehendak Tuhan, Dia akan mempercayakan perkara-perkara besar kepada kita, meskipun itu harus dimulai dari perkara kecil dahulu.