Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Agustus 2011 -
Baca: Galatia 5:1-15
"Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,..." Galatia 5:13b
Hari ini seluruh rakyat Indonesia bersukacita merayakan kemerdekaan yang ke-66. Gegap gempita bergema dipelosok negeri. Beragam kegiatan digelar, mulai dari upacara bendera, berkumandangnya lagu Indonesia Raya, pembacaan naskah proklamasi, tabur bunga di makam pahlawan, hingga diadakannya berbagai jenis perlombaan tradisional: karnaval, makan kerupuk, panjat pinang, lomba kelereng, balap karung, bola kasti dan lain-lain. Kita patut merayakan kemerdekaan ini sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Tuhan, karena dengan pertolonganNya bangsa kita meraih kemerdekaan dan terbebas dari belenggu penjajahan bangsa lain. Rasa terima kasih tak terhingga juga patut kita haturkan kepada para pahlawan bangsa, di mana mereka rela mengorbankan jiwa dan raganya demi membela bangsa dan negara. Ini merupakan hasil dari sebuah perjuangan terus menerus tak kenal lelah dari para pejuang kita melawan para penjajah di negeri ini.
Dan kini sebagai generasi penerus bangsa, tugas kita adalah mengisi kemerdekaan itu dengan prestasi. Tapi sayang, kini kemerdekaan RI ternodai oleh ulah para anak bangsa sendiri yang tidak menghargai perjuangan para pahlawan bangsa. Mereka justru "...mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,..." Siapa itu? Para koruptor yang tidak lain adalah orang-orang yang dipercaya oleh rakyat, yang justru mengatasnamakan kepentingan rakyat, menimbun kekayaan untuk diri sendiri dan juga golongan. Para pejuang dahulu berharap bahwa dengan kemerdekaan, bangsa Indonesia memiliki kesempatan besar untuk membangun bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat. Namun tak bisa dipungkiri bahwa sampai saat ini pembangunan yang ada belum juga mampu mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Begitu juga dalam hal pendidikan, daerah-daerah terpencil terabaikan.
Di mana hati nurani para pemimpin negeri ini? Bersyukur, bangsa Indonesia masih bisa berbangga oleh kiprah para atlit yang berprestasi di berbagai cabang olahraga, para pelajar yang sukses menjuarai olympiade science. Di tengah keterpurukan negeri ini mereka masih menunjukkan prestasi dan membawa harum nama bangsa di mata dunia!
Dirgahayu bangsaku! Merdeka! Merdeka!
Wednesday, August 17, 2011
Tuesday, August 16, 2011
WAKTU TUHAN ADALAH YANG TERBAIK!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Agustus 2011 -
Baca: 1 Tawarikh 12:23-40
"Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka." 1 Tawarikh 12:32
Ketidaksabaran seringkali menjadi penyebab utama mengapa kita tidak mengalami penggenapan janji Tuhan. Kita selalu tergesa-gesa dan tidak sabar dalam menantikan waktu Tuhan sehingga semuanya menjadi berantakan! Kita selalu ingin mendapatkan hasil secara instan atau serba cepat. Tapi harus kita ingat bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan! Tuhan bekerja sesuai dengan waktuNya sendiri, dan yakinlah bahwa "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,..." (Pengkhotbah 3:11a).
Saul ditolak menjadi raja Israel karena ketidaksabarannya menantikan waktu Tuhan (baca 1 Samuel 13:5-14). Ketika Lazarus jatuh sakit Alkitab mencatat: "... Ia (Yesus) sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada." (Yohanes 11:6). Kemudian dinyatakan bahwa Lazarus telah empat hari dibaringkan di dalam kubur (meninggal). Secara manusia, Marta dan Maria kecewa karena Yesus menunda waktu untuk datang, sehingga saudaranya (Lazarus) akhirnya meninggal. Tetapi tidak ada kata terlambat bagi Tuhan! Tuhan Yesus justru berkata, "tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya." (Yohanes 11:15a). Dan pada waktu yang tepat, Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian. Selalu ada rencanaNya yang indah di balik masalah yang kita alami. Sering kita berkata, "Mengapa Tuhan tidak segera menolongku? Mengapa Tuhan sepertinya diam dan tidak bertindak?" Kita kecewa dan tidak lagi tekun menantikan Dia.
Ayat nas menyatakan bahwa bani Isakhar adalah orang-orang yang mengerti waktu Tuhan sehingga mereka tidak gegabah dalam bertindak. Saat menghadapi orang Filistin, Tuhan meminta Daud untuk sabar menantikan waktuNya, tidak asal serang (1 Tawarikh 14:15), lalu Daud pun "...berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, maka mereka memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer." (1 Tawarikh 14:16). Karena taat kepada tuntunan Tuhan, Daud mengalami kemenangan. Kita harus bisa memahami cara kerja dan waktu Tuhan!
Sabar menantikan waktu Tuhan adalah kunci mengalami pertolongan dari Tuhan dan menikmati janji-janjiNya!
Baca: 1 Tawarikh 12:23-40
"Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka." 1 Tawarikh 12:32
Ketidaksabaran seringkali menjadi penyebab utama mengapa kita tidak mengalami penggenapan janji Tuhan. Kita selalu tergesa-gesa dan tidak sabar dalam menantikan waktu Tuhan sehingga semuanya menjadi berantakan! Kita selalu ingin mendapatkan hasil secara instan atau serba cepat. Tapi harus kita ingat bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan! Tuhan bekerja sesuai dengan waktuNya sendiri, dan yakinlah bahwa "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,..." (Pengkhotbah 3:11a).
Saul ditolak menjadi raja Israel karena ketidaksabarannya menantikan waktu Tuhan (baca 1 Samuel 13:5-14). Ketika Lazarus jatuh sakit Alkitab mencatat: "... Ia (Yesus) sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada." (Yohanes 11:6). Kemudian dinyatakan bahwa Lazarus telah empat hari dibaringkan di dalam kubur (meninggal). Secara manusia, Marta dan Maria kecewa karena Yesus menunda waktu untuk datang, sehingga saudaranya (Lazarus) akhirnya meninggal. Tetapi tidak ada kata terlambat bagi Tuhan! Tuhan Yesus justru berkata, "tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya." (Yohanes 11:15a). Dan pada waktu yang tepat, Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian. Selalu ada rencanaNya yang indah di balik masalah yang kita alami. Sering kita berkata, "Mengapa Tuhan tidak segera menolongku? Mengapa Tuhan sepertinya diam dan tidak bertindak?" Kita kecewa dan tidak lagi tekun menantikan Dia.
Ayat nas menyatakan bahwa bani Isakhar adalah orang-orang yang mengerti waktu Tuhan sehingga mereka tidak gegabah dalam bertindak. Saat menghadapi orang Filistin, Tuhan meminta Daud untuk sabar menantikan waktuNya, tidak asal serang (1 Tawarikh 14:15), lalu Daud pun "...berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, maka mereka memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer." (1 Tawarikh 14:16). Karena taat kepada tuntunan Tuhan, Daud mengalami kemenangan. Kita harus bisa memahami cara kerja dan waktu Tuhan!
Sabar menantikan waktu Tuhan adalah kunci mengalami pertolongan dari Tuhan dan menikmati janji-janjiNya!
Subscribe to:
Posts (Atom)