Friday, August 5, 2011

TUHAN MENYERTAI PERJALANAN KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Agustus 2011 -

Baca:  Yeremia 10:17-25

"Aku tahu, ya Tuhan, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa menetapkan langkahnya."  Yeremia 10:23

Tidak ada seorang pun yang menjalani hidup ini tanpa tujuan;  semua orang memiliki sasaran atau impian yang hendak diraih.  Dan untuk sampai kepada tujuan, kita harus menempuh jalan yang lurus atau benar, jalan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita, karena jika Tuhan yang menyuruh kita untuk melewati jalan itu, Dia juga yang akan menuntun dan memampukan kita.  Ada tertulis,  "Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yang lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang."  (Mazmur 107:7).

     Perjalanan bangsa Israel dari Mesir (perbudakan) menuju ke Tanah Perjanjian (Kanaan) adalah gambaran perjalanan hidup orang percaya.  Suatu perjalanan yang tidak mudah, tidak nyaman, naik-turun, penuh dengan tantangan, melewati onak duri, panas terik dan juga dinginnya malam.  Ketika perjalanan sampai di Mara,  "...mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya."  (Keluaran 15:23a).  Bahkan pemazmur juga menyatakan,  "Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga."  (Mazmur 91:13).  Setiap langkah mereka diwarnai dengan bahaya maut yang mengancam.  Namun itulah satu-satunya jalan menuju Kanaan.

     Percayalah bahwa dalam perjalanan hidup ini kita tidak sendirian, ada Tuhan yang menyertai kita dan penyertaanNya itu sempurna;  Ia sangat peduli dan menyediakan apa pun yang kita perlukan.  Kita tidak perlu takut, kita akan aman dalam perlindungan Tuhan!  Seperti yang diungkapkan Daud,  "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;  gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."  (Mazmur 23:4).  Oleh karena itu dalam menempuh perjalanan ini kita harus menjaga pikiran dan mengarahkannya hanya kepada Tuhan.  Buang semua pikiran-pikiran negatif yang ada!  Jadi,  "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."  (Filipi 4:8).  Begitu juga dengan ucapan kita, haruslah benar, membangun, menghibur dan menguatkan orang lain  (Efesus 4:29).

Arahkan pandangan kepada Tuhan:  pada saatnya kita pasti mencapai Tanah Perjanjian itu!

Thursday, August 4, 2011

HIDUP KRISTEN: Pohon yang Menghasilkan Buah!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Agustus 2011 -

Baca:  Mazmur 1:1-3

"Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya,"  Mazmur 1:3a

Dalam kisah kemarin Tuhan sangat kecewa karena kehidupan kita tidak menghasilkan buah seperti yang Dia kehendaki.  Kita mengecewakan Dia, padahal Dia sebagai pemilik kebun anggur telah merawat kebun itu dengan baik:  tanahnya dicangkul dan diratakan, kerikil dan batu-batu yang ada dibuang, di tengah-tengahnya juga didirikan sebuah menara jaga, digalinya juga lubang untuk tempat pemerasan anggur.  Apa lagi yang kurang?  Jika demikian, kehidupan kita setali tiga uang dengan bangsa Israel sebagai pokok anggur yang ditanam Tuhan, tetapi telah mengecewakan dan gagal menjadi berkat bagi bangsa lain.

     Perhatikan pembacaan firman kita hari ini:  "Berbahagialah orang... yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya;  apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:1-3).  Pohon ini menghasilkan buah, daunnya tidak pernah layu dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.  Ini adalah gambaran orang Kristen yang senantiasa melekat kepada Tuhan dan yang senantiasa merenungkan firman Tuhan siang dan malam.  Suatu kehidupan yang berdampak, menjadi berkat bagi orang lain.  Simak juga Yeremia 17:7-8,  "...orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!  Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah."  (Yeremia 17:7-8).

     Apalah artinya sebuah pohon berdaun rimbun jika tanpa buah.  Itu menjadi sia-sia!  Yang Tuhan kehendaki adalah hidup yang menghasilkan buah, artinya hidup kita menjadi berkat dan berdampak bagi orang lain.  Oleh karena itu hidup kekristenan adalah hidup yang terus berproses, makin hari makin dewasa, makin hari makin berakar di dalam firman, bertumbuh di dalam Tuhan dan semakin serupa dengan Dia.  Semua ini secara otomatis akan disertai dengan perubahan karakter dalam hidup kita.

"Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api."  Matius 7:19