Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Agustus 2011 -
Baca: Mazmur 1:1-3
"Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya," Mazmur 1:3a
Dalam kisah kemarin Tuhan sangat kecewa karena kehidupan kita tidak menghasilkan buah seperti yang Dia kehendaki. Kita mengecewakan Dia, padahal Dia sebagai pemilik kebun anggur telah merawat kebun itu dengan baik: tanahnya dicangkul dan diratakan, kerikil dan batu-batu yang ada dibuang, di tengah-tengahnya juga didirikan sebuah menara jaga, digalinya juga lubang untuk tempat pemerasan anggur. Apa lagi yang kurang? Jika demikian, kehidupan kita setali tiga uang dengan bangsa Israel sebagai pokok anggur yang ditanam Tuhan, tetapi telah mengecewakan dan gagal menjadi berkat bagi bangsa lain.
Perhatikan pembacaan firman kita hari ini: "Berbahagialah orang... yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3). Pohon ini menghasilkan buah, daunnya tidak pernah layu dan apa saja yang diperbuatnya berhasil. Ini adalah gambaran orang Kristen yang senantiasa melekat kepada Tuhan dan yang senantiasa merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Suatu kehidupan yang berdampak, menjadi berkat bagi orang lain. Simak juga Yeremia 17:7-8, "...orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (Yeremia 17:7-8).
Apalah artinya sebuah pohon berdaun rimbun jika tanpa buah. Itu menjadi sia-sia! Yang Tuhan kehendaki adalah hidup yang menghasilkan buah, artinya hidup kita menjadi berkat dan berdampak bagi orang lain. Oleh karena itu hidup kekristenan adalah hidup yang terus berproses, makin hari makin dewasa, makin hari makin berakar di dalam firman, bertumbuh di dalam Tuhan dan semakin serupa dengan Dia. Semua ini secara otomatis akan disertai dengan perubahan karakter dalam hidup kita.
"Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." Matius 7:19
Thursday, August 4, 2011
Wednesday, August 3, 2011
POHON ARA YANG TIDAK BERBUAH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Agustus 2011 -
Baca: Lukas 13:6-9
"Seorang yang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya." Lukas 13:6
Membaca perikop ini kita akan teringat sebuah nyanyian nabi Yesaya tentang kebun anggur. Tertulis, "Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebuh itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam." (Yesaya 5:1b-2). Ini adalah ratapan nabi Yesaya mengenai kegagalan bangsa Israel yang digambarkan seperti pohon anggur yang gagal menghasilkan buah anggur yang baik, justru yang dihasilkan adalah buah anggur yang asam. Ratapan inilah yang mengilhami Yesus dalam mengisahkan perumpamaan pada perikop ini (Lukas 13:6-9).
Secara geografis daerah Palestina dikenal sebagai wilayah pegunungan yang sangat subur, sehingga tanaman buah-buahan banyak tumbuh di sana: zaitun, anggur, delima dan juga pohon ara. Karena kondisi tanahnya yang sangat subur, pohon ara pun dapat bertumbuh subur di mana-mana. Tapi pohon ara dalam perikop ini sungguh aneh dan lain daripada yang lain, karena pohon ara ini ditanam secara khusus di dalam kebun anggur. Artinya pohon ara ini beroleh perlakuan yang sangat istimewa dari pemilik kebun anggur. Tetapi kenyataannya pohon ara tersebut tetap saja tidak menghasilkan buah. Dikatakan, "Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya." (Lukas 13:7a). Pada tahun pertama masih bisa dimaklumi, mungkin masih terlalu muda untuk berbuah. Tahun kedua belum juga berbuah, mungkin perlu ditambah pupuknya dan dicangkul lagi tanahnya sehingga belum juga berbuah. Namun sampai pada tahun ketiga pohon ara itu tetap saja tidak menghasilkan buah. Pohon ara itu telah mengecewakan! Lalu pemilik kebun itu berkata dengan tegas, "Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" (Lukas 13:7b).
Ini adalah gambaran dari kehidupan kita orang percaya; kita yang sesungguhnya berada di luar anugerahNya oleh kasihNya kita secara khusus dipilih, dipanggil menjadi umatNya, dan diangkat sebagai anak-anak Allah dan diselamatkan. Suatu anugerah yang luar biasa! (Bersambung)
Baca: Lukas 13:6-9
"Seorang yang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya." Lukas 13:6
Membaca perikop ini kita akan teringat sebuah nyanyian nabi Yesaya tentang kebun anggur. Tertulis, "Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebuh itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam." (Yesaya 5:1b-2). Ini adalah ratapan nabi Yesaya mengenai kegagalan bangsa Israel yang digambarkan seperti pohon anggur yang gagal menghasilkan buah anggur yang baik, justru yang dihasilkan adalah buah anggur yang asam. Ratapan inilah yang mengilhami Yesus dalam mengisahkan perumpamaan pada perikop ini (Lukas 13:6-9).
Secara geografis daerah Palestina dikenal sebagai wilayah pegunungan yang sangat subur, sehingga tanaman buah-buahan banyak tumbuh di sana: zaitun, anggur, delima dan juga pohon ara. Karena kondisi tanahnya yang sangat subur, pohon ara pun dapat bertumbuh subur di mana-mana. Tapi pohon ara dalam perikop ini sungguh aneh dan lain daripada yang lain, karena pohon ara ini ditanam secara khusus di dalam kebun anggur. Artinya pohon ara ini beroleh perlakuan yang sangat istimewa dari pemilik kebun anggur. Tetapi kenyataannya pohon ara tersebut tetap saja tidak menghasilkan buah. Dikatakan, "Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya." (Lukas 13:7a). Pada tahun pertama masih bisa dimaklumi, mungkin masih terlalu muda untuk berbuah. Tahun kedua belum juga berbuah, mungkin perlu ditambah pupuknya dan dicangkul lagi tanahnya sehingga belum juga berbuah. Namun sampai pada tahun ketiga pohon ara itu tetap saja tidak menghasilkan buah. Pohon ara itu telah mengecewakan! Lalu pemilik kebun itu berkata dengan tegas, "Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" (Lukas 13:7b).
Ini adalah gambaran dari kehidupan kita orang percaya; kita yang sesungguhnya berada di luar anugerahNya oleh kasihNya kita secara khusus dipilih, dipanggil menjadi umatNya, dan diangkat sebagai anak-anak Allah dan diselamatkan. Suatu anugerah yang luar biasa! (Bersambung)
Subscribe to:
Posts (Atom)