Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Juli 2011 -
Baca: Mazmur 55
"Serukanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." Mazmur 55:23
Salah satu tanda seseorang mengalami kekuatiran adalah gampang sekali mengeluh, mengomel dan bersungut-sungut. Hal inilah yang dialami oleh bangsa Israel. Ketika keluar dari Mesir menuju ke tanah Perjanjian, di mana bangsa Israel harus melintasi padang gurun. Seperti yang kita ketahui padang gurun sangatlah gersang, panas, tidak ada air, tumbuh-tumbuhan atau pun hujan. Selama 40 tahun berada di padang gurun mereka terus dibelenggu oleh kekuatiran dan ketakutan meskipun Tuhan sudah menyatakan mujizatNya di sepanjang perjalanan mereka hari lepas hari. Makanan disediakan Tuhan berupa manna; saat mereka membutuhkan daging, Tuhan menyediakan burung puyuh; demikian juga ketika mereka butuh air untuk minum, Tuhan menyediakan dengan caraNya yang ajaib. Meski demikian mereka tidak pernah mengucap syukur kepada Tuhan, justru mereka selalu mengeluh, bersungut-sungut dan mengomel. Mereka merasa lebih enak dan nyaman tinggal di Mesir, padahal di Mesir mereka menjadi budak, artinya mereka direndahkan serta kehilangan harkat dan martabatnya sebagai umat pilihan Tuhan.
Mungkin saat ini kita sedang mengalami seperti yang dialami oleh Bangsa Israel yaitu berada di 'padang gurun'. Berhentilah mengomel dan bersungut-sungut, apalagi menyalahkan Tuhan, karena Dia tetap beserta dengan kita. Firman Tuhan menasihati, "...carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Kalau kita mencari dan mengutamakan kebenaran Tuhan lebih dari semuanya, di situlah kita sedang mengundang sorga untuk turun ke bumi. Artinya, Tuhan akan bertindak dan memberikan pertolongan kepada kita sehingga kita akan mengalami dan menikmati Kerajaan Sorga. Apabila kita taat kepada Tuhan, Dia akan memelihara hidup kita.
Jadi, janganlah kita kuatir. Apabila kita melibatkan Tuhan di segala perkara serta mengandalkan kekuatan Roh Kudus dalam kehidupan kita, kita akan melakukan perkara yang besar. Kehadiran Tuhan Yesus dalam kehidupan kita selalu berdampak secara luar biasa.
Kuatir hanya akan merugikan diri sendiri dan menghambat kemajuan dalam segala hal.
Monday, July 18, 2011
Sunday, July 17, 2011
MENGALAMI KERAJAAN ALLAH: Menjadi Seperti Anak Kecil
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juli 2011 -
Baca: Markus 10:13-16
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." Markus 10:14
Tuhan Yesus rindu agar umatNya mengalami Kerajaan Allah dalam hidupnya, yang bukan saja akan kita alami saat kita bertemu dengan Dia di sorga kelak, tetapi Kerajaan Allah itu seharusnya juga kita alami saat kita masih hidup di bumi ini. Ada pun yang menjadi ukuran bahwa kita mengalami kerajaanNya bukanlah dari banyaknya harta yang kita miliki (uang, mobil mewah, rumah megah) atau tingginya jabatan dan kedudukan kita dalam masyarakat,. "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17). Mengalami Kerajaan Allah berarti dalam hidup kita ada sukacita, ketenangan, damai sejahtera dan sebagainya.
Bagaimana caranya agar kita bisa mengalami KerajaanNya? Kita harus menjadi seperti seorang anak kecil: 1. Sederhana dan polos. Sedangkan lawan dari sederhana dan polos adalah licik. Contohnya adalah Yudas Iskariot. Saat di taman Getsemani ia mencium Yesus, padahal di balik itu ada niat jahat, yaitu hendak menjual Yesus. Orang yang hidup dalam kemunafikan (bermuka dua) tidak akan mengalami Kerajaan Allah dalam hidupnya.
2. Mudah untuk diajar. Dalam Amsal 9:9 dikatakan, "berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah." Seorang anak kecil juga mudah untuk diajar. Sudahkah kita memiliki hati yang mudah diajar dan dibentuk? Ataukah hati kita masih keras dan sulit menerima teguran? Bukankah masih banyak orang Kristen yang sulit sekali menerima teguran? Kita gampang sekali tersinggung dan sakit hati ketika menerima firman Tuhan yang keras. Ayub berkata, "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; dia yang memukuli, tetapi yang di tangan-Nya menyembuhkan pula." (Ayub 5:17-18).
3. Percaya penuh pada bapanya. Seorang anak kecil memiliki kepercayaan penuh kepada ayahnya. Ia tidak pernah kuatir tentag apa pun karena semua kebutuhannya terpenuhi. Kita juga harus percaya penuh kepada Tuhan dan jangan sekali-kali "...bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5).
Kita harus berubah, supaya Kerajaan Allah dapat kita alami dan rasakan setiap hari.
Baca: Markus 10:13-16
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." Markus 10:14
Tuhan Yesus rindu agar umatNya mengalami Kerajaan Allah dalam hidupnya, yang bukan saja akan kita alami saat kita bertemu dengan Dia di sorga kelak, tetapi Kerajaan Allah itu seharusnya juga kita alami saat kita masih hidup di bumi ini. Ada pun yang menjadi ukuran bahwa kita mengalami kerajaanNya bukanlah dari banyaknya harta yang kita miliki (uang, mobil mewah, rumah megah) atau tingginya jabatan dan kedudukan kita dalam masyarakat,. "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17). Mengalami Kerajaan Allah berarti dalam hidup kita ada sukacita, ketenangan, damai sejahtera dan sebagainya.
Bagaimana caranya agar kita bisa mengalami KerajaanNya? Kita harus menjadi seperti seorang anak kecil: 1. Sederhana dan polos. Sedangkan lawan dari sederhana dan polos adalah licik. Contohnya adalah Yudas Iskariot. Saat di taman Getsemani ia mencium Yesus, padahal di balik itu ada niat jahat, yaitu hendak menjual Yesus. Orang yang hidup dalam kemunafikan (bermuka dua) tidak akan mengalami Kerajaan Allah dalam hidupnya.
2. Mudah untuk diajar. Dalam Amsal 9:9 dikatakan, "berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak, ajarilah orang benar, maka pengetahuannya akan bertambah." Seorang anak kecil juga mudah untuk diajar. Sudahkah kita memiliki hati yang mudah diajar dan dibentuk? Ataukah hati kita masih keras dan sulit menerima teguran? Bukankah masih banyak orang Kristen yang sulit sekali menerima teguran? Kita gampang sekali tersinggung dan sakit hati ketika menerima firman Tuhan yang keras. Ayub berkata, "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; dia yang memukuli, tetapi yang di tangan-Nya menyembuhkan pula." (Ayub 5:17-18).
3. Percaya penuh pada bapanya. Seorang anak kecil memiliki kepercayaan penuh kepada ayahnya. Ia tidak pernah kuatir tentag apa pun karena semua kebutuhannya terpenuhi. Kita juga harus percaya penuh kepada Tuhan dan jangan sekali-kali "...bersandar kepada pengertianmu sendiri." (Amsal 3:5).
Kita harus berubah, supaya Kerajaan Allah dapat kita alami dan rasakan setiap hari.
Subscribe to:
Posts (Atom)