Saturday, July 16, 2011

ELIA: Terancam dan Lelah!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juli 2011 -

Baca:  Roma 8:31-39

"Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?"  Roma 8:32

Terancam merupakan situasi yang tidak nyaman, dan orang terancam itu pasti sangat menderita karena terus dihantui rasa takut dan was-was.  Seperti itulah yang dirasakan oleh Elia.  Ia menerima ancaman yang tidak main-main dari Izebel.  Setelah mendengar bahwa Elia telah berhasil membunuh empat ratus lima puluh nabi Baal, Izebel menjadi sangat geram dan melakukan ancaman terhadap Elia,  "...jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka."  (1 Raja-Raja 19:2).  Karena diancam hendak dibunuh hati Elia diliputi oleh perasaan takut yang luar biasa;  Elia kehilangan damai sejahtera, bahkan sepertinya ia sudah putus pengharapan dan ingin mati saja.

     Terkadang dalam hidup ini kita mengalami hal yang sama, kehilangan damai sejahtera dan sukacita, karena beratnya tekanan hidup.  Atau karena omongan orang lain yang berusaha untuk melemahkan dan merendahkan kita.  Iblis tidak pernah berhenti mendakwa adan mengintimidasi kita dengan mengungkit-ungkit kenangan buruk atau dosa-dosa masa lalu, sehingga kita pun menjadi lelah dan tak berdaya.  Jangan kuatir dan merasa terancam karena Tuhan sanggup menolong dan melepaskan kita dari persoalan-persoalan yang kita alami.  Dia Tuhan yang tidak hanya peduli, bahkan Ia turut merasakan apa yang telah kita rasakan (baca Ibrani 4:15).  Akibat merasa sendiri dan terancam hidupnya, Elia menjadi lelah dan rasa-rasanya ia sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan padanya.  Namun Tuhan tidak tinggal diam, disuruhnyalah seorang malaikat untuk memberi dia makan dan minum.

     Mungkin saat ini kita merasa lelah dan tidak lagi bersemangat dalam melayani Tuhan,  "Aku mau mundur saja dari pelayanan ini.  Percuma, sudah berkorban banyak tapi tidak mendapat apa-apa"  Ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita!  Jangan menyerah pada keadaan, tetapi kuatkan hati,  "...karena besar upah yang menantinya,"  (Ibrani 10:35).

Sekecil apa pun pengorbanan kita untuk Tuhan, diperhitungkanNya dan itu tidak pernah sia-sia!

Friday, July 15, 2011

ELIA: Merasa Sendirian

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Juli 2011 -

Baca:  1 Raja-Raja 19:1-8

"Cukuplah itu!  Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."  1 Raja-Raja 19:4b

Saudara tahu kisah tentang nabi Elia?  Nabi Elia adalah salah satu nabi yang dipakai Tuhan secara luar biasa.  Ia pernah berdoa  "...supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.  Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya."  (Yakobus 5:17-18).  Juga saat berada di gunung Karmel Elia mampu menumpas 450 nabi-nabi Baal.  Luar biasa!

     Tetapi saat kita mempelajari kisahnya lebih mendalam, apalagi membaca ayat nas di atas, pasti timbul pertanyaan dalam benak kita,  "Mengapa seorang nabi besar sekaliber Elia kok tiba-tiba menjadi seorang yang rapuh, ingin segera mengakhiri hidupnya dan seolah-olah tidak memiliki harapan dalam hidupnya?"  Bagaimana pun juga Elia adalah manusia biasa.  Meskipun ada pelayannya (Elisa) yang selalu menemani di mana pun ia berada, dan juga ada ribuan orang yang percaya kepada Allah Israel, Elia tetap merasa sendiri (lonely).  Bukankah terkadang kita juga merasakan hal yang sama?  Kita merasa sendirian meski berada di tengah-tengah keluarga, teman atau kerabat.  Kita berpikir tak seorang pun mempedulikan kita.

     Jika saat ini Saudara merasakan hal demikian, segeralah sadar!  Lupakah kita akan janji Tuhan?  Dia berkata,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meniggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b), bahkan  "...Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."  (Matius 28:20b).  Oleh karena itu kita harus percaya bahwa janji Tuhan itu ya dan amin, tidak ada janjiNya yang tidak Dia genapi sebagaimana tertulis,  "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran."  (Yohanes 14:16-17a).

     Tetaplah melekat kepada Tuhan dan jangan pernah merasa sendiri, ada Roh Kudus yang senantiasa menyertai kita.  Hal ini membuktikan bahwa Tuhan sangat peduli dan memperhatikan hidup kita, bahkan  "...rambut kepalamu pun terhitung semuanya."  (Lukas 12:7a).  Jaminan penyertaan Tuhan tidak hanya sampai di situ, Dia juga telah menyediakan tempat bagi kita kelak yaitu di dalam Kerajaan Sorga.  Saudara tidak sendirian!

Semua ini membuktikan bahwa Tuhan sangat mengasihi dan memperhatikan kita;  kasihNya tak lekang oleh waktu, hari ini, esok dan sampai selama-lamanya!