Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Juli 2011 -
Baca: Ibrani 3:7-19
"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini', supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." Ibrani 3:13
Menunda pekerjaan adalah kebiasaan buruk yang masih sering dilakukan oleh banyak orang. Contoh: seorang siswa yang mendapat pekerjaan rumah (PR) dari sekolah seringkali berpikir, "Ah, PR-nya nanti saja kukerjakan. Besok kan masih ada waktu." Menunda pekerjaan yang seharusnya bisa kita kerjakan saat ini adalah suatu tindakan yang justru akan merugikan diri kita sendiri. Menunda berarti menyia-nyiakan waktu yang ada; menunda berarti kita telah kehilangan waktu, karena waktu yang hilang tidak akan bisa tergantikan. Kalau kita kehilangan suatu barang, kita masih dapat membelinya. Namun sekali kita kehilangan waktu atau kesempatan, itu tidak akan pernah kembali. Tidak ada tempat, toko, supermarket atau mal di dunia ini yang menyediakan 'waktu' cadangan atau menjual waktu. Semakin kita terbiasa menunda-nunda pekerjaan semakin membuat kita menjadi malas. Ingat! Semakin kita menunda-nunda waktu semakin berat tugas dan pekerjaan kita. Belum lagi selesai mengerjakan pekerjaan pertama itu, sudah datang lagi pekerjaan yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Begitu pentingnya hari ini sehingga Alkitab menasihatkan agar kita tidak menyia-nyiakan waktu yang ada. Betapa pun hebatnya kita di hari kemarin, itu sudah berlalu. Tidak ada satu pun yang dapat kita lakukan untuk mengubah sesuatu yang telah berlalu. Begitu juga dengan hari esok, itu semua di luar jangkauan dan pikiran kita. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok. Karena itu marilah kita menaruh perhatian dengan sungguh pada apa yang sedang terjadi saat ini atau sekarang. Kerjakan dengan sungguh, jangan tunda-tunda, apalagi hanya berpangku tangan, tanpa berbuat sesuatu. Manfaatkan setiap kesempatan yang ada sebaik mungkin. Karena seperti apa kita di hari esok adalah tuaian dari apa yang kita lakukan sekarang. Masa depan kita adalah hasil dari apa yang kita kerjakan hari ini.
Hari ini atau waktu sekarang adalah berkat dan pemberian Tuhan yang sangat berharga, oleh karena itu pusatkan pikiran, tenaga dan talenta untuk segala sesuatu yang ada di tangan kita. Dan "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7b). Nah, tunggu kapan lagi?
Selagi kita masih dalam kondisi baik-baik saja, jangan sekali-kali menunda-nunda waktu.
Sunday, July 10, 2011
Saturday, July 9, 2011
KRISTEN RAJAWALI: Mata Rohaninya Tajam!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Juli 2011 -
Baca: 2 Korintus 4:16-18
"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." 2 Korintus 4:18
Burung rajawali memiliki kebiasaan membuat sarang di bukit yang tinggi, ia "...diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi." (Ayub 39:31), sementara burung-burung lain kebanyakan membuat sarangnya di dahan pohon. Di atas ketinggian induk rajawali melatih dan mendewasakan anak-anaknya. Pada saatnya si induk pasti akan mengobrak-abrik sarangnya sehingga memaksa anak-anaknya untuk keluar dari sarang, mengepak-gepakkan sayapnya dan belajar terbang. Pada saat anak rajawali belajar terbang, sang induk memperhatikan dan mengamat-amatinya dari kejauhan. Sebelum anak rajawali itu jatuh ke batu-batu yang terjal, sang induk pun dengan sigap memberi pertolongan dan menopangnya (baca Ulangan 32:11-12)
Adakalanya Tuhan ijinkan kita mengalami ujian dan tantangan hidup yang berat untuk melatih 'otot-otot' iman kita dan membuat kita semakin dewasa. Setiap kita yang telah belajar mengembangkan sayap rohani dengan benar akan mampu terbang tinggi, siap menghadapi badai apa pun dan pasti akan tampil sebagai pemenang. Tanpa adanya ujian atau badai, bagaimana kita bisa dikatakan sebagai pribadi yang berkualitas dan tahn uji? Yakobus berkata, "sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:3).
Selain itu rajawali memiliki mata atau pandangan yang sangat tajam. Ia mampu memandang dari jarak yang cukup jauh, bahkan dari atas ketinggian kurang lebih 3 mil (4,8 km) dari permukaan bumi atau permukaan laut ia masih dapat menangkap sinyal gerakan dari binatang buruannya. Untuk memastikannya ia akan terbang merendah, lalu dengan kecepatan yang luar biasa ia akan segera menyambar mangsanya.
Tuhan pun mau setiap kita memiliki mata rohani yang tajam, yang dapat melihat jauh ke depan, melihat janji-janjiNya dan rencanaNya serta dapat memandang segala sesuatu sebagaimana Tuhan memandang. Jangan sampai mata kita hanya terfokus pada perkara-perkara yang lahiriah, tapi arahkan pandangan hanya kepada Kristus. "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kausa yang bekerja di dalam kita," (Efesus 3:20).
Tetapi kuat dalam segala keadaan karena Tuhan penopang dan sumber kekuatan kita.
Baca: 2 Korintus 4:16-18
"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." 2 Korintus 4:18
Burung rajawali memiliki kebiasaan membuat sarang di bukit yang tinggi, ia "...diam dan bersarang di bukit batu, di puncak bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi." (Ayub 39:31), sementara burung-burung lain kebanyakan membuat sarangnya di dahan pohon. Di atas ketinggian induk rajawali melatih dan mendewasakan anak-anaknya. Pada saatnya si induk pasti akan mengobrak-abrik sarangnya sehingga memaksa anak-anaknya untuk keluar dari sarang, mengepak-gepakkan sayapnya dan belajar terbang. Pada saat anak rajawali belajar terbang, sang induk memperhatikan dan mengamat-amatinya dari kejauhan. Sebelum anak rajawali itu jatuh ke batu-batu yang terjal, sang induk pun dengan sigap memberi pertolongan dan menopangnya (baca Ulangan 32:11-12)
Adakalanya Tuhan ijinkan kita mengalami ujian dan tantangan hidup yang berat untuk melatih 'otot-otot' iman kita dan membuat kita semakin dewasa. Setiap kita yang telah belajar mengembangkan sayap rohani dengan benar akan mampu terbang tinggi, siap menghadapi badai apa pun dan pasti akan tampil sebagai pemenang. Tanpa adanya ujian atau badai, bagaimana kita bisa dikatakan sebagai pribadi yang berkualitas dan tahn uji? Yakobus berkata, "sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan." (Yakobus 1:3).
Selain itu rajawali memiliki mata atau pandangan yang sangat tajam. Ia mampu memandang dari jarak yang cukup jauh, bahkan dari atas ketinggian kurang lebih 3 mil (4,8 km) dari permukaan bumi atau permukaan laut ia masih dapat menangkap sinyal gerakan dari binatang buruannya. Untuk memastikannya ia akan terbang merendah, lalu dengan kecepatan yang luar biasa ia akan segera menyambar mangsanya.
Tuhan pun mau setiap kita memiliki mata rohani yang tajam, yang dapat melihat jauh ke depan, melihat janji-janjiNya dan rencanaNya serta dapat memandang segala sesuatu sebagaimana Tuhan memandang. Jangan sampai mata kita hanya terfokus pada perkara-perkara yang lahiriah, tapi arahkan pandangan hanya kepada Kristus. "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kausa yang bekerja di dalam kita," (Efesus 3:20).
Tetapi kuat dalam segala keadaan karena Tuhan penopang dan sumber kekuatan kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)