Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juli 2011 -
Baca: Ibrani 12:12-15
"Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yag mencemarkan banyak orang." Ibrani 12:15
Apakah Saudara dapat bersukacita ketika hati Saudara dipenuhi oleh kepahitan? Tentu tidak! Kepahitan hanya akan merusak suasana hati kita; sukacita sirna dan beban hidup serasa makin berat. Namun Tuhan Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28). Bila saat ini kita sedang berbeban berat biarlah kita tidak menanggungnya sendiri tetapi kita serahkan kepada Tuhan, karena bagi Dia tidak ada yang mustahil. Kalau kita membiarkan diri hanyut dalam permasalahan yang ada, lalu kepahitan menguasai hati kita, apakah kita bisa menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita?
Perlakuan yang tidak baik, tindakan semena-mena, merendahkan, memfitnah, menyakiti, melontarkan kata-kata kotor dan sebagainya seringkali menyebabkan seseorang mengalami kepahitan. Tidak adanya pengampunan atau karena adanya iri hati dalam diri kita juga menyebabkan kita makin terbelenggu oleh kepahitan. Ada juga orang yang mengalami kepahitan karena penderitaan yang dialaminya. Biasanya ia akan menyalahkan Tuhan dan menuduh Dia sebagai penyebabnya. Inilah yang dikatakan oleh Naomi, "...Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku. Dengan tangan yang penuh aku pergi, tetapi dengan tangan yang kosong, Tuhan memulangkan aku. ...Yang Mahakuasa telah mendatangkan malapetaka kepadaku." (Rut 1:20-21). Bukankah masih ada orang Kristen yang juga bersikap seperti Naomi? Mogok tidak mau ke gereja karena merasa doanya tidak dijawab oleh Tuhan. "Untuk apa saya harus berlelah-lelah melayani Tuhan? Kenyataannya hidup saya juga tidak berubah, tetap saja pas-pasan dan tidak diberkati Tuhan.", dan masih banyak lagi keluhan.
Kalau kita mampu menyikapi setiap masalah dengan benar kita tidak akan masuk dalam kepahitan. Orang yang hidup dalam kepahitan mustahil dapat berdoa. Kepahitan juga semakin membuat orang menjadi tawanan dosa. Kepahitan itu identik dengan ikatan kejahatan, karena jika kita biarkan kita akan menjadi tawanan dosa.
Kepahitan adalah senjata yang digunakan Iblis untuk menghancurkan kehidupan kita!
Tuesday, July 5, 2011
Monday, July 4, 2011
BUANG SEGALA AKAR PAHIT (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juli 2011 -
Baca: Keluaran 1
"Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat,..." Keluaran 1:13-14
Dalam kehidupan ini banyak orang mengalami kepahitan dalam hati oleh karena masalah dan penderitaan yang terjadi. Kepahitan hidup yang luar biasa juga dialami dan dirasakan oleh bangsa Israel ketika mereka berada di Mesir, di mana "...dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu." (ayat 13:14). Penderitaan yang hebat membuat hati mereka menjadi pahit. Sampai-sampai karena kepahitan hidup yang mereka alami mereka pun diperintahkan untuk makan sayur yang pahit pada saat mempersiapkan perayaan paskah. "Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit." (Keluaran 12:8). Sayur yang pahit ini untuk mengenang dan mengingatkan keadaan mereka saat di Mesir.
Kepahitan adalah suatu fakta dalam kehidupan manusia. Seberat apa pun ujian dan kesukaran yang menimpa, jangan sampai kita menjadi pahit hati. Tuhan tidak menginginkan kita hidup dalam kepahitan. Jika saat ini kita mengalami kesesakan yang sangat, datanglah pada Tuhan dan serahkan semua beban itu kepadaNya. Jangan sampai menyimpan akar pahit di dalam hati. Kepahitan adalah gambaran dari kehidupan orang yang tidak rohani, gambaran dari orang-orang yang belum diselamatkan. Firman Tuhan jelas menegaskan bahwa "...dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37). Melalui pengorbananNya di atas kayu salib Kristus telah menebus kita dan menyelamatkan kita. Kita bukan lagi orang-orang yang kalah, tapi orang-orang yang berkemenangan.
Jadi sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, tidak sebanding dengan kebesaran dan kuasa Tuhan kita. Karena itu "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,..." (Efesus 4:31).
Kepahitan yang kita pendam di hati hanya akan membawa dampak buruk: merusak dan menghancurkan diri kita sendiri.
Baca: Keluaran 1
"Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat,..." Keluaran 1:13-14
Dalam kehidupan ini banyak orang mengalami kepahitan dalam hati oleh karena masalah dan penderitaan yang terjadi. Kepahitan hidup yang luar biasa juga dialami dan dirasakan oleh bangsa Israel ketika mereka berada di Mesir, di mana "...dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu." (ayat 13:14). Penderitaan yang hebat membuat hati mereka menjadi pahit. Sampai-sampai karena kepahitan hidup yang mereka alami mereka pun diperintahkan untuk makan sayur yang pahit pada saat mempersiapkan perayaan paskah. "Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit." (Keluaran 12:8). Sayur yang pahit ini untuk mengenang dan mengingatkan keadaan mereka saat di Mesir.
Kepahitan adalah suatu fakta dalam kehidupan manusia. Seberat apa pun ujian dan kesukaran yang menimpa, jangan sampai kita menjadi pahit hati. Tuhan tidak menginginkan kita hidup dalam kepahitan. Jika saat ini kita mengalami kesesakan yang sangat, datanglah pada Tuhan dan serahkan semua beban itu kepadaNya. Jangan sampai menyimpan akar pahit di dalam hati. Kepahitan adalah gambaran dari kehidupan orang yang tidak rohani, gambaran dari orang-orang yang belum diselamatkan. Firman Tuhan jelas menegaskan bahwa "...dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37). Melalui pengorbananNya di atas kayu salib Kristus telah menebus kita dan menyelamatkan kita. Kita bukan lagi orang-orang yang kalah, tapi orang-orang yang berkemenangan.
Jadi sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, tidak sebanding dengan kebesaran dan kuasa Tuhan kita. Karena itu "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,..." (Efesus 4:31).
Kepahitan yang kita pendam di hati hanya akan membawa dampak buruk: merusak dan menghancurkan diri kita sendiri.
Subscribe to:
Posts (Atom)