Monday, July 4, 2011

BUANG SEGALA AKAR PAHIT (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juli 2011 -

Baca:  Keluaran 1

"Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat,..."  Keluaran 1:13-14

Dalam kehidupan ini banyak orang mengalami kepahitan dalam hati oleh karena masalah dan penderitaan yang terjadi.  Kepahitan hidup yang luar biasa juga dialami dan dirasakan oleh bangsa Israel ketika mereka berada di Mesir, di mana  "...dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu."  (ayat 13:14).  Penderitaan yang hebat membuat hati mereka menjadi pahit.  Sampai-sampai karena kepahitan hidup yang mereka alami mereka pun diperintahkan untuk makan sayur yang pahit pada saat mempersiapkan perayaan paskah.  "Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga;  yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit."  (Keluaran 12:8).  Sayur yang pahit ini untuk mengenang dan mengingatkan keadaan mereka saat di Mesir.

     Kepahitan adalah suatu fakta dalam kehidupan manusia.  Seberat apa pun ujian dan kesukaran yang menimpa, jangan sampai kita menjadi pahit hati.  Tuhan tidak menginginkan kita hidup dalam kepahitan.  Jika saat ini kita mengalami kesesakan yang sangat, datanglah pada Tuhan dan serahkan semua beban itu kepadaNya.  Jangan sampai menyimpan akar pahit di dalam hati.  Kepahitan adalah gambaran dari kehidupan orang yang tidak rohani, gambaran dari orang-orang yang belum diselamatkan.  Firman Tuhan jelas menegaskan bahwa  "...dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."  (Roma 8:37).  Melalui pengorbananNya di atas kayu salib Kristus telah menebus kita dan menyelamatkan kita.  Kita bukan lagi orang-orang yang kalah, tapi orang-orang yang berkemenangan.

     Jadi sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, tidak sebanding dengan kebesaran dan kuasa Tuhan kita.  Karena itu  "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu,..."  (Efesus 4:31).

Kepahitan yang kita pendam di hati hanya akan membawa dampak buruk:  merusak dan menghancurkan diri kita sendiri.

Sunday, July 3, 2011

TUHAN BERGAUL ERAT DENGAN ORANG JUJUR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juli 2011 -

Baca:  Amsal 3:27-35

"Karena orang yang sesat adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat."  Amsal 3:32

Jikalau kita ingin memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, bergaul karib dengan Dia dan menjadi sahabatNya, ada hal-hal yang harus kita perhatikan.  Itu tidak asal.

     Syarat untuk bisa karib dengan Tuhan adalah harus hidup jujur dan tulus, karena  "...dengan orang jujur Ia bergaul erat."  Artinya kita harus menjadi orang yang terbuka di hadapan Tuhan dan tidak ada sesuatu yang kita tutup-tutupi atau sembunyikan.  Waktu kita berdoa, apa pun masalah, pergumulan, kekurangan, sukacita, bahagia, harus kita sampaikan semua kepadaNya dengan jujur dan terbuka sehingga hubungan kita denganNya tidak kaku atau sekedar pergaulan biasa, melainkan pergaulan yang sangat erat dari hati ke hati.  Ketika keintiman dengan Tuhan sampai pada taraf seperti itu kita akan bertumbuh dalam persekutuan denganNya dan kita akan semakin mengasihi Dia.  Tertulis:  "Siapa berjalan dengan jujur, takut akan Tuhan, tetapi orang yang sesat jalannya menghina Dia."  (Amsal 14:2).

     Tidak mudah menjadi orang yang jujur di zaman sekarang ini di mana banyak orang yang hidup dalam ketidakjujuran.  Mereka berprinsip:  "Jujur ajur"  (bahasa Jawa - Red.), artinya jika kita jujur kita pasti akan hancur.  Tetapi sebagai orang percaya kita dituntut untuk hidup dalam kejujuran.  Bagaimana kita bisa menjadi seorang yang jujur?  Kita harus hidup dalam ketulusan hati.  Alkitab mencatat,  "Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya."  (Amsal 11:3).  Jika kita ingin hidup jujur terhadap Tuhan kita juga harus tulus terhadap Dia.  Orang yang tulus adalah orang yang mengasihi Tuhan tanpa syarat, yang dalam melakukan segala sesuatu tidak akan menuntut upah.  Mengapa ada banyak pelayan Tuhan yang berselisih?  Karena mereka tidak tulus melayani Tuhan.  Orang yang tulus tidak akan mengeluh atau menggerutu dalam mengerjakan tugas pelayanannya.

     Tidak banyak orang dikatakan sebagai sahabat Tuhan selain Abraham dan Musa.  Lalu ada Daud yang disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan.  Apakah kita rindu menjadi sahabat Tuhan?  Hiduplah dalam kejujuran dalam ketulusan.

Daud berkata,  "Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau"  (Mazmur 25:21)