Sunday, July 3, 2011

TUHAN BERGAUL ERAT DENGAN ORANG JUJUR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Juli 2011 -

Baca:  Amsal 3:27-35

"Karena orang yang sesat adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi dengan orang jujur Ia bergaul erat."  Amsal 3:32

Jikalau kita ingin memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, bergaul karib dengan Dia dan menjadi sahabatNya, ada hal-hal yang harus kita perhatikan.  Itu tidak asal.

     Syarat untuk bisa karib dengan Tuhan adalah harus hidup jujur dan tulus, karena  "...dengan orang jujur Ia bergaul erat."  Artinya kita harus menjadi orang yang terbuka di hadapan Tuhan dan tidak ada sesuatu yang kita tutup-tutupi atau sembunyikan.  Waktu kita berdoa, apa pun masalah, pergumulan, kekurangan, sukacita, bahagia, harus kita sampaikan semua kepadaNya dengan jujur dan terbuka sehingga hubungan kita denganNya tidak kaku atau sekedar pergaulan biasa, melainkan pergaulan yang sangat erat dari hati ke hati.  Ketika keintiman dengan Tuhan sampai pada taraf seperti itu kita akan bertumbuh dalam persekutuan denganNya dan kita akan semakin mengasihi Dia.  Tertulis:  "Siapa berjalan dengan jujur, takut akan Tuhan, tetapi orang yang sesat jalannya menghina Dia."  (Amsal 14:2).

     Tidak mudah menjadi orang yang jujur di zaman sekarang ini di mana banyak orang yang hidup dalam ketidakjujuran.  Mereka berprinsip:  "Jujur ajur"  (bahasa Jawa - Red.), artinya jika kita jujur kita pasti akan hancur.  Tetapi sebagai orang percaya kita dituntut untuk hidup dalam kejujuran.  Bagaimana kita bisa menjadi seorang yang jujur?  Kita harus hidup dalam ketulusan hati.  Alkitab mencatat,  "Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya."  (Amsal 11:3).  Jika kita ingin hidup jujur terhadap Tuhan kita juga harus tulus terhadap Dia.  Orang yang tulus adalah orang yang mengasihi Tuhan tanpa syarat, yang dalam melakukan segala sesuatu tidak akan menuntut upah.  Mengapa ada banyak pelayan Tuhan yang berselisih?  Karena mereka tidak tulus melayani Tuhan.  Orang yang tulus tidak akan mengeluh atau menggerutu dalam mengerjakan tugas pelayanannya.

     Tidak banyak orang dikatakan sebagai sahabat Tuhan selain Abraham dan Musa.  Lalu ada Daud yang disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan.  Apakah kita rindu menjadi sahabat Tuhan?  Hiduplah dalam kejujuran dalam ketulusan.

Daud berkata,  "Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku, sebab aku menanti-nantikan Engkau"  (Mazmur 25:21)

Saturday, July 2, 2011

LAHIR BARU: Dimerdekakan Dari Dosa!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Juli 2011 -

Baca:  Roma 8:1-17

"Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut."  Roma 8:2

Seseorang yang lahir baru berarti telah dimerdekakan dari kuasa dosa, dosa tidak berkuasa lagi atas hidupnya.  Banyak orang yang mengaku bahwa ia sudah dilahirkan kembali atau lahir baru, tetapi kenyataannya mereka masih hidup di dalam dosa atau terikat oleh dosa-dosa tertentu:  tidak bisa mengampuni orang lain, menyimpan kepahitan dan sakit hati, korupsi, berzinah, suka melihat situs-situs porno di internet dan sebagainya.  Ada pula yang masih terikat dengan kepercayaan nenek moyang atau takhayul dengan pergi ke paranormal atau dukun untuk minta kekayaan atau sekedar ingin tahu nasibnya.  Firman Tuhan menegaskan,  "...jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua.  Latihlah dirimu beribadah."  (1 Timotius 4:7).  Selama kita masih hidup dalam kegelapan kita belum lahir baru.

     Seseorang yang lahir baru tidak lagi hidup dalam kegelapan karena sudah di dalam terang Allah.  Oleh karena itu   "...marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!  Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati.  Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya."  (Roma 13:12b-14).  Saat kita hidup dalam terang Allah (kebenaranNya) kita pasti akan mengalami kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera dan ketenteraman (baca Yesaya 32:17).  Di zaman sekarang ini banyak orang kehilangan damai sejahtera dalam hidupnya karena mereka tidak lagi hidup dalam kebenaran, sehingga mereka berusaha mencari kedamaian dan ketenangan dengan pergi ke tempat-tempat hibuaran malam, mengkonsumsi narkoba dan sebagainya, padahal itu bukanlah jalan keluar, justru membawa mereka kepada kehancuran.

     Seseorang yang lahir baru, selain hidup dalam terang Tuhan, kehidupannya juga menjadi terang (kesaksian) bagi orang lain.  Bagaimana kehidupan Saudara?  Sudahkah kita benar-benar bisa dikatakan seorang Kristen yang lahir baru?

"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  1 Yohanes 2:6