Friday, July 1, 2011

LAHIR BARU: Hidup Sebagai Manusia Baru!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Juli 2011 -

Baca:  Yohanes 3:1-13

"Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan oleh Roh, adalah roh."  Yohanes 3:6

Pada suatu malam Nikodemus datang kepada Yesus hendak menanyakan sesuatu kepadaNya.  Namun sebelum ia menyampaikan unek-uneknya Yesus sudah tahu apa yang hendak ditanyakan olehnya, yaitu perihal keselamatan.  Yesus pun berkata,  "...sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."  (ayat 3).  Jawaban Yesus ini membuat Nikodemus bertanya-tanya dalam hati,  "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua?  Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"  (ayat 4).  Secara lahiriah adalah mustahil seseorang yang sudah dilahirkan ke dalam dunia ini dapat masuk ke dalam rahim seorang wanita untuk dilahirkan kembali.  Jangankan orang yang sudah tua, balita pun tidak dapat dilahirkan kembali.

     Apa yang dimaksud dengan 'dilahirkan kembali'?  Dalam hal ini, yang dilahirkan kembali adalah 'manusia roh' kita (bukan tubuh lahiriah), supaya kita dapat melihat Kerajaan Allah.  Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa kita dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah karena kasih dan anugerah Tuhan semata, bukan hasil dari perbuatan baik yang telah kita lakukan,  "...tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,"  (Titus 3:5).  Pertanyaannya sekarang:  sudahkah kita menjadi seorang Kristen yang benar-benar telah lahir baru?  Menjadi Kristen bertahun-tahun, rajin datang ke gereja setiap Minggu atau mungkin sudah terlibat pelayanan bukanlah suatu ukuran bahwa kita sudah lahir baru.

     Ada pun tanda bahwa seseorang telah lahir baru adalah kehidupannya yang berubah dari hari ke sehari, memiliki karakter seperti Kristus dan ada buah-buah roh yang dihasilkan.  Lahir baru berarti hidup kita juga baru;  kehidupan lama harus benar-benar kita tinggalkan, dan kita  "...mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya."  (Efesus 4:24), sebab   "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:  yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).

Jadi, lahir baru berarti tidak lagi hidup menurut daging, tapi dipimpin oleh Roh.

Thursday, June 30, 2011

SETIAP HARI ADALAH HARINYA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Juni 2011 -

Baca:  Mazmur 118

"Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!"  Mazmur 118:24

Hari ini kita memasuki hari terakhir bulan Juni 2011.  Kita rasakan bahwa setiap hari yang telah terlewati itu penuh dengan warna.  Ya, inilah  "...hari yang dijadikan Tuhan."  Berbicara tentang hari, orang memiliki pendapat berbeda-beda.  Mereka percaya ada hari yang baik dan ada pula hari yang tidak baik;  ada hari yang membawa keberuntungan dan ada hari yang membawa sial;  ada bulan baik dan juga bulan yang kurang baik, karenanya banyak orang merasa perlu berhati-hati dalam memilih hari, tidak sembarangan.  Contohnya ketika orang hendak mengadakan suatu acara, seperti pernikahan, pindah rumah atau hendak mengadakan syukuran, mereka tidak sembarangan menetapkan hari.  Mereka berkonsultasi terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua, atau bahkan sampai pergi ke dukun atau paranormal meminta petunjuk tentang hari apa yang dianggap baik untuk menggelar acara tersebut.  Yang paling menyedihkan masih banyak orang Kristen yang melakukan tindakan semacam ini.

     Kita harus memahami bahwa setiap kesempatan atau hari baru adalah anugerah dari Tuhan untuk kita pergunakan sebaik mungkin.  Semua hari adalah sama, yang membedakan adalah sikap hati dan pikiran kita.  Apa yang sedang berkecamuk di dalam hati dan pikiran kita akan menciptakan hari-hari yang akan kita lalui.  Bila kita memulai hari dengan perasaan senang, hari yang kita jalani pun akan berdampak positif.  Sebaliknya jika kita mengawali hari dengan kemarahan, persungutan, putus asa dan kekecewaan, maka sepanjang hari itu akan berubah menjadi hari yang kelabu dan malang bagi kita.

     Kunci untuk menikmati hari baik adalah mengandalkan Tuhan setiap hari.  Bergaul karib dengan Tuhan setiap hari akan menjaga hati dan pikiran kita sehingga kita mampu melihat dan menyikapi segala sesuatu secara positif.  Sikap inilah yang membuat hari-hari kita menjadi baik sehingga hati kita pun akan melimpah dengan ucapan syukur.  Inilah yang dirasakan Daud:  "Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Tuhan, yang membiarkan aku diam dengan aman."  (Mazmur 4:9).  Daud menjalani hari dengan tenteram karena ia senantiasa karib dengan Tuhan.

Jika Tuhan yang baik itu menyertai kita dan kita pun tinggal di dalam Dia setiap hari, maka hari-hari yang kita lalui pun menjadi hari yang baik!