Saturday, June 25, 2011

DIREMEHKAN MANUSIA? Tetap Andalkan Tuhan!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juni 2011 -

Baca:  Hakim-Hakim 8:4-21

"Inilah Zebah dan Salmuna yang karenanya kamu telah mencela aku dengan berkata:  Sudahkan Zebah dan Salmuna itu ada dalam tanganmu, sehingga kami harus memberikan roti kepada orang-orangmu yang lelah itu?"  Hakim-Hakim 8:15

Siapakah orang yang berhasil itu?  Seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang berhasil apabila ia memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan:  rumah mewah, mobil, emas, deposito di bank dan juga jabatan atau kedudukan yang mentereng dan sebagainya.  Itulah cara pandang dunia tentang keberhasilan dalam diri seseorang.  Dunia selalu melihat keberhasilan sebatas hal-hal yang lahiriah atau yang kelihatan secara kasat mata, tidak peduli apakah didapat dengan cara yang salah atau menyimpang dari jalan Tuhan.  Orang-orang seperti itulah yang dikagumi, disegenai dan memiliki banyak 'sahabat dan saudara'.  Sebaliknya orang yang sederhana dan tidak memiliki apa-apa menurut penilaian sesamanya seringkali diabaikan dan diremehkan.  Mungkin saat ini kita tidak punya sesuatu yang dapat dibanggakan;  jangan berkecil hati dan putus asa, karena Alkitab menyatakan,  "dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, "  (1 Korintus 1:28).

     Inilah yang dialami oleh Gideon.  Ketika mengejar raja Midian, dengan menyebrangi sungai Yordan bersama dengan pasukannya yang berjumlah 300 orang, sampailah Gideon dan pasukannya di Sukot.  Lalu berkatalah Gideon kepada orang Sukot,  "Tolong berikan beberapa roti untuk rakyat yang mengikuti aku ini, sebab mereka telah lelah, dan aku sedang mengejar Zebah dan Salmuna, raja-raja Midian."  (Hakim-Hakim 8:5).  Tetapi permintaan Gideon itu ditanggapi dengan sinis.  Mereka sangat menyepelekan Gideon, pikir mereka:  "Apakah ia bermimpi?  Bisa menang melawan orang-orang Midian?  300 orang dibanding 15.000 orang?"

     Secara manusia memang mustahil Gideon mampu mengalahkan dan menangkap raja Midian tersebut.  Orang-orang Sukot lupa bahwa yang menyertai Gideon adalah Allah Israel, Allah yang hidup!  Meski direndahkan Gideon tetap melangkah dengan iman.  Dilihat dari sisi mana pun Gideon kalah segala-galanya, tapi yang menyertai dia adalah Allah, yang adalah Sumber segalanya.  Dan di akhir kisah dinyatakan bahwa orang-orang Midian bertekuk lutut di tangan pasukan Gideon dan orang-orang Sukot pun mendapat malu.

Bila kita mengandalkan Tuhan dalam segala hal, tidak ada yang mustahil!  Amin.

Friday, June 24, 2011

JANGAN LAGI MENOLEH KE BELAKANG (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juni 2011 -

Baca:  Roma 6:1-14 

"Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa."  Roma 6:6

Tuhan ingin kita benar-benar meninggalkan cara hidup kita yang lama dan hidup dalam pertobatan.  Bertobat artinya hidup kita berubah 180 derajat.  Jika selama ini kita masih melakukan perbuatan dosa secara sembunyi-sembunyi berarti kita belum bertobat.  Alkitab menasihatkan,  "Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu."  (2 Korintus 6:17).

     Mari kita belajar dari kehidupan Paulus:  "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."  (Filipi 3:13-14).  Paulus tidak mau menoleh ke belakang hidup lama.  Masa lalu telah dikubur dalam-dalam, bahkan ia pun berkata,  "...yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.  Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya.  Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah,..."  (Filipi 3:7-8).

     Mengapa kita harus melupakan apa yang ada di belakang kita dan tidak boleh menoleh ke belakang?  Setelah percaya kepada Yesus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat status kita pun berubah:  kita adalah ciptaan baru, maka sudah selayaknya kita hidup dalam kehidupan yang baru bersama dengan Kristus.  Kita harus hidup seturut dan selaras dengan kehendak Tuhan di dalam firmanNya.  Kehidupan baru inilah yang sekarang harus menjadi fokus dan perhatian kita.  Bagaimana kita setiap hari harus menyenangkan hati Tuhan dan bukannya melakukan perbuatan-perbuatan dosa lagi.  Tidak menoleh ke belakang juga berarti tidak boleh mengingat-ingat dosa kita lagi, karena bisa saja Iblis menggunakan ingatan itu untuk menjatuhkan dan mengintimidasi kita agar kembali kepada dosa.

Jika kita berani mengambil komitmen untuk mengikut Yesus, apa pun resikonya harus kita pikul tanpa menoleh ke belakang dan tanpa mengingat-ingat apa yang dulu pernah kita lakukan.