Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juni 2011 -
Baca: 1 Samuel 2:11-26
"Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan Tuhan, sebab mereka mamandang rendah korban untuk Tuhan." 1 Samuel 2:17
Hofni dan Pinehas adalah anak imam Eli. Pastilah mereka bukan seperti anak-anak muda pada umumnya karena keduanya juga memegang jabatan sebagai imam Tuhan (baca 1 Samuel 1:3b), seperti tidak memiliki kehidupan yang berkenan kepada Tuhan; hidup mereka jauh dari yang diharapkan, padahal status mereka adalah 'imam' nya Tuhan. Anak-anak imam Eli berlaku sangat jahat di hadapan Tuhan. Alkitab menyatakan, "Adapun anak-anak lelaki Eli adalah anak-anak dursila; mereka tidak mengindahkan Tuhan," (1 Samuel 2:12). Dalam hal ini, siapa yang salah? Pasti imam Eli selaku orangtua memiliki andil besar mengapa anak-anaknya seperti itu. Seandainya imam Eli bersikap tegas dan mendidik mereka dengan benar pastilah mereka tidak akan melakukan hal-hal yang jahat, sebaliknya akan menghargai panggilan Tuhan atas hidup mereka sebagai imam.
Hofni dan Pinehas memang berjubahkan imam tetapi hati mereka menjauh dari Tuhan. Tak beda jauh dari kehidupan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi! Alkitab menyatakan, "hai kamu orang-orang munafik,...cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. ...kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran." (Matius 23:25, 27). Tugas seorang imam seharusnya sebagai pengantara, membawa orang lain kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi mereka. Tetapi itu tidak dilakukan oleh anak-anak imam Eli, mereka malah mengambil keuntungan dari orang lain demi kepuasan diri sendiri.
Kita adalah imam-imamnya Tuhan (baca Wahyu 1:5b-6); kita dipanggil untuk melayani jiwa-jiwa dan membawanya kepada Kristus. Oleh karena itu kehidupan kita harus menjadi berkat bagi mereka, bukan menjadi batu sandungan.
Kita harus tegas terhadap dosa, jangan menjadi orang-orang yang munafik seperti anak-anak imam Eli yang gagal mengerjakan panggilan Tuhan!
Monday, June 20, 2011
Sunday, June 19, 2011
MELAYANI TUHAN: Beri yang Terbaik!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juni 2011 -
Baca: Kolose 1:24-29
"Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus." Kolose 1:28
Di hari-hari akhir ini kita harus memanfaatkan sisa waktu yang ada dengan sebaik-baiknya untuk mengerjakan Amanat Agung dari Tuhan. Tuhan telah memanggil kita untuk menjadi rekan kerjaNya. Jadi "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Alkitab menyatakan, "...bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?" (Roma 10:14b, c-15a).
Inilah tugas kita yaitu mewartakan Kristus kepada dunia ini melalui kehidupan kita. Tuhan menghendaki kehidupan anak-anakNya menghasilkan, dan salah satunya adalah buah jiwa. Menjadi orang benar saja tidaklah cukup, harus disertai dengan pelayanan. Itulah sebabnya kita harus memiliki peranan! Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan telah menentukan dari semula panggilan keselamatan untuk kita, dan panggilan itu diteruskan kepada panggilan untuk melayani sebagaimana tertulis: "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman ... Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru." (2 Timotius 1:9, 11).
Bagaimana respons kita terhadap panggilan melayani ini? Kita harus meresponsnya dengan seluruh hidup kita sehingga kita dapat bertumbuh secara dewasa dalam kerohanian. Kita harus menambah jam-jam doa kita dan terus mempelajari firman Tuhan, sebab seorang pelayan Tuhan harus mengerti dan memiliki dasar yang kuat akan firman supaya bisa melayani orang lain. Jangan pernah berkata, "Aku tidak mampu!" sebab setiap kita yang telah dipanggil Tuhan untuk melayani pekerjaanNya pasti telah diberikan karunia untuk dapat melayani pekerjaanNya. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk berkata, "Tidak tahu harus berbuat apa dalam pelayanan."
Selama kita masih bernafas berilah yang terbaik bagi Tuhan!
Baca: Kolose 1:24-29
"Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus." Kolose 1:28
Di hari-hari akhir ini kita harus memanfaatkan sisa waktu yang ada dengan sebaik-baiknya untuk mengerjakan Amanat Agung dari Tuhan. Tuhan telah memanggil kita untuk menjadi rekan kerjaNya. Jadi "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Alkitab menyatakan, "...bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?" (Roma 10:14b, c-15a).
Inilah tugas kita yaitu mewartakan Kristus kepada dunia ini melalui kehidupan kita. Tuhan menghendaki kehidupan anak-anakNya menghasilkan, dan salah satunya adalah buah jiwa. Menjadi orang benar saja tidaklah cukup, harus disertai dengan pelayanan. Itulah sebabnya kita harus memiliki peranan! Alkitab menjelaskan bahwa Tuhan telah menentukan dari semula panggilan keselamatan untuk kita, dan panggilan itu diteruskan kepada panggilan untuk melayani sebagaimana tertulis: "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman ... Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru." (2 Timotius 1:9, 11).
Bagaimana respons kita terhadap panggilan melayani ini? Kita harus meresponsnya dengan seluruh hidup kita sehingga kita dapat bertumbuh secara dewasa dalam kerohanian. Kita harus menambah jam-jam doa kita dan terus mempelajari firman Tuhan, sebab seorang pelayan Tuhan harus mengerti dan memiliki dasar yang kuat akan firman supaya bisa melayani orang lain. Jangan pernah berkata, "Aku tidak mampu!" sebab setiap kita yang telah dipanggil Tuhan untuk melayani pekerjaanNya pasti telah diberikan karunia untuk dapat melayani pekerjaanNya. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk berkata, "Tidak tahu harus berbuat apa dalam pelayanan."
Selama kita masih bernafas berilah yang terbaik bagi Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)