Friday, June 17, 2011

PERKATAAN IMAN MEMBAWA PEMULIHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juni 2011 -

Baca: Markus 7:24-30

"Maka kata Yesus kepada perempuan itu:  'Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu,' "  Markus 7:29

Ada seorang wanita dari bangsa Siro-Fenesia yang memiliki seorang anak perempuan sedang kerasukan roh jahat.  Wanita itu datang dan memohon kepada Tuhan Yesus supaya Ia mengusir roh jahat itu dari anaknya.  Simaklah tanggapan Yesus;  "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."  (ayat 27).  Meski perkataan Yesus begitu pedas dan sepertinya wanita itu tidak dianggap, ia tetap meresponsnya dengan penuh kerendahan hati,  "Benar, Tuhan.  Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."  (ayat 28).  Ia percaya bahwa Yesus memiliki kuasa dan sanggup melakukan mujizat.

     Apakah Tuhan Yesus tidak mengasihi wanita itu?  Bukan.  Itu karena belum waktunya wanita itu menerima anugerah dari Tuhan.  Namun kerendahan hatinya telah menggerakkan tangan Tuhan untuk bertindak sehingga wanita itu akhirnya beroleh anugerah dari Tuhan, seperti tertulis:  "...orang yang rendah hati dikasihani-Nya."  (Amsal 3:34b).  Adalah tidak mudah menjadi orang yang rendah hati, apalagi bila kita sedang berada 'di atas'.  Namun untuk mengalami pertolongan dari Tuhan dan hidup semakin dikenan oleh Dia kita harus belajar rendah hati.  Melalui perkataannya yang bermuatan iman wanita ini beroleh jawaban dari Tuhan;  ketika pulang ke rumah  "...didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar."  (Markus 7:30).

     Apakah perkataan kita sehari-hari senantiasa menyatakan iman?  Ataukah ucapan kita hanya berisikan keluh kesah karena sakit yang tak kunjung sembuh, kekecewaan, kegagalan, dan ketidakberdayaan?  Berubahlah!  Jangan pernah mengucapkan hal-hal yang sia-sia!  Kita harus memiliki ucapan-ucapan yang mengundang kuasa Tuhan terjadi.  Mari latih mulut kita untuk memperkatakan firman Tuhan.  Alkitab menegaskan,  "Tidak satu pun firman-Ku akan ditunda-tunda.  Apa yang Ku firmankan akan terjadi, demikianlah firman Tuhan Allah."  (Yehezkiel 12:28).  Seburuk apa pun keadaan kita saat ini, selalu ada harapan di dalam Tuhan.  Kita harus tetap percaya pada janji firmanNya.  Karena itu perkataan firman dengan iman.

Saatnya kita mengubah apa yang kita perkatakan dan jangan terpengaruh keadaan yang ada!

Thursday, June 16, 2011

SENANTIASA BERPEGANG PADA PERINTAH TUHAN!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juni 2011 -

Baca:  Amsal 7

"Hai anakku, berpeganglah pada perkataanku, dan simpanlah perintahku dalam hatimu."  Amsal 7

Salomo, selain sebagai raja yang besar dan sangat kaya, ia juga sangat dikenal di antara bangsa-bangsa lain karena hikmatnya yang luar biasa.  Hikmat yang ada dalam diri Salomo adalah pemberian dari Tuhan.  Dalam amsalnya Salomo mengajarkan begitu banyak hikmat dan itu sangat berguna bagi kehidupan orang percaya.  Bila kita mau merenungkan ayat demi ayat kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga bagi perjalanan kekristenan kita.  Dikatakan,  "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian."  (Amsal 9:10).

     Langkah awal untuk memperoleh hikmat adalah ketika kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, dengan kerendahan hati mau tunduk kepada kehendakNya.  Ketika kita memilih untuk hidup di jalan Tuhan, hikmat dari Tuhan akan dicurahkan bagi kita sehingga dengan hikmatNya itu kita dapat berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.  Hidup Salomo sangat diberkati Tuhan karena ia senantiasa mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

     Ingin beroleh pemeliharaan dan berkat-berkat dari Tuhan?  Inilah kuncinya:  1.  "Berpeganglah pada perintahku,...  simpanlah ajaranku seperti biji matamu."  (Amsal 7:2).  Di segala aspek kehidupan kita harus selaras dengan firman Tuhan.  Di mana pun berada dan dalam keadaan apa pun kita harus tetap berpegang teguh pada firmanNya.  Jadi tidak ada kata kompromi terhadap dosa!  Bahkan kita diperintahkan untuk menyimpan ajaran firman itu seperti kita menjaga biji mata sendiri.  Siapa pun kita pasti berusaha untuk melindungi dan memelihara matanya begitu rupa, jangan sampai ada orang lain yang menyentuh atau menyakiti mata kita.  2.  "Tambatkanlah semuanya itu pada jarimu, dan tulislah itu pada loh hatimu."  (Amsal 7:3).  Dengan membaca dan merenungkan firman Tuhan setiap hari akan membuat firman itu termeteraikan di dalam hati kita;  firmanNya akan selalu mengingatkan di setiap langkah hidup kita.  Oleh karena itu mari kita praktekkan firman yang kita baca setiap hari sehingga firman itu akan senantiasa melekat dalam hidup kita;  "...dengan demikian perjalanan akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).

Jangan sekali-kali meremehkan firman Tuhan, karena firmanNya adalah perkataan Tuhan sendiri dan mengandung kuasa!  Sudahkah kita berpegang padaNya?